KALIS & KARSA; 18

333 69 7
                                    

HOLAAAA

Apa kabar kalian?
Masih liburan atau nggak nih?

Komen sama bintangnya yuk biar makin seruuu 😉

Putar lagunya juga biar makin uwu 🫶🏻

Selamat membaca!
Semoga kalian sukaa ya
Enjoyyy

KALIS & KARSA; 18

"Buka mulutnya."

"Nggak mau."

"Kalis..."

"Udah kenyang. Bentar mau bersin."

Kalis pun kembali bersin yang entah sudah keberapa kali. Karsa pun dengan cekatan mengambilkan tisu dan air putih hangat untuk cewek itu.

Hari ini Kalis sakit. Cewek itu awalnya masih bersikeras untuk pergi ke kampus tapi untungnya Karsa datang tepat waktu bersama Ibu yang membawa bubur ayam buatannya serta obat untuk Kalis sebelum meninggalkan keduanya setelah berhasil membuat Kalis akhirnya menurut untuk tidak berangkat ke kampus.

"Lo nggak ke kampus, Kak?" tanya Kalis kembali dengan kosa kata 'lo-gue' karena keduanya yang belum memutuskan untuk balikan.

"Nggak. Lagi nunggu jadwal sidang," jawab Karsa setelah meletakan gelas di atas nakas.

"Cepet banget perasaan," ucap Kalis.

"Kenapa? Takut kangen nggak bisa lihat gue di kampus?" kekeh Karsa dengan menyugarkan rambutnya ke belakang sebelum mendapat tabokan di lengannya dari Kalis.

"Habis ngilang pede lo langsung meningkat, ya, Kak," sahut Kalis dengan tatapan sinisnya membuat Karsa pun tiba-tiba diam dan hal tersebut membuat Kalis tersadar serta merutuki ucapannya sendiri.

"Eh- nggak gitu maksud gue-"

"Lo nggak penasaran gue kemana?" tanya Karsa memotong ucapan Kalis dengan menatap tepat pada manik mata indah itu.

"Emang ada hak?" tanya balik Kalis.

"Lo selalu punya hak apapun di hidup gue, Kalis. Sampai kapanpun," jawab Karsa.

"Jangan kayak gitu, Kak, kalau akhirnya pergi lagi. Walaupun gue percaya people come and go itu nyata tapi setidaknya nggak ninggalin harapan yang semakin tinggi nantinya," kata Kalis membuat Karsa bungkam.

"Lo kemana, Kak? Gue khawatir," lanjut Kalis lagi dengan tatapan yang sukar diartikan.

"Gue ke Bogor lebih tepatnya ke Desa KKN gue waktu itu sama Aligarh, Naro, Libra, Albar, dan anak-anak BEM lain karena nggak memungkinkan untuk kita pulang ke rumah. Gue sempat mau datang ke Apart lo tapi gue nggak mau semakin jadi beban berat buat lo, Kal." Karsa menjedanya, "Setelah semua sosial media gue hilang banyak orang yang cari keberadaan gue terlebih setelah pemerintah menyutujui aspirasi kami. Tapi, gue nggak mau semakin banyak jadi sorotan media karena memang tugas awal gue untuk mewakili suara rakyat dan mahasiswa bukan untuk semakin terkenal," lanjut Karsa.

"Senang rasanya ketika mulai tahu ada perubahan setelah demo itu tapi nggak memungkiri beberapa orang ada yang nggak suka dan nyari gue. Bahkan kirim pesan-pesan buruk lewat berbagai media dan karena itu juga Pak Bambang salah satu orang yang selamatin gue dan teman-teman nyuruh kita buat diam diri dulu di Desa mereka setelah dua minggu terlebih rektor pun juga mengijinkan dan memperbolehkan kita buat memberikan informasi dari jarak jauh," kata Karsa.

"Jadi, setiap kalian selesai demo kalian langsung balik ke Bogor?' tanya Kalis.

"Kita sempat menginap di rumah dosen pembimbing gue sebelum akhirnya setelah hari ketiga demo dan putusan dikeluarkan baru kita ke Bogor," jawab Karsa.

"Tapi, sekarang udah nggak papa, kan?" tanya Kalis kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan.

"Udah aman. Makanya gue berani datengin lo. Boleh gue kangen dan peluk lo sekali lagi?" ucap Karsa tulus terlihat bagaimana wajah lelahnya membuat Kalis pun tak tega melihatnya.

Tanpa banyak bersuara Kalis merentangkan tangannya dengan menganggukan kepala memberikan isyarat bahwa Karsa boleh memeluknya. Dan, tanpa menunda lagi Karsa langsung masuk dalam pelukan Kalis yang selalu bisa menenangkannya.

Cewek itu mengusap lembut rambut tebal Karsa dengan penuh rasa sayang. Menepuk bahunya berharap dapat menyalurkan kekuatan untuk cowok itu.

"Bangga. Aku bangga banget sama kamu," ucap Kalis dengan suara lembutnya membuat lelah Karsa pun perlahan mulai sirna.

"Kembali, Kalis. Saya mohon..." Karsa berucap dalam pelukan mereka membuat Kalis  tertegun mendengarnya.

Nafas cowok itu terasa menyapu leher Kalis membuat bulu kuduknya meremang sebelum akhirnya Karsa semakin mengeratkan pelukan ituyang tanpa sadar membuat keduanya pun semakin nyaman hingga mulai tertidur bersama dengan pelukan yang tidak terlepas satu sama lain.

****

YUHUU

Gimana nih updaten hari ini? ☺️

Terima kasih sudah membaca dan sampai bertemu di bagian selanjutnya 🫶🏻

Salam hangat
sekar_pipit
pascal.official

K (Kalis & Karsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang