4. Leon dan Kanaya

11 2 0
                                    


Kehidupan Kanaya drastis berubah saat kehadiran Leon yang selalu ada di sampingnya. Sudah 3 bulan pria bertopeng itu tinggal bersama Kanaya dan di gubuk yang sama. Sebenarnya Dante/Leon bisa saja merubah gubuk itu menjadi istana yang indah seperti istana miliknya. Namun Kanaya akan curiga padanya.

Selama itu Leon selalu memberikan hal menarik pada Kanaya, seperti mengajak gadis itu untuk belajar memanah, menggunakan pedang dan bernafas di dalam air, Leon juga membantu Kanaya untuk meningkatkan tenaga dalam Bela dirinya dan itu meningkat sangat cepat.

Dalam sebulan, Kanaya bahkan sudah mencapai tingkat 10 dan bagaimana dalam tiga bulan, Kira-kira tenaga dalam Kanaya sudah mencapai lebih dari 30, dan itu sudah cukup tinggi untuk anak seumurannya.

Kini dua insan itu tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Kanaya yang sedang mengukir gambar di sebuah batu yang ukurannya dua genggam tangan.
Dan Leon yang sibuk berlatih kelincahan pedangnya.

Kanaya asik melukis di batu itu dengan pensil kayu miliknya yang baru saja Leon beli dari kota di lokasi istana.

Leon bisa keluar dari portal yang Alex buat sedangkan Kanaya tidak, karena portal itu tidak bisa di tembus dengan orang yang tingkat tenaga dalam dibawah 50.
Jika tenaga dalam Leon? Ah jangan ditanya.

Kanaya melukis wajahnya dan wajah Leon di atas batu. Dia tersenyum senang dan menunjukkannya pada pada pria itu.

"Kenapa wajahku terlihat aneh?" komentar Leon saat melihat gambar wajahnya.

"Aneh apanya? Sama saja"

"Disini kelihatan jelek"

"Kan Leon emang jelek, iihh ga sadar diri" ujar Kanaya jahil dan itu membuat Leon menatapnya tajam.
Mata merah itu kembali membuat Kanaya menatapnya takut. Gadis itu menunduk dan sedikit menjauh.

"Jangan menatap begitu, Leon terlihat seram" ujar Kanaya pelan dengan keberaniannya kembali menatap Leon.

Melihat wajah ketakutan dari gadisnya, Leon berusaha memadamkan amarahnya. Seumur hidupnya dia tidak pernah dikatakan jelek dan dihina seperti tadi. Hanya gadis ini yang berani padanya.

Pupil itu kembali menghitam dengan wajah tenang yang Leon berikan dia tersenyum manis. "Aku hanya bercanda hm... Kau takut?"

Ujar Leon sambil menggelitik perut kanaya guna menghibur gadisnya. Kanaya tertawa lepas dan berusaha menghindar namun Leon lebih dulu mengangkat tubuhnya begitu saja dan menggendong gadisnya seperti seekor koala.

"Bagaimana naya tidak takut? Mata Leon berubah jadi merah seperti api. Itu menyeramkan dan naya tidak suka" ujar Kanaya dengan kedua lengannya melingkar di leher pria itu, sesekali dia memainkan surai hitam dan panjang milik Leon.

"Kau tidak suka?" tanya Leon dengan wajah mereka sekarang sangat dekat bahkan hidung keduanya sesekali bersentuhan.

Kanaya mengangguk mengiyakan. "Lain kali jangan tatap naya begitu lagi ya"

Leon tersenyum dan mencium pipi bulat gadis itu. "Iya sayangku" jawab Leon lembut dan kembali menatap wajah Kanaya lekat.

Kanaya hanya terdiam, pikirannya masih mencerna kalimat yang Leon lontarkan.

"Leon kenapa panggil naya sayang?"

"Karena aku menyayangimu"

"Tapi kita belum menikah... Biasanya yang manggil sayang itu jika sudah menikah seperti ayah dan ibu naya"
Jelas kanaya memberi komentar

"Baiklah ayo kita menikah"

Kanaya sontak kaget membuat Leon terkekeh lucu melihat wajah gadisnya sangat menggemaskan saat terkejut.

FURTURE FOR THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang