17.

594 58 17
                                    

Situasi menjadi lebih buruk. Setelah First mengatakan tentang Pawin yang ketahuan akan menggeledah tas Khaotung -menurutnya- Anak itu jadi dicurigai oleh beberapa siswa, termasuk Joong dan Louis.
Pawin bahkan berani bersumpah jika ia tidak melakukan apapun pada buku dan bangku Khaotung.
Tapi ucapan First lebih dipercaya oleh mereka, membuat Pawin kesal lalu mendatangi First yang saat ini berada di kantin.

"Kau harus bertanggung jawab."

First mengangkat alisnya, kebingungan melihat Pawin datang tiba-tiba dengan raut wajah marah.

"Aku tidak melakukan apapun pada Khaotung. Tapi karena kau, kini semua orang berpikir memang aku pelakunya."

"Apa yang aku katakan salah?"

Pawin menggertakkan giginya, jelas First salah menuduhnya hendak menggeledah tas Khaotung saat itu tapi tentu saja Pawin tidak memiliki alibi lain untuk menjelaskan tindakannya saat itu.

"Tapi aku berani bersumpah, aku bukan pelakunya."

"Aku tidak menuduhmu."

Pawin menghela napas, entah harus bagaimana lagi ia menjelaskan situasinya sama buruk seperti Khaotung saat ini karena First.

"Sebegitu bencinya kau padaku karena masalah grup chat itu?" Tanya Pawin.

First menghela napas. Khaotung bahkan sudah tidak pernah lagi membahas soal itu, ia lebih penasaran tentang siapa dan kenapa buku matematikanya hilang.
First pun menyuruh Pawin untuk bersikap santai seperti Khaotung jika memang bukan dia pelakunya, karena yang akan melindunginya bukan First melainkan kebenaran yang dimilikinya.
.
.
.

"Kau benar-benar tidak berencana melaporkan ini pada Pak Nan?"

First kembali mendatangi Khaotung yang masih betah di atap, menunggu buku-bukunya untuk kering.

"Tidak," jawab Khaotung sembari menikmati minuman kaleng yang dibawakan oleh sang sahabat.

"Kenapa? Kau takut semuanya akan memburuk jika mengadu pada pihak guru?"

First lalu menghela napas kemudian menepuk-nepuk bahu Khaotung. Katanya, Khaotung tidak perlu khawatir karena First akan selalu ada disampingnya.

"Tidak, bodoh. Aku sudah dewasa, aku bisa menangani masalah seperti ini sendiri."

First kembali mengingat bagaimana Khaotung terlihat lemah saat dipelukan Marc, tapi saat ini dia justru mencoba untuk terlihat kuat didepan First.
Mungkin cemburunya First tidak tahu waktu, tapi dia tak bisa menahannya lagi.

"Hei, Khao."

"Hem?"

"Bisakah kau memberitahuku jika kau takut pada hal semacam ini?"

Khaotung mengerjapkan matanya bingung, tapi akhirnya tetap menganggukkan mengiyakan permintaan First.

"Em, tentu saja. Kau orang pertama yang akan aku datangi."

First tersenyum kecil, lalu mengalihkan tatapannya dari wajah Khaotung. Jadi salah tingkah sendiri dia.
Satu kalimat manis itu mampu membuat First kesenangan dan melupakan rasa cemburunya.

"Kenapa kau menuduh Pawin?" Tanya First, mencoba mengalihkan salah tingkahnya dengan mengubah topik pembicaraan.

Khaotung mengangkat bahunya. "Karena di bangku itu kalimatnya menunjukkan bahwa dia seperti Pawin, dia ingin aku mengaku sebagai pencuri bukunya? Karena Louis sudah mengatakan bahwa dia percaya padaku, jadi aku langsung berpikir jika itu Pawin."

Itu masuk akal, karena kecurigaan Khaotung dibenarkan sendiri oleh Pawin kemarin pada First, jika Pawin memang belum percaya bahwa Khaotung bukanlah pelaku hilangnya buku dia dan juga buku milik Louis.

Badfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang