7

612 75 16
                                    

Khaotung jatuh sakit setelah pulang dari rumah Pawin waktu itu, sudah dua hari ini dia hanya berada dirumah tanpa melakukan apapun. Itu karena Nyonya Thana melarang dia untuk belajar juga.
Khaotung hanya menonton televisi, membaca buku, lalu tidur dan makan setiap harinya.
Ada First juga kadang, menemani dia yang bosan sampai hampir mau gila karena beberapa hari ini kegiatannya hanya begitu-begitu saja, mana tidak pergi ke sekolah lagi.

"Khaotung, mau makan mangga tidak?" Nyonya Khana terlihat memasuki rumah sang tetangga dengan membawa kresek putih berisi buah mangga yang besar-besar.

"Oh bibi, aku baru saja ingin meminta ibu membelikanku mangga."

Khaotung dengan semangat bangkit dari duduknya di sofa, lalu mengikuti ibunya First itu ke dapur untuk menemui Nyonya Thana yang sedang sibuk membuat makan siang.
First belum ada di rumah Khaotung saat ini, ya karena dia masih sekolah tapi bisa dipastikan First akan lebih dulu pulang ke rumah Khaotung daripada ke rumahnya sendiri.

"Khao, tumben teman-teman sekelasmu belum menjenguk?" Sang bunda bertanya sembari sibuk memotong bawang-bawangan disamping nyonya Khana yang sedang mengupas buah.

"Besok katanya," jawab Khaotung. Terlihat tidak sabar menunggu buah mangganya disimpan ke mangkuk.

Khaotung sebenarnya sudah lebih baik, panasnya sudah turun dan keluhan pusing kemarin pun sudah hilang. Memang ibunya saja yang berlebihan, katanya lebih baik Khaotung beristirahat total untuk 2 hari lagi untuk memastikan jika dirinya memang sudah benar-benar sembuh.
Keputusan ibunya didukung sang ayah, kedua orangtuanya First juga First sendiri jadilah Khaotung tak punya pilihan selain diam saja di rumah.

----

Setelah makan beberapa potong buah bersama Ibunya dan nyonya Khana, Khaotung lalu izin pergi ke kamar. Katanya, dia ingin makan buah mangganya sambil nonton YouTube, dia tak mau mengganggu kedua orangtua tersebut yang sedang mengobrol.

"Aku memiliki ide untuk menjodohkan kedua anak kita."

Seperti First, Nyonya Thana langsung tersedak air minumnya setelah sang sahabat mengucapkan kalimat tersebut tanpa aba-aba.

"Apa? Menjodohkan mereka?" Tanya Nyonya Thana, memastikan. Tangannya kini sibuk membersihkan dagunya dari air minum yang muncrat kesana dan kemari.

"Kenapa? Kau tidak suka ya? Apa karena First tidak sepintar Khaotung?"

"Aku terkejut karena aku juga sebenarnya sedang mencari waktu yang pas untuk mengatakan itu."

Kedua ibu muda itu pun terlihat senang dengan pemikiran mereka yang selalu saja sama, satu frekuensi.
Lalu keduanya dengan semangat membahas masa depan untuk perjodohan First dan Khaotung, akan di lakukan sangat mewah dan hal lainnya.
Mereka bahkan mengenyampingkan kesedian First dan Khaotung untuk bersama sebagai pasangan atau tidak, ini seperti keduanya lebih mementingkan kebahagiaan mereka sendiri, dasar ibu-ibu.

Meninggalkan kedua ibu tersebut, kita lihat Khaotung sekarang.
Niatnya untuk makan buah sambil menonton YouTube itu masih belum terlaksana, itu karena Khaotung rupanya lebih dulu pergi mengecek sosial media dan menemukan bahwa hari ini teman-temannya termasuk First pergi nongkrong.
Lagi-lagi, grup chat kelas sangat sepi hari ini.
Entah sejak kapan mereka merubah kebiasaan berencana pergi nongkrong di Kelas secara langsung daripada berbicara tanpa henti di chat. Itu jelas karena Pawin membuatkan mereka grup chat kelas baru tanpa ada dirinya.

Khaotung semakin melihat ke bawah sosial medianya dan bertemu dengan akun milik First, ia  menemukan jika sang sahabat berfoto lebih banyak dengan Pawin daripada dengan yang lainnya.
Khaotung kesal sekali melihatnya, apa First sudah dimasukan ke dalam grup chat Pawin?
Semakin kesal saja setelah Khaotung membaca caption yang ditulis First untuk Pawin.

Badfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang