6. Kepulangan Kanaya

16 2 0
                                    

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙗𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙣 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧

👑👑


Terdengar suara gerombolan langkah kuda dari dalam hutan. Kanaya dapat melihat ada banyak prajurit kerajaan datang dengan sebuah kereta kuda dan terlihat seorang wanita dengan setelan pelayannya datang menghampiri Kanaya.

Elena langsung saja memeluk erat tubuh Kanaya, dia sangat bersyukur Kanaya baik-baik saja dan terlihat sangat terawat dengan tubuh berisinya.

Terlihat Kanaya sangat baik. Bagaimana tidak baik, ada seseorang yang menjaga dengan baik selama ini dan Kanaya sangat bahagia. Itulah sebabnya dia terlihat baik-baik saja.

Kanaya tidak membalas pelukan itu, dia masih mengingat keras siapa wanita yang tengah memeluknya ini wajahnya terlihat tidak asing.

Elena melepas pelukannya dan perlahan memberi jarak. Dia terus menatap Kanaya dari atas sampai bawah, Sangat cantik.

"Nona Kanaya, apa nona masih mengingat saya?" tatapan berharap Elena tampilkan, dia sangat berharap nona kecilnya ini masih mengingat dirinya. Pasalnya sudah sangat lama mereka tidak bertemu dan terakhir kalinya saat Kanaya berusia 5 tahun.

"Dayang Elena?" jawab Kanaya akhirnya mengingat. Dia tersenyum lebar dan cepat memeluk tubuh Elena erat. Dia merindukan Dayang nya ini, Elena yang merawatnya bahkan saat dia baru lahir. Bagaimana dia bisa lupa?

Elena membalas pelukan itu, dia juga ikut senang Kanaya masih mengingat dirinya.
"Baguslah nona masih mengingat saya. Saya sangat senang nona"

"Saya di utus oleh ayahanda nona Kanaya untuk menjemput nona kembali ke istana"

Kanaya mengangguk paham. Dia segera membawa barangnya namun Elena melarangnya. "Jangan nona, tinggalkan semua barang nona. Nona akan mendapat yang baru dari istana"

Kanaya mengangguk paham, lagipula tak ada yang berarti dari semua barang buruknya. Namun saat ingin pergi, dia terhenti saat kelupaan sesuatu.

Dia kembali memasuki gubuk dan membuka laci kecilnya. Terlihat baru Giok hijau yang selalu Kanaya simpan. Dia mengambilnya beserta dua batu yang terlihat sebuah lukisan wajah Kanaya dan Leon.

Setelahnya merasa lengkap, Kanaya menaiki kereta kuda dengan Elena yang sudah menunggunya. Mereka segera pergi dari hutan menuju kota dengan perjalanan selama 3 hari.

Setelah perjalanan panjang menuju kota. Kanaya dan Elena saling bertukar cerita dan selalu berbicara dengan akrab. Elena menceritakan kondisi istana saat ibu Kanaya meninggal, keadaan semakin buruk saat selir Alex dinaikkan menjadi istrinya.

Tentang seluruh kerinduan yang dirasakan Lusiana, seorang ibu itu selalu menangis di setiap malamnya dan tak jarang semasa hidupnya. Dia mencurahkan kerinduannya pada Elena. Lusiana sangat merindukan putrinya Kanaya. Dan akhirnya Kanaya kembali pulang ke kediaman Lusiana. Walau wanita itu sudah tiada, namun kenangan indah masih tersimpan di kediaman itu.

Bukan hanya Elena, Kanaya juga menceritakan hal yang menyenangkan saat tinggal di hutan. Elena tidak bisa membayangkan hal bahagia apa yang bisa Kanaya dapat dalam ruang penuh pepohonan dan hewan buas itu.

FURTURE FOR THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang