6.

649 72 12
                                    

Tapi untuk apa Pawin mencuri bukunya jika dia datang menolongnya.
Sialan, Khaotung sampai pusing memikirkannya.
Tapi jika bukan Pawin, mungkin memang bukunya hilang dijalan?
Dijalan apa? Jelas-jelas Khaotung ingat betul jika dia memeriksa buku tugas matematikanya sebelum pergi ke kantin bersama First.
Mungkin dari kelas lain yang mencurinya?
Tapi siapa? Kenapa? Di kelas lain orang pintar lebih banyak daripada di kelasnya.

"Jika aku jadi nasi dipiringmu, aku akan mengumpat karena kau lama sekali makannya."

Khaotung menolehkan kepalanya pada First dengan mulut mengunyah pelan.

"Kau bisa mengumpatiku tanpa menjadi nasi," balas Khaotung lalu kembali makan sarapannya dengan begitu lambat.

"Dan kau akan menusukku dengan garpu itu," balas First.

Sebenarnya tidak apa-apa sih makan seperti siput begitu, ini masih pagi dan First masih ingin berleha-leha di kursi meja makan.
Tapi ya tumben saja, biasanya Khaotung meminum sarapannya biar cepat.

"Kemarin kau pergi bersama Marc, kan?"

"Em, Neo dan Dunk juga," jawab First dengan fokus pada ponsel.

"Kemana?"

"Ke rumah Pawin."

Khaotung mendecih, Pawin memiliki wahana taman bermain dirumah atau apa? Senang sekali sepertinya mereka pergi ke rumah Pawin.

"Kenapa? Kau mau ikut?"

"Aku punya rumah sendiri," balas Khaotung.

Khaotung lalu membahas soal Marc yang kemarin mengobrol dengannya lebih dulu sebelum pergi ke rumah First. Khaotung lalu memberitahu First jika menurut Marc, Pawin adalah orang ketiga yang sudah sampai ke kelas setelah dirinya dan First lalu disusul oleh Marc.
Seperti Khaotung, First juga menyebut jika Pawin bilang kemarin dia baru datang langsung ke kantin.

"Tapi Marc yakin jika Pawin sempat ke kelas lebih dulu sebelum pergi ke kantin."

First jadi bingung, dia teringat pada Pawin yang bercerita dengan menangis soal perundungan yang dia dapat di sekolah sebelumnya, oleh Aje.
Dia tidak mau Pawin mengalami hal yang sama atas tuduhan tak berbukti, dan lebih parah lagi First tidak mau Khaotunglah yang melakukannya, merundung Pawin.

"Kita tak memiliki bukti kuat jika Pawin pelakunya."

"Lalu bagaimana bukuku bisa hilang? Kau tau aku membawanya ke sekolah," balas Khaotung.

"Lalu bagaimana kau akan membuktikan jika Pawin yang mencurinya? CCTV kelas kita rusak sejak 3 bulan lalu."

Khaotung tidak menyerah begitu saja, dia akan melakukan apapun untuk membuktikan jika Pawin bertanggung jawab atas hilangnya buku matematika milik dia.
Jadi, First tidak perlu khawatir dia akan menyerang Pawin tanpa bukti nyata.

"Kau ini kenapa sih, tidakkah kau merasa bersyukur kemarin Pawin menolongmu, sekarang kau malah menuduhnya."

"Kau tau aku tidak menyukainya, dan kau juga bilang dia tak menyukaiku."

First menghela napas, klaim itu hanya klaim sesaat, apalagi setelah kemarin First melihat sendiri bagaimana Pawin memiliki trauma pada Aje tentang perundungan, First tarik kembali anggapannya jika Pawin tak menyukai Khaotung.

"Aku perlu bicara denganmu," ujar First dengan wajah serius.

First ingin berbicara soal Aje dan Pawin yang saling kenal, karena jika First tak memberitahu Khaotung lebih cepat takutnya dia justru mendengar dari Aje dan menceritakan kebohongan Pawin pada yang lainnya, Mungkin pilihan Baik jika First juga meminta Khaotung untuk menutup mulutnya soal kebohongan Pawin dan fakta jika Pawin adalah korban bullying yang dilakukan Aje akan membuat Khaotung berhenti berpikir jika Pawin adalah pelaku pencurian buku tugas matematikanya.

Badfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang