Part 18

181K 12.2K 306
                                    

Minal Aidin Wal Faidzin

Mohon maaf lahir dan batin semuanya

Siapa disini yang pada pulkam acung?

Aku☝️



Happy reading gais ❤️‍🔥

^^^

Bruk

Prang

Gelas berisi air putih terjatuh dari genggaman tangan Nabella ketika seseorang muncul dari balik tembok di persimpangan lorong.

"Maaf maaf, gua nggak sengaja"

"Nggak apa-apa tuan" Nabella langsung berjongkok mengambil pecahan gelas agar tidak terinjak

Pria yang terlihat masih mudah dengan pakaian kaos oblong berwarna abu-abu tua itu ikut berjongkok untuk mengumpulkan pecahan gelas yang berserakan karenanya.

"Jangan tuan, biar saya saja. Takut tangan tuan kena pecahan beling" Ujar Nabella ketika melihat pria di depannya ikut mengumpulkan pecahan gelas.

"Nggak papa, lagian ini juga salah gua" Pria itu kekeh untuk mengambil dan membuang pecahan tersebut ke tong sampah yang ada di depannya.

"Aww sssttt…"

"Eh….aku udah bilang biarin aja kan…. Aduh berdarah, bentar-bentar" Nabella terkejut sekaligus panik ketika pria di depannya meringis kesakitan lantaran tergores pecahan gelas.

Nabella mengambil sapu lidi yang terletak tak jauh di belakangnya, dia menyapu sisa-sisa kaca yang tidak terlihat.

Pria itu tersenyum kecil melihat wajah Nabella yang panik dan nampak terburu-buru membereskan membersihkan sisa pecahan gelas.

"Sini aku lihat tangan kamu" Pria itu menyodorkan tangan kanannya dengan senang.

Sentuhan lembut Nabella dihadapannya membuat pria itu tertegun, tangan perempuan di depannya benar-benar halus dan lembut. Sial jantungnya berdetak tak karuan ketika perempuan itu mengusap luka kecil di jari telunjuknya menggunakan tisu kering.

Tangan kiri Nabella mengambil plester yang selalu dia bawa kemanapun di kantong bajunya.

Dengan penuh kehati-hatian Nabella membalut luka tersebut menggunakan plester dengan gambar bunga berwarna pink yang terlihat sangat lucu.

"Selesai"

"Teri—

"Bella" Suara terdengar berat seperti menahan amarah terdengar dari arah samping kanan.

"Udah selesai olahraganya?" Tanya Nabella seraya menghampiri Atlas yang berdiri dengan tatapan tajam.

Atlas hanya mengangguk namun matanya hanya fokus pada satu titik yang membuatnya merasa sangat marah.

"Loh tangan kamu berdarah lagi, dan ini juga pelipis kamu kenapa bisa berdarah?"

"Jatoh"

Nabella menghela nafas panjang. Atlas terlalu ceroboh dan kecerobohan itu selalu berhasil membuat pria itu kembali terluka.

"Maaf aku lama, tadi aku ngambil minum dulu buat kamu. Tapi gelasnya pecah karena nggak senagaja tabrakan di persimpangan lorong" Ujar Nabella seraya mengeluarkan selembar tisu untuk menyeka keringat di dahi Atlas.

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang