24. Sentuhan (18+)

34 3 0
                                    

𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧
👑👑

Dante melihat sekelilingnya, semuanya hitam tanpa cahaya. Dia berada di sebuah ruangan gelap yang tidak tahu seberapa luasnya, ujungnya tidak terlihat. Dia seperti melayang di udara saat melihat kakinya tidak menginjakkan tumpuan.

"Dimana aku"

"LORD SADARLAH!"

"Chris?" Dante berusaha mencari pengawal setianya itu namun dia sama sekali tidak mendapati seorangpun disini.

Dia merasa rohnya trlepas dari raganya, dan disinilah dia berada di ruang yang gelap dan kosong.
Dante juga dapat mendengar sayup suara Kanaya yang entah darimana.

"Aku mencintaimu, mau kau iblis, Raja yang tegas maupun Leon yang menjengkelkan. Karena kita adalah teman hidup"

"Iblis?"

Dante mengetahui semuanya sekarang, iblis sialan itu mengambil ahli raganya secara sembarang. Mereka sudah membuat kesepakatan untuk meminta izin lebih dulu namun lihat apa yang kaparat itu lakukan.

"Kau..." Dante melihat sebuah bayangan hitam membentuk seorang iblis dengan mata hitam dan tanduk besarnya.

"Apa yang kau lakukan pada tubuhku sialan!"

"Memakainya sebentar. Oh ya, aku baru saja bertemu gadis manis itu, dia lebih cantik dari yang ku kira. Dia juga mengatakan dia mencintaiku" ujar iblis itu sombong dan bangga.

"Apa maksudmu?!" ujar Dante mulai murka. Maniknya memerah api saat mendengar gadisnya mencintai makhluk lain selain dirinya.

"Dia bilang mencintai mu dan seluruh yang ada dalam dirimu. Termasuk aku"

"Tidak! Tidak boleh. Dia hanya milikku seorang" ujar Dante dengan penekanan di setiap katanya, tanda tidak ada yang boleh membantah apa yang dia katakan.

Lucu sekali, dia terlihat seperti anak laki-laki yang tidak ingin mainannya dibagi dengan orang lain.

"Ck, dasar pelit. Sudah sana kembali ke tempatmu"

.

. 👑👑

.

Pertama yang Dante lihat dengan manik merahnya adalah cahaya terang dari pantulan sinar matahari yang memasuki sela-sela kain penutup jendela.

Pria itu mulai sadar sepenuhnya dan segera beranjak dari tidurnya. Hal pertama yang dia cari adalah, kanaya. Dimana gadis itu.

Dante mulai berjalan keluar dari ruangan yang luas itu dan melihat sebuah lorong panjang dengan karpet cokelat keemasan di setiap lantainya. Dante berjalan sendiri dengan pakaian panjangnya menyeret diatas karpet.

Salah satu pelayan wanita baru saja keluar dari satu ruangan dan saat melihat Dante dia langsung menunduk hormat.

"Ampun Yang Mulia, Yang Mulia mencari apa?" tanya pelayan itu sopan dengan posisi tetap.

FURTURE FOR THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang