Hafiz jatuh hati pada seorang gadis bernama Rega. Sayang sekali, dirinya harus menerima kenyataan bahwa hati sang pujaan telah dihuni oleh pria lain yang tak memiliki hubungan dengannya.
Meski sudah pernah ditolak, Hafiz tak menyerah untuk mendekati...
Disclaimer Cerita ini murni dari hasil pemikiran author. Apabila ada kesamaan nama/tokoh, tandanya kita sehati.
Dilarang plagiat. Terbuka untuk krisar atau penandaan typo.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalau menyukai Rega secara ugal-ugalan tidak membuahkan hasil, maka sukai dia secara lembut dan diam-diam."—Aulia.
...
Matahari memancarkan cahayanya tanpa penghalang. pantulan sinarnya yang begitu menyengat di atas lapangan basket menandakan betapa panasnya cuaca hari itu. Semakin panas kala melihat adu mulut ketua fans klub sepak bola dengan ketua fans klub basket.
Sembari memakan nugget dino, Aulia dan Rega menikmati tontonan di depan mereka. Bukan hal baru bagi mereka melihat adu mulut antara kedua ketua fans klub tersebut. Dulu bahkan bukan sekedar adu mulut tetapi juga adu skill tinju.
Kalau bukan karena kedua ketua klub yang tak sengaja terkena pukulan mereka, mungkin adu skill masih terjadi sampai sekarang.
"Kalian berdua nggak ada niatan melerai mereka. Re, sekali-sekali kamu angkat bicara mengenai kasus ini kek. Capek banget lihat mereka berkelahi," ucap pria jakun yang sedang menyalin tugasnya—Nando.
"Kenapa aku harus angkat bicara? Memangnya ada yang perduli kalau aku bicara? Teguran guru saja mereka hempaskan, apalagi aku yang hanya murid biasa."
Benar apa kata Rega. Jika teguran guru saja bisa mereka hempaskan bak debu yang menempel di baju, bagaimana dengan Rega yang hanya murid biasa. Mungkin dia akan dianggap angin lalu.
Nando, "Hari ini klub radio sekolah nggak ada niatan ngundang siapa-siapa? Aku capek dengerin lagu galau yang dibawakan DJ Aku Kelelep."
"Mau ngundang Hafiz, tapi anaknya nggak pernah mau," jawab Aulia selaku ketua klub radio sekolah.
Selama bukan ketua klub mereka yang turun tangan, nggak bakal selesai adu mulut mereka.
Padahal ketua klub mereka akur-akur aja, sering makan bareng di kantin. Tapi kok anggota fans klubnya kaya gitu ya.
Namanya juga fans, nggak mau kalau klub mereka diremehin.
Tapi mereka jadi buat keributan. Mereka yang ribut, telinga aku yang capek dengar. Kaya nggak ada kerja—
Bisikan gadis yang duduk di belakang Aulia seketika berhenti saat melihat Hafiz lewat bersama Safar. Tidak perlu ditanyakan apa yang pria itu lakukan, seisi kantin jelas tahu pria itu pasti ingin menghampiri Rega—lagi.