2.

865 93 5
                                    

"Khao!"

"Khao!"

"Sialan Khaotung, aku tahu kau belum tidur!"

Barulah Khaotung membuka gorden kamarnya, rupanya ia sedang belajar. Lagipula biasanya juga First langsung masuk ke rumah, tumbenan berisik diteras rumah.

"Buku catatanmu, semuanya sudah kutulis termasuk catatan sekolah hari ini."

First terlihat rapi dengan jaket dan helm ditangannya, ia menyodorkan buku catatan Khaotung di jendela.

"Mau kemana?" Tanya Khaotung setelah menerima bukunya.

"Mainlah," jawab First sembari mengenakan helmmya. "Ikut tidak?"

"Kau sudah mengerjakan tugas sekolah besok?"

First dengan gampangnya menggeleng, ada Louis katanya yang baik akan memberikan contekan padanya tidak seperti Khaotung.
First langsung pergi dari teras kamar Khaotung saat sang sahabat hendak memukulnya dengan buku catatan.

"Jika besok aku belum ke rumahmu, kau yang ke rumahku ya, Khao." First takut dia kesiangan, karena ibu dan ayahnya kadang pergi bekerja saat dia masih tidur.

"Hem, aku akan menyiramkan air panas pada wajahmu," jawab Khaotung.

Khaotung pun kembali masuk ke dalam kamar dan menutup jendelanya.
Sebelum melanjutkan kembali pekerjaan sekolahnya, Khaotung lebih dulu memeriksa buku catatannya dan menemukan beberapa lembar terakhir dengan tulisan yang berbeda.
Khaotung tahu tulisan tangan First, jadi siapa yang membantunya tadi untuk menulis catatan sekolah ini?

"Mungkin Louis? Dia muak karena First meminjam bukunya terlalu lama."
.
.
.
.
Benar saja, First belum bangun setelah Khaotung bahkan selesai sarapan. Nyonya Khana juga sempat mampir ke rumahnya dan meminta nyonya Thana untuk membangunkan First karena beliau sedang buru-buru.

"Mau ibu atau kau saja yang bangunkan First?" Tanya nyonya Thana.

"Aku saja," jawab Khaotung lalu meminum habis satu gelas air putihnya.

Nyonya Thana terlihat sedikit khawatir, ia tahu betapa kejamnya Khaotung pada First tapi ya mau bagaimana lagi, First pun sepertinya tidak kapok di pukuli oleh anaknya.

Khaotung terlihat mengambil langkah kakinya yang panjang untuk masuk ke dalam rumah keluarga Khanapan.
Setelah menyimpan tas sekolah dan sepatunya didepan teras rumah, Khaotung langsung pergi ke kamarnya First dan menemukan sang sahabat sedang tidur dengan hanya menggunakan boxer saja, itu boxer milik Khaotung lagi, kurang ajar.

Khaotung lebih dulu memotretnya, lalu mengirimkannya ke grup kelas untuk dibully ramai-ramai.
Kedua, dia mulai mengguncang bahu First menggunakan kakinya.
Tidak bangun juga, Akhirnya Khaotung memukul wajah sang sahabat dengan bantal cukup keras hingga Akhirnya First terbangun dengan sedikit kelabakan.

"Bangsat, apa kau tidak tahu bahayanya membangunkan seseorang dengan cara seperti itu!"

"Aku tahu, dan aku akan terus melakukannya." Khaotung lalu melemparkan bantalnya kembali pada First yang berdiri menghalangi matahari.

"Pergi mandi sialan, tidak usah sarapan dulu kita kesiangan!"

First terlihat langsung memasang kuda-kuda setelah Khaotung balas berteriak padanya.
Padahal Khaotung dibentak seperti tadi terlihat tidak gentar sedikitpun, kenapa First terlihat ketakutan, pasti dia trauma berat.

"Bagaimana bisa aku pergi sekolah tanpa sarapan, Khaotung!"

Tapi walaupun begitu, First tetap pergi membawa handuknya untuk mandi lebih cepat.

Badfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang