Part 44

103K 6.3K 217
                                    

Happy reading 💕

^^^

Sudah hampir 2 jam Atlas, Biru dan Agam membersihkan bagian ruang kelas, ruang baca, ruang televisi dan kini berakhir di ruang musik. Biru langsung melempar kanebo ke lantai lalu merebahkan tubuhnya di lantai yang terasa dingin.

“Ah enaknya….ya Allah capek banget” Keluh Biru seraya memejamkan mata, tangannya dengan sengaja di rentangkan agar semua tubuhnya merasakan dinginnya lantai. Sedangkan Atlas menyandar pada tembok di sebelah lemari gitar dan Agam ikut merebahkan tubuhnya di lantai tak jauh dari Biru.

“Masih ada berapa hari lagi sih” keluh Biru kembali dengan mata yang masih terpejam, dia benar-benar tidak sanggup jika harus melakukan bersih-bersih lagi. piket yang sudah terjadwalkan saja membuat dia capek, apalagi ini yang hampir semua ruangan dia yang membersihkannya.

“Baru juga sehari, udah ngeluh terus” Ujar Agam pada Biru yang entah ini sudah yang keberapa Biru mengeluh, pria itu sedari awal saja sudah mengeluh. Rasanya dia ingin sekali melakban mulut Biru yang terus mengeluh tanpa henti.

Pikiran bahwa dia akan menerima hukuman dengan senang hati karena dia salah, sepertinya dia akan tarik kembali. Seminggu membersihkan rehabilitasi yang ukurannya tidak kecil ini benar-benar melelahkan, padahal hukuman seminggu termasuk hukum ringan. Untungnya pak Tino masih berbaik hati, memberikan mereka semua hukuman hanya seminggu, mungkin jika itu bukan pak Tino hukumannya akan lebih berat.

“Atlas lo diam aja dari tadi, ngomong kek. Jangan sampe gua kira lo kesurupan lagi” Kata Biru dengan tubuhnya sedikit terangkat dengan menopang dengan kedua tangan di belakang untuk melihat Atlas yang memejamkan mata.

“Wah tidur kayaknya tuh” Lanjutnya kembali, membuat Agam juga ikut bangun dnegan posisi yang sama seperti Biru. Keduanya menatap Atlas yang memejamkan mata “Kayaknya iya” Sahut Agam yang punya pemikiran yang sama dengan Biru.

“Ngomong-ngomong kita udah cocok banget bertiga ya, best friend forever! Yeaa yeaaa” Ujar Biru seraya meniru trend di sosial media TikTok, lalu dia menatap Agam yang hanya diam memandangnya “Lo nggak tau yang di TikTok-TikTok itu?” Agam menggeleng “Ah kurang gaul lo, besok-besok gua ajarin. Kita bikin TikTok bertiga pake hp petugas rehab aja gimana?”

“Nggak tertarik” Tolak Agam sambil kembali merebahkan tubuhnya

“Seru ege, lu harus coba”

“Berisik Biru, gua mau tidur!”

“Ck! Nggak asik!”

^^^

“Kalian ini sedang masa hukuman, kenapa malah tidur?” Seru Pak Tino dengan kedua tangannya yang bertengger di pinggang. Baik Atlas, Biru dan Agam ketiganya hanya menunduk dengan mata mereka yang terpejam karena rasa ngantuk.

Ketika pak Tino sedang memantau pasien yang dalam masa hukuman, Pak Tino melewati ruang musik, saat pintu dibuka dia melihat Atlas, Biru dan Agam yang tertidur pulas. Dengan posisi Biru dan Agam saling berpelukan sedangkan Atlas dalam posisi duduk dengan tubuh yang menyandar pada tembok sedangkan kepalanya sedikit menyandar pada lemari gitar.

“Kalian mau hukam kalian ditambah?”
“Jangan pak” Teriak Biru yang langsung mendongak menatap Pak Tino dengan wajah yang mengantuk

“Saya nggak sanggup pak kalau hukumannya ditambah” Sambungnya dengan wajah melas dicampur wajah ngantuk karena berulang kali Biru menguap besar di hadapan pak Tino.

“Ya kalau begitu kerjakan tugas kalian dengan benar, jangan tidur-tiduran seperti tadi. Jika saya melihat kalian masih tidak menjalani tugas kalian dengan benar dan malah tidur-tiduran dan leha-leha. Saya akan menambah hukam kalian lebih berat. Mengerti?” Tegas Tino pada ketiganya yang menunduk sambil memejamkan mata

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang