17. Hari arwah

13 2 0
                                    


𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙗𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙣 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧
👑👑

Kanaya dan Dante terus berjalan beriringan dengan gandengan tangan yang tidak pernah terlepas. Dante memakai topeng hitamnya supaya seluruh penduduk tidak mengetahui wajahnya.

Kanaya terus menarik Dante kesana kemari dan mencoba banyak sekali makanan. Keadaan kota juga sangat ramai dikarenakan malam ini adalah perayaan peringatan arwah.
Dimana setiap keluarga dari orang yang sudah meninggal akan mendatangi peti kuburnya.

Hari arwah melambangkan rasa sayang terhadap orang yang telah meninggalkan kita. Berharap arwah itu akan tenang dan terlahir kembali.

Hampir seluruh penduduk juga mengenakan sebuah topeng melambangkan hari ini dimana bagi mereka topeng itu bisa menjauhkan kita dari arwah-arwah jahat.

Beberapa orang juga melakukan sebuah perayaan/festival dengan banyak hiburan seperti tarian, permainan, pertarungan pedang dan banyak lagi.

Selesai mengisi perut yang sempat kosong. Kanaya semakin semangat untuk terus berjalan menelusuri kota.

"Leon coba lihat kesana" Kanaya menepuk lengan pria itu untuk melihat ke arah yang dia tunjuk. Sebuah kerumunan banyak orang yang terlihat sangat meriah dan ramai.

"Kau ingin kesana sayang?"

"Hem, ayo!" Kanaya menarik Dante begitu saja membuat pria itu hanya bisa menggeleng.

"Beli di beli, ada banyak topeng disini"

"Gadis manis ayo beli topengnya" ujar penjual pria membuat Kanaya menoleh.

Kanaya menghampiri dagangan pria itu. Terlihat ada banyak macam dan bentuk topeng dari kayu untuk pria dan wanita.

Namun saat Kanaya ingin mengambil salah satu, Dante menariknya pelan membuatnya menoleh.

"Kenapa?"

"Dia menyebutmu manis, ayo pergi!" Dante memasang wajah marah dan menatap tajam penjual pria itu.

Kanaya yang mendengarnya terkekeh gemas. Dante terlihat seperti anak kecil yang tidak suka mainannya miliknya diambil.

"Itu hanya sebatas gurauan supaya menarik perhatian pembeli" ujar Kanaya memberitahu Dante yang terlalu terbawa.

"Mendekatlah. Lihat topengnya sangat bagus" gumam Kanaya lagi membujuk Dante dan akhirnya pria itu berdiri di sebelah Kanaya.

Dia tidak melihat topeng yang ada di depannya. Dia hanya melihat Kanaya yang sedang sibuk memilih dan berbicara pada penjual.

"Pria ini kekasih anda, nona?"

Kanaya menggeleng "Dia calon suami saya" ujar Kanaya lembut sambil tersenyum kecil. Dia tidak boleh tersenyum manis di depan pria lain apalagi saat bersama Dante.

Bisa-bisa pria posesif itu akan menggila.
"Nona sangat cantik dan tuan juga tampan. Sangat cocok"

Kanaya sedikit tertawa mendengarnya. "Terimakasih, tuan" ujar Kanaya

FURTURE FOR THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang