First bangun pagi Senin ini, dia sedang menikmati sarapannya sembari menonton televisi. Tumbenan juga sudah siap dengan seragamnya, hanya perlu menunggu Khaotung datang dan ia akan pergi ke sekolah.
Tapi sayangnya, jam sudah menunjukkan pukul 7 dan Khaotung belum juga datang ke rumahnya."Ibu, apa kau lihat Khaotung keluar dari rumah?"
Nyonya Khana yang kebetulan sedang di teras rumah balas berteriak jika ia tak melihat Khaotung diluar rumahnya, beliau pun menyuruh First untuk melihatnya langsung ke rumah nyonya Thana.
First pun dengan menggerutu cepat-cepat menghabiskan sarapannya.
Khaotung bukan pangeran dan dia bukan pelayan, kenapa selalu First yang selalu datang menjemputnya."Bibi, Khaotung sedang apa?" First datang ke depan halaman rumah Khaotung sembari menggunakan helmnya.
Terlihat Nyonya Thana yang kebingungan, ia pun menjelaskan jika Khaotung sudah pergi sendiri beberapa menit yang lalu.
Katanya dia akan pergi menggunakan bus untuk ke sekolah, ditanya kenapa tidak berangkat dengan First sang anak malah melengos pergi begitu saja."Kalian bertengkar ya?" Tanya nyonya Thana.
First menggelengkan kepalanya, dia tidak merasa sedang bertengkar dengan Khaotung. Pantas saja pesan-pesannya tidak pernah di gubris oleh Khaotung sejak malam perkumpulan itu, bahkan ketika First berteriak-teriak memangilnya untuk mengajaknya lari pagi di hari libur, Khaotung memilih mengabaikannya.
"Kalau begitu aku akan menyusulnya saja, Bi."
First yang khawatir pun segera berangkat dari rumahnya, sedangkan Nyonya Thana pergi ke rumah First untuk membahas perihal anak-anak mereka yang dia yakini sedang bertengkar, tapi First justru membantah jika ia bertengkar.
----
First tidak menemukan Khaotung dijalan sampai akhirnya dia sampai di sekolah, bahkan ditelepon pun Khaotung tidak menjawabnya malah yang terakhir ditolak panggilan First.
Joong baru datang dengan motornya, heran melihat First sendirian di parkiran."Khaotung kemana?"
"Dia tak berangkat denganku, kau lihat dia dijalan tidak?"
Joong jelas menggeleng, arah rumah mereka berbeda.
"Nah, Khaotung datang bersama Pawin."
First langsung menolehkan kepalanya ke belakang dan menemukan Khaotung dan Pawin berjalan beriringan menuju kelas.
Joong dan First pun segera menyusul keduanya."Khao."
First memanggil, tapi Khaotung tetap melangkahkan kakinya.
"Khaotung, First memanggil." Jadilah Pawin yang menyentuh bahu Khaotung, dipikirnya Khaotung tidak mendengar panggilan First.
"Khaotung!"
Merasa kesabarannya habis, First pun meraih lengan Khaotung cukup keras sampai sang sahabat akhirnya berbalik badan dan menghadapnya.
Pawin dan Joong terlihat terkejut, sebagai ketua kelas Joong buru-buru menenangkan First yang terlihat paling emosi."Apa?" Tanya Khaotung dengan wajah datarnya.
"Ada apa denganmu hah? Kau seperti ini sejak kemarin!"
Khaotung menghela napas, iapun menjelaskan jika hari ini adalah hari terakhir dikumpulkannya tugas Minggu lalu, dia stres karena belum menyelesaikannya tepat waktu.
First tidak akan mengerti karena dia tak mengerjakannya."Tapi kau tidak pernah mengabaikanku selama ini," ucap First lagi. "Aku bisa tahu kau marah padaku dan kau yang sedang stres oleh pelajaran, bangsat."
"Kenapa aku harus marah padamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Badfriend [COMPLETED]
FanficKhaotung memiliki kehidupan paling sempurna dan Pawin akan menghancurkannya.