Part 21

186K 16.4K 1.4K
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

^^^

Nabella mencepol tinggi rambut panjangnya, bagian lengan panjang juga digulung hingga siku.

Pagi ini Nabella berniat membersihkan seluruh kamar Atlas dengan versi baru. Walaupun sebelumnya kamar Atlas memang sudah bersih dan rapi namun entah kenapa hawa nya terlalu gelap.

Perempuan itu membuka kantong sampah berwarna hitam untuk membuang barang-barang yang tidak diperlukan, dia juga membuang barang-barang yang mudah pecah. Mengingat Atlas akan memasuki tahap berhenti mengkonsumsi narkoba, maka banyak kemungkinan emosi Atlas akan tidak stabil. Nabella tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti bunuh diri.

Ketika seseorang memutuskan untuk berhenti dari penggunaan narkoba, mereka akan mengalami gejala sakaw, dimana reaksi tubuh akan berubah drastis. Gejala emosional hingga gejala fisik akan terjadi ketika seseorang mengalami sakaw.

Nabella meletakan sebuah krusifiks dengan korpus tiga dimensi dengan ukuran sedang yang diletakan di atas meja. Tujuannya agar Atlas terus teringat bahwa dimanapun, kapanpun atau bahkan di waktu tersulit sekalipun, Tuhan akan selalu membantu dan menemani kita.

Melihat semuanya sudah tertata rapi, Nabella mengikat plastik sampah yang sudah terisis lalu meletakkannya di depan kamar.

Tidak lupa Nabella juga sedikit menyemprot kamar Atlas dengan parfum miliknya dengan wangi Lavender.

Merasa semua sudah selesai Nabella keluar dari kamar Atlas, dia juga membenarkan sedikit pakaiannya terutama bagian lengan. Nabella menutup kembali kamar Atlas lalu mengambil plastik sampah yang akan dibuang ke halaman depan agar penjaga yang menyerahkannya pada pengangkut sampah yang sore nanti akan lewat.

"Aaaa" Nabella terkejut dengan kemunculan Agam di depan wajahnya ketika dia membalikan badan.

"Hai, sorry ngagetin lo" Agam tertawa konyol seraya menampilkan deretan gigi rapinya.

"Kamu lagi ngapain? Kenapa nggak ke ruang makan?" Tanya Nabella sedikit heran, sebab ini sudah memasuki sarapan pagi.

"Oh itu, gua tadi muter-muter tapi nggak ketemu dimana ruang makan. Jadi gua balik lagi ke kamar, eh malah liat lo di depan kamar Atlas" Jawab Agam yang dalam hati tidak henti-hentinya memuji kecantikan Nabella, terlebih rambut perempuan itu di cepol tinggi memperlihatkan leher putih yang jenjang. Sialnya, malah terlihat semakin cantik.

'Sialan-sialan, kenapa dia pake keringetan segala sih anjing' Umpat Agam seraya menahan diri.

Nabella sedikit menyerngit bingung, padahal ruang makan hanya tinggal lurus lalu belok kanan dan di ujung lorong sudah terlihat plang dengan tulisan ruang makan. Sekalipun keliling tempat, ujung-ujungnya juga akan ketemu ruang makan.

"Kamu tinggal lurus dari sini terus belok kanan sesudah kamar 245 lalu lurus terus kamu udah ketemu ruang makan" Ujar Nabella seraya menggerakkan tangannya sesuai intrusi yang keluar dari mulutnya.

Sedangkan Agam hanya mengangguk-angguk kepala dengan mata yang hanya fokus pada wajah Nabella.

"Kamu ngertikan?"

Agam menggeleng "Nggak, bisa nggak sekalian sama lo aja perginya. Nanti kalau gua nyasar lagi gimana?"

"Tapi aku harus buang sampah dulu"

"Yaudah gua ikut kemanapun lo pergi"

Nabella dilanda kebingungan, satu sisi dia tidak mungkin menolak karena memang sudah tugasnya kan dan satu sisi dia sudah berjanji pada Atlas untuk tidak berdekatan dengan Agam.

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang