11. Air mata

19 3 0
                                    

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙗𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙣 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙖𝙠𝙪𝙣 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧
👑👑
𝘔𝘢𝘢𝘧 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘭𝘶𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨, 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘦𝘥𝘢𝘳 𝘣𝘢𝘨𝘪-𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘧𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴𝘪 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘰𝘴𝘦𝘯 𝘺𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘶𝘥𝘩 𝘢𝘥𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘺𝘶𝘺𝘶 𝘢𝘫𝘢 𝘰𝘬𝘦𝘦𝘺𝘺.


Jordan sempat berkunjung ke kediaman Kanaya dan pria itu tidak sendiri melainkan bersama Bora. Jordan dan Bora sudah menjalin hubungan dan mereka hanya datang untuk mengucapkan terimakasih dan menghabiskan waktu bersama Kanaya.

Hari sudah mulai petang, Jordan dan Bora pamit pulang karena langit sudah mulai gelap. Dan keadaan kediaman ini kembali sunyi lagi.

Kanaya melihat bintang di langit yang terlihat merah. Tidak seperti biasa langit berwarna merah seperti ini. Bahkan ada banyak penduduk juga merasa aneh.

Kanaya tidak terlalu mementingkan nya. Dia hanya merindukan seorang pria yang dia cintai. Dia merindukan Leon, perasaan khawatir tiba-tiba saja datang membuatnya tidak nyaman untuk tidur.

Satu bulan sudah berlalu dan saat ini adalah musim dingin dimana ada banyak salju yang turun dari langit, Leon belum juga datang untuk menemui Kanaya. Biasanya pria itu akan datang setiap bulannya dan dia selalu berjanji akan menemani Kanaya sepanjang musim dingin.

Daripada terus merasa sedih, Kanaya pergi keluar bersama Elena dengan membawa sepatu khusus digunakan saat seluruh tanah di tutupi oleh salju. Kanaya memakai pakaian tebal untuk menghangatkan nya di alam yang dingin sama seperti penduduk lain.

Ada festival meriah yang di adakan penduduk di sebelah utara dimana disana ada sebuah gunung yang tidak aktif dan akan sangat indah jika di tutupi oleh salju putih.

"Nona... Ada sebuah festival di dekat gunung utara. Ayo kita kesana, nona pasti akan senang" ajak Elena guna membuat Kanaya tersenyum kembali.

Kanaya hanya mengangguk dan memutuskan untuk ke festifal itu.

Saat sudah sampai, ada banyak orang disana. Termasuk beberapa teman sekelas Kanaya di sekolah. Gadis itu tidak ingin mencari masalah pada tiga gadis yang sedang menatapnya sinis.

Yang mereka adalah tiga gadis yang sama yang mengejek Kanaya saat hari pertama sekolah. Kanaya dan Elena asik bermain dengan salju-saju dan berjalan dan berselancar di atas es yang beku. Kanaya sangat senang dan untuk sesaat dia melupakan Leon.

"Nona saya tidak bisa... " Elena terus memegang kedua tangan Kanaya.

"Ayolah bibi, kau pasti bisa. Ini menyenangkan. Hanya seret kakimu bergantian dan jaga keseimbangan" jawab Kanaya mengarahkan cara untuk berjalan di atas es.

Elena terus mengikuti Kanaya, sesekali dia terjatuh namun Kanaya menolongnya. Elena terus berusaha sampai dia lumayan terbiasa dan mereka terus tertawa senang.

FURTURE FOR THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang