Happy reading 💕
^^^
Selama seminggu Doni tidak pernah absen untuk mengunjungi Luna di kediaman Olivia. Setiap berkunjung Doni selalu membawa makanan kesukaan Luna, mengganti bunga yang layu dengan bunga yang baru. Bercerita pada Luna tentang hal-hal manis yang pernah mereka lewati bersama, meskipun Luna hanya diam memandangi wajahnya.
Setiap seminggu sekali Luna akan melalukan pemeriksaan kesehatan mental. Ketika melakukan pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa kesehatan mental Luna sudah mulai membaik, meskipun Luna sewaktu-waktu akan merasa marah dan sedih. Hal itu karena Luna masih belum menerima apa yang terjadi di hidupnya, dia masih menyalahkan dirinya sendiri, dan ingatan dimasa lalu yang tidak mengenakkan juga akan muncul. Kabar baiknya, Luna sudah bisa diajak bicara, sudah mulai bisa tertawa, tatapan kosong itu juga perlahan menghilang.
Saat mendengar hal baik tentang kesehatan Luna, Doni bersyukur. Setelah ini dia akan semakin berjuang untuk mengembalikan kesehatan mental Luna, apapun caranya Doni akan tetap melakukannya demi Luna.
Kemarin Doni juga telah membawa Luna ke rumah sakit tempat Luna menjalani pemeriksaan tentang penyakit jantungnya. Dokter bilang, bahwa kondisi jantung Luna bisa dikatakan dalam keadaan baik. Tetapi dokter berpesan untuk tidak membuat Luna kambali depresi dan stress karena itu bisa memicu kesehatan pada jantung Luna. Luna tidak boleh stres, depresi apalagi merasa tertekan, jangan mengingatkan pada sesuatu yang memicu Luna kembali mengingat hal yang menyakitkan untuk dirinya.
Setiap hari Olivia juga selalu membawa Luna untuk menghirup udara segar di pagi hari, setelah itu Olivia dan mamanya membantu Luna untuk olahraga. Mama Oliva juga selalu menyiapkan buah, jus buah, dan makanan sehat lainnya untuk Luna. Setiap malam, Olivia akan bercerita tentang Nabella saat bekerja dulu. Luna benar-benar diperlakukan sangat baik oleh keluarga Olivia, mungkin itu merupakan balasan atas kebaikan Luna pada Olivia dulu.
Luna selalu menyiapkan bekal untuk Olivia sejak Nabella dan Olivia duduk di bangku SMA, Luna bahkan memperlakukan Olivia seperti putri keduanya.
“Makan yang banyak ya sayang” Ujar lembut Doni sambil menyuapi sarapan pagi kedalam mulut Luna yang terbuka sangat kecil. Luna memandangi wajah Doni sangat teliti mulai dari mata, hidung, dan bibir.
Doni tersenyum gemas melihat bagaimana Luna lagi-lagi memandangi wajahnya dengan tatapan bingung dengan alis yang menyatu. “Kenapa sayang?” Usapan lembut di pipi, membuat Luna terkejut dan menjauh dari Doni.
“Maaf buat kamu kaget ya, sini deketan. Luna harus habisin makanannya, kalau ada Nana disini pasti Luna diomelin karena nggak habisin makanan” Ucap Doni seraya mengingat bagaimana Nabella berubah sangat bawel, ketikan Luna sangat sulit untuk makan.
“Nana”
“Nana”
“Nana cantik”
Doni berdiri dan duduk di tepi kasur, dia menruh piring di tas meja lalu sedikit menarik Luna agar lebih dekat dengannya. “Nana cantik, seperti Luna. Setelah Luna sehat, nanti kita bertemu Nana, oke” Kata Doni seraya membawa Luna kedalam pelukannya.
“I love you, honey” Doni mengecupan manis puncak kepala Luna
^^^
Setelah dimana Nabella memutuskan mengakhiri hubungan secara tiba-tiba. Atlas berusaha keras membujuk Nabella untuk mendengarkan kejujurannya tentang mengapa dia tidak bisa menolak dan mendorong Jihan menjauh.
Namun Nabella tetap pada pendiriannya. Dia menolak dan mengatakan bahwa dia sudah melupakan semua hal yang telah terjadi.
"Bella, aku mohon. Aku mohon dengarkan aku sebentar aja. Setelah ini, terserah kamu mau bagaimana" Atlas menatap penuh permohonan pada Nabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS (End)
Teen Fiction☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba dan tindakan pembunuhan berencana setelah kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan tunggal yang jang...