[32] Cinta Itu Menyeramkan

26 9 53
                                    

Jika khayalanmu tidak bisa diujudkan dalam kenyataan, maka wujudkanlah dalam bentuk tulisan.

Asal jangan ngambil khayalan orang lain tanpa izin🫰


"Aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu. Tapi, aku akan berusaha membuktikan bahwa bersamaku, kamu tidak akan prnah mendapatkan cinta yang menyeramkan."—Hafiz.

...


Dulu, ketika Rega ditanya seperti apa kriteria pria yang ia sukai, jawabannya adalah Prian. Pria dengan julukan star boy karena wajah rupawan serta tingkah laku layaknya cool boy.

Tapi untuk sekarang, sepertinya Rega tidak akan menyebutkan nama saja, karena ketika sang adik bertanya, Rega akan menjawab, "Aku menyukai pria pintar, multitalent, dan humoris."

Tidak merujuk pada siapapun, tetapi sang adik memiliki firasat kuat akan siapa yang Rega maksud. Tidak akan Razka sebutkan sampai kumpulan ciri khas itu berubah menjadi satu nama yang pasti.

"Aku tanya sekali lagi ya, Kak. Kriteria cowok yang kamu suka seperti apa?"

Rega, "Sudah ku bilang, yang pintar, multitalent dan humoris."

Fix, Kak Hafiz pasti nih.

"Sahabat sehidup sematimu sudah muncul," ucap Rega ketika Azriel dan Rainda muncul di tengah jalan sore Rega dan Razka.

Manik hazel milik Rega menelisik sosok Azriel, masih lumayan tidak percaya bahwa pria itu memiliki wajah nyaris serupa dengan Hafiz.

Rega memperhatikan bagaimana interaksi Rainda serta Azriel dengan Razka. Benar-benar sangat akrab, melebihi keakraban Rega dan Razka. Sedetik kemudian alis Rega mengkerut.

Aneh, pikir Rega ketika melihat senyum Azriel.

"Oke baiklah, karena kemungkinan aku akan diabaikan, silahkan nikmati jalan sore kalian. Aku pergi dulu ya," ucap Rega kemudian pergi tak lupa memberi usapan kecil pada kepala sang adik.

Memutuskan jalan sore di taman sendirian, Rega bisa mendengar percakapan orang-orang sekitar,  saling mengajak untuk menonton konser kecil yang sering ditampilkan oleh pengamen kota.

Kalau kata Nando, pengamen-pengamen itu adalah kumpulan jamet kota. Berbicara tentang jamet kota, Rega jadi teringat bahwa Hafiz sering mendapat julukan jamet dari Prian. Pikiran gadis hazel pun seketika meliar.

Bagaimana kalau jamet kotanya memang Hafiz dan gerombolannya?

Kau hancurkan diriku
Bila kau tinggalkan
Kau dewiku

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang