[2] Orang terbodoh

244 122 897
                                    

Disclaimer
Cerita ini murni dari hasil pemikiran author. Apabila ada kesamaan nama/tokoh, tandanya kita sehati.

Dilarang plagiat.
Terbuka untuk krisar atau penandaan typo.

"Kalau ada kontes orang terbodoh di muka bumi, mungkin Rega akan memenangkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau ada kontes orang terbodoh di muka bumi, mungkin Rega akan memenangkannya."—Marsello.

...

Prian bergelayut manja di lengan Rega bukan lagi sebuah pemandangan baru. Semua orang tahu seberapa dekat mereka berdua sampai di awal menginjakkan kaki sebagai murid tingkat pertama, mereka dikira sebagai pasangan.

Tapi fakta tetap akan terungkap, mereka berdua hanyalah sepasang sahabat di mana salah satunya terjebak friendzone. Mereka semua tahu, beberapa siswa SMA Negeri 7 adalah mantan kekasihnya Prian, sementara Rega, gadis itu sama sekali tidak pernah terkena rumor sedang menjalin hubungan spesial dengan pria mana pun—kecuali dengan Prian di awal masuk SMA. Membuat mereka berspekulasi jikalau Rega adalah satu-satunya yang kemungkinan akan terbawa perasaan—nyatanya benar.

"Ayolah, temani aku membeli hadiah ya. Aku benar-benar butuh bantuanmu. Kamu sendiri tahu aku sangat payah dalam memilih hadiah."

Rega menghela napasnya. Bukannya Rega mau menolak, dirinya bahkan merasa senang karena pria itu mengajaknya mencari hadiah. Itu artinya ia akan jalan-jalan berdua dengan Prian. Hanya saja fakta mengenai hadiah itu akan diberikan untuk siapa yang membuat Rega jadi tak bersemangat.

"Ini 'kan bukan pertama kalinya kamu mendekati seorang gadis, harusnya sebelum membeli hadiah, kamu tanyakan dulu apa yang dia suka."

"Sudah ku tanya, jawabannya dia suka sama aku."

Si bangsat!

Rasa ingin mendorong sang pria dari lantai dua semakin membuncah. Benar juga, jika Rega ingat-ingat, tipe gadis yang didekati oleh Prian, semuanya cukup baik dalam melempar gombalan. Sebelas dua belas dengan sang pria. Mereka ibarat pepatah, jodoh adalah cerminan diri. Hanya saja bukan versi premium—tidak langgeng sampai pelaminan.

"Aw, Gapi. Akhirnya aku menemukanmu, by Naff."

Suara yang dikenal oleh Rega dan Prian. Saat tubuh keduanya berbalik, sosok Hafiz yang sedang tersenyum tertangkap oleh netra kedua orang berbeda gender tersebut.

Prian menarik Rega mendekat. Jika tadi ia bergelayut di lengan Rega, kali ini ia bergelayut di leher gadis itu. "Mau apa kamu?"

"Mau Ga—"

Ingat, jangan menyukai secara ugal-ugalan ya.

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang