HAPPY READING!
Siang ini, Alkandra main di kediaman Jaendra yang terletak di depan rumahnya karena adiknya belum pulang sekolah dan Mamanya sedang ada urusan bersama temannya, sedangkan Papa sedang ada meeting penting.
Di kediaman Jaendra, hanya ada Mahen, Yohan, Malvin, dan Byantara, ya.., termasuk Alkandra juga.
Hanan pulang sekolah dijemput sama pak supir di keluarga pak Haidar. Hanan mengetuk pintu, tetapi tidak ada yang jawab dan membukakannya pintu. Hanan mencoba membuka pintu, tapi pintunya di kunci. Alhasil, Hanan menelpon kakaknya itu. Soalnya Hanan melihat bahwa motor kakaknya ada di rumah.
"Halo dek? Kenapa?"
"Abang dimana? Kok gada di rumah?"
"Abang lagi di rumah nya bang Mahen. Emang kenapa?"
"Abang pulang duluuuu. Adek mau mandi abaaaanggg, adek gerahhh"
"Okayy tunggu ya ini abang pake sendal dulu."
Tuutt
Tanpa menunggu lama,Alkandra datang dan langsung membuka pintu. Kasian juga Hanan. Dia lagi cape sama kepanasan.
Setelah mandi dan berpakaian, Hanan berlari menghampiri Alkandra yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.
"Adek. Mau ikut ke rumahnya papi ga?" Tanya Alakndra pada Hanan yang sibuk memainkan casing handphonenya sendiri.
"Mauu. Adek mau main sama kak Malvinn. Kak Malvinnya ada kan, bang?"
"Ada kok! Ayo kita ke rumah papii" ucap Alkandra sembari menggandeng tangan adik semata wayang-nya untuk keluar rumah.
Sesampainya di depan pintu rumah Jaendra, Alkandra mengetuk pintu rumah tersebut.
Tok tok tok
Setelah mengetuk pintu, Malvin pun membukakan mereka pintu. "Eh? Alkandra Hanan. Ayo masuk!" Ujar Malvin sembari tersenyum ramah.
Alkandra dan Hanan hanya mengangguk medengar kalimat ajakan dari Malvin.
Malvin, Byantara, dan Hanan kini duduk di sofa ruang keluarga. Malvin dan Byantara menemani Hanan menonton televisi. Berbeda dengan Mahen, Yohan, dan Alkandra yang duduk di atas karpet sembari memainkan kartu uno.
Hanan menyandarkan kepalanya pada pundak Malvin. Malvin yang bingung pun bertanya pada Hanan.
"Hanan kenapa? Pusing? Ngantuk?" Tanya Malvin sembari menoleh pada Hanan.
Bukan jawaban yang Malvin dapatkan, melainkan sebuah dengkuran halus. Ternyata Hanan tertidur di pundaknya. Malvin langsung membawa Hanan ke gendongannya dengan pelan, lalu membawa Hanan ke kamar.
"Hanan kenapa?"
"Ketiduran."
****
Sore pun tiba. Keenam anak itu kini sedang berada di halaman depan rumah Jaendra.
Malvin sedang menyiram tanaman, Yohan sedang menyapu halaman, Mahen dan Alkandra sedang duduk di teras rumah, Hanan dan Byantara sedang bermain di pinggir kolam ikan hias.
Setelah menyiram tanaman, Malvin di datangi oleh seorang wanita berumur empat puluh tahunan. Itu bukan Rose melainkan Janne.
"Eh mama janne! Ada apa ma?" Tanya Malvin kepada Janne.
"Alkandra sama Hanan dimana ya Vin? Mama mau jemput mereka, soalnya udah sore."
"Ooh aku panggilin dulu ya ma"
"Mama pulang dulu yaa. Kalian kalau mau main di rumah, main aja." Ujar Janne berpamitan kepada keponakannya.
"Bye bro!!" Ucap Alkandra dengan gayanya.
"BABAAAYYYY KAKAK, ABAANGG!!!" Ucap Hanan sembari melambaikan tangannya kepada Mahen, Yohan, Malvin, dan Byantara. "Kak, bang, nanti main ke rumah aku yaa!!"
***
"Mamaa. Papa Mana?" Tanya Hanan kepada Janne yang sedang menonton Drakor di televisi ruang keluarga lantai 1.
"Papa tadi sore pergi ke luar kota soalnya ada urusan, sayang. Tapi papa ga sempat pulang untuk pamitan sama adek sama abang." Jelas Mama kepada anak bungsunya yang kelihatan cemberut. Karena memang Hanan itu kadang dekat dengan Haidar, Janne, atau Alkandra sesuai moodnya.
"Dua hari lagi Papa pulang kok sayangnya mama. Udah ya jangan cemberut. Nanti gantengnya ilang."
"HANAAANNN!!!" Itu suara Byantara yang memanggil nama Hanan.
"Mama keluar dulu ya? Ada kak Byan tuh di luar. Adek mau ikut?"
Hanan hanya mengangguk mendengar ujaran sang Mama san mengikuti kemana janne berjalan.
"Loh nak? Ada apa?" Tanya Mama kepada Byantara yang berada di antara Mahen, Yohan, dan Malvin.
"Mau ajak Alkan sama Hanan main ke mall ma!" Byantara menjawab pertanyaan Janne dengan tersenyum.
"Oh iya nak. Hanan disini dulu ya sama kak Byan, mama mau panggil abang dulu."
Hanan hanya mengangguk dengan wajah cemberutnya.
"Hanan kenapa cemberut?" Tanya Yohan kepada Hanan yang hanya diam sedari tadi.
"Papa pergi keluar kota gak ada pamit sama Hanan. Hanan sedih gak ada papaa Huhuuu" Ujar Hanan sembari menangis.
Yohan yang melihat Hanan yang menangis pun dengan sigap memeluk Hanan dan membawa Hanan ke gendongan koalanya.
"Udah yaa nangis nya, anak ganteng ga boleh nangiss" Untungnya mendengar itu tangis Hanan mulai berhenti dengan wajah yang memerah.
"Jangan cemberut ya ganteng. Nanti kita beli gelato." Ujar Mahen dan diangguki okeh Hanan dengan wajahnya yang kembali tersenyum walau wajahnya masih merah.
***
TBC.
Telat upload ya?
Maaf ya kalau ada yang typo atau penulisan kata yang kurang tepat. Sekali lagi saya minta maaf.
Jangan lupa voment ya kakak-kakak❗❗
Baybayy👋❗
Love u💟💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers | Asahi & Haruto Treasure
FanfictionAlkandra dan Hanan merupakan Anak dari CEO terkenal. Kedua anak itu memiliki banyak teman. Alkandra itu terkadang menjadi pendiam ketika berada di dekat orang yang tidak dia kenal atau bicara seperlunya saja. Alkandra sangat sayang kepada Hanan, beg...