4.

713 78 13
                                    

Untuk pertama kalinya, Khaotung mau bermain sepak bola setelah jam pelajaran olahraga berakhir.
Sanking senangnya, anak-anak berebut untuk mendapatkan Khaotung sebagai anggota timnya.
Joong bahkan menggunakan jabatannya untuk mendapatkan Khaotung, sedangkan Louis dengan percaya diri menggunakan rasa bersalah Khaotung dua hari lalu dan memintanya untuk masuk tim miliknya.

"Tapi aku sahabat kecilnya," ucap First yang saat ini berada di tim Joong.

"Aku muak melihatmu," balas Khaotung lalu lebih memilih tim Louis yang ada Dunk juga Pawin didalamnya.

"Sialan kau, kau pikir aku senang melihatmu setiap hari?" Tanya First sembari melangkahkan kakinya hendak menyerang Khaotung dengan main-main.

Setelah itu, permainan dimulai dengan lebih serius.
Pemenang akan mendapatkan traktiran dari yang kalah, Tim Joong yang memang suka sekali gratisan terlihat jauh lebih bersemangat dibandingkan timnya Louis, apalagi Khaotung yang diperebutkan memiliki kemampuan dibawah rata-rata hanya pada Pawin mereka menggantungkan harapan kemenangan.

Setiap kali Pawin memasukan bola ke dalam gawang lawan, ia akan diserbu dengan pelukan dan pujian, bahkan Dunk mencium pucuk kepalanya beberapa kali. Sekali lagi, Pawin tidak pernah merasakan seberharga ini di sekolah lamanya.
Sepertinya Pawin akan sangat sedih jika liburan panjang akan tiba, karena mereka akan jarang berkumpul seperti ini.

"Pawin, aku akan berlindung dibalik punggung kecilmu!"

"Aku akan melindungimu!" Pawin berteriak membalas teriakannya Dunk.

"Aku juga akan melindungimu," sambung Pawin pada Khaotung yang berdiri disampingnya.

"Menggelikan," respon Khaotung, lalu berlari mengejar bola yang sedang dikuasai oleh First.

Senyum Pawin menghilang setelah mendengar respon Khaotung yang seperti itu, kenapa dia merasa jika Khaotung tidak menyukai keberadaannya.

Permainan semakin sengit dimenit menit terakhir, dan Khaotung akhirnya menunjukkan kemampuannya dengan membobol gawang yang dijaga oleh Marc.
Ketika Marc dimaki oleh teman-teman satu timnya Khaotung justru diarak seperti dia yang memasukkan Gol ke gawang lawan sejak menit pertama.
Lagi-lagi itu membuat Pawin iri, sekecil apapun yang dilakukan Khaotung selalu direspon sangat berlebihan oleh teman-temannya.

Permainan dimenangkan oleh tim Joong, selebrasi berlebihan tadi hanya untuk merayakan keberhasilan Khaotung memasukan bola ke gawang Marc bukan merayakan kemenangan tim.
Sesuai kesepakatan, mereka saat ini akan langsung pergi ke caffe tempat mereka biasa nongkrong untuk menikmati traktiran dari timnya Louis.

"Biar aku saja yang traktir kalian, bagaimana?" Pawin mengeluarkan kartu ATM-nya di parkiran caffe.

"Tidak perlu, kita bagi rata saja." Khaotung menolak, ia lalu mengeluarkan dompetnya dan siap untuk mengeluarkan beberapa lembar uang miliknya, tapi dicegah oleh Pawin.

"Tidak apa-apa Khaotung, biar aku saja."

Keputusan Pawin rupanya juga didukung oleh Dunk dan Louis, mereka tidak memiliki uang lebih jadi lebih baik mengiyakan saja kebaikan Pawin.
Tapi Khaotung merasa itu tidak benar, kenapa Pawin harus membayar semuanya.

"Ayo masuk, ayo masuk." Dunk merangkul Pawin dan Louis untuk ikut masuk ke dalam caffe, menyusul tim Joong yang sudah memilih tempat duduk.

---

Khaotung sepertinya kembali kesal, ia melihat bagaimana Pawin dipuji habis-habisan karena menanggung semua biaya kekalahan timnya untuk mentraktir tim Joong, bahkan timnya sendiripun Pawin traktir tapi Khaotung tidak, dia bersikukuh untuk membayar minumanya sendiri.

Badfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang