21. Ending

1.3K 83 41
                                    

Satu Minggu telah berlalu setelah kejadian itu. Semua anak-anak diperlihatkan juga video dimana Dunk dan Pawin adalah dalang dari semua kekacauan.
Louis juga sudah kembali ke sekolah, walaupun yang dia lakukan masih hanya duduk sepanjang hari setidaknya dia bisa tetap pergi dan bertemu dengan teman-temannya termasuk Khaotung.
Ketenangan kelas itu juga sudah kembali, mereka saling meminta maaf dan memaafkan dan pelajaran pun kembali berlangsung dengan damai.

"Jika kau sanggup, kau bisa maju untuk lomba Fisika nanti." Nan memberikan buku fisika Louis yang dicuri oleh Pawin.

"Kau memiliki bakat luar biasa, aku melihat isinya dan itu bisa dibuat menjadi buku untuk belajar Fisika dengan cepat," sambung Nan.

Khaotung tersenyum kecil melihat Louis malu-malu dipuji habis-habisan oleh Nan.
Khaotung tidak pernah jauh dari Louis semenjak anak ini memaksa ingin kembali sekolah, Khaotung ingin memastikan Louis tetap baik-baik saja. Dia bahkan yang mengatur minum obat Louis jika disekolah, syukurlah karena sekarang hubungan keluarga Louis dan keluarga Khaotung kembali membaik.

"Kau benar-benar tidak mau mencoba  ikut tes lomba Fisika?"

"Sudahlah Pak, aku akan melawan Joong untuk lomba di bahasa Inggris," balas Khaotung.

Ah ngomong-ngomong soal Joong, dia menjadi pendiam semenjak Dunk mendapatkan hukuman skorsing sementara selama proses hukum yang sedang dijalani oleh Pawin.
Sekolah dan pihak orangtua perlu melakukan beberapa rapat untuk memutuskan bagaimana pendidikan Dunk di sekolah ini. Dipindahkan atau dikeluarkan.
Khaotung sampai harus mengambil alih tugas-tugas Joong sebagai ketua kelas, karena Joong benar-benar sedih  kehilangan Dunk.

"Aku akan pergi ke kantin, kau mau makan apa?"

Louis tertawa kecil, setelah kepergian Nan dari kelas mereka Khaotung terlihat siap untuk melayani Louis seperti pangeran yang malas berjalan.

"Hentikan, aku bisa pergi ke kantin sendiri." Louis siap untuk bangkit tapi bahunya kembali ditahan oleh Khaotung untuk tetap duduk.
Perban di kepalanya masih ada walaupun tidak sebanyak seminggu yang lalu.

"Kau berjanji untuk menurut padaku, Lui." Khaotung mengangkat tangannya seolah siap memukul.

"Kau terlalu aku manjakan belakangan ini," sambungnya marah-marah. Khaotung si penguasa telah kembali.

Louis pun pada akhirnya hanya mengangguk dan menyebutkan makanan yang dia inginkan.
Setelah itu, Khaotung lalu berjalan keluar dari kelas untuk-

Bruk

"Bangsat, pakai matamu!" Khaotung bertabrakan dengan First yang hendak masuk ke kelas.

"Kau pendek, tidak terlihat." Balas First, tidak takut akan dipukul sampai mati oleh Khaotung.

Tapi Khaotung lebih memilih untuk kembali melangkahkan kakinya menuju kantin, perut Louis lebih penting dari wajah menyebalkan First saat ini.
First pun memilih mengikuti Khaotung, bahkan merangkul bahunya walaupun Khaotung menolak begitu keras.

----

"Kau mengurus Louis tapi dirimu sendiri belum makan apapun," ujar First melihat banyaknya makanan yang dibeli Khaotung untuk Louis, saat ini Louis si pencinta makan tidak bisa pergi kemanapun jadi Khaotung harus sedia banyak makanan untuknya.

First lalu menemukan Neo yang juga baru saja selesai makan siang, segera ia memanggilnya dan meminta Neo untuk memberikan makanan di tangan Khaotung kepada Louis.

"Tapi-"

"Jika kau mengurus Louis, maka aku yang akan mengurusmu." First lalu menarik tangan Khaotung ke kedai makanan setelah memberikan makanan Louis pada Neo.

Badfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang