Part 3

1.8K 148 2
                                    

Jam pelajaran sudah di mulai, bukannya masuk ke kelas Hanan malah pergi ke UKS untuk melanjutkan tidurnya. Untung saja penjaga UKS sedang tidak ada jadi tidak perlu pusing memikirkan alasan, dan juga hari ini tidak ada anak-anak osis yang berpatroli mencari murid-murid yang suka membolos seperti dirinya.

Dua jam kemudian, perlahan kelopak mata itu terbuka menampilkan sepasang iris berwarna coklat yang indah dan meneduhkan bagi siapapun yang menatapnya, sang pemilik mata langsung beranjak setelah nyawanya terkumpul.

Karena merasa perutnya perlu diisi, dia bangkit dari atas tempat tidur yang berada di UKS lalu berjalan keluar. Di koridor sekolah sudah banyak murid yang berlalu lalang, mungkin karena saat ini sudah memasuki jam istirahat.

Sesampainya di kantin, dia langsung memesan makanan dan membawa pesanannya ke meja yang berisi ketiga saudaranya dan juga teman-temannya.

"Darimana lu baru dateng?" tanya Yudha, salah satu teman Hanan.

"Biasalah," jawab Hanan.

"Bolos lagi? Jangan keseringan bolos nan, walaupun gua saudara lu tapi gua juga sebagai ketua OSIS gak akan segan buat ngehukum lu," ujar Justin.

"Iyaa, ini yang terakhir kalinya."

"Boong tuh, besok-besok juga bakal bolos lagi," ucap Kelvin.

"Gak bakal."

"Gak bakal lupa kan?" tanya Rendy, yang dibalas cengiran oleh Hanan.

"Udah bisa ditebak," ucap Justin.

"Sumpah deh, ini terakhir kalinya gua bolos kalo gak khilaf," lanjut Hanan dalam hati tentu saja, mana berani dia berbicara secara terang-terangan di depan ketiga saudaranya.

"Boong banget tuh," ucap Kelvin.

Setelah itu mereka semua memakan makanan mereka dengan tenang walaupun gak tenang-tenang banget sih soalnya ada Hanan yang gak bisa diem.

***

Saat ini Hanan tengah rebahan di sofa ruang keluarga sambil menonton kartun kembar botak. Saat sedang asik menonton terdengar suara langkah kaki yang mendekat, Hanan hanya menoleh sekilas lalu kembali melanjutkan menonton si kembar botak.

"Tumben baru pulang?" tanya Hanan.

"Iya, soalnya hari ini ada tugas kelompok," jawab Tian.

"Mas tau gak?" tanya Zidan.

"Enggak," balas Hanan.

"Gua belum selesai ngomong nya, tugas prakarya gua dapet nilai paling tinggi loh di kelas," ujar Zidan antusias.

"Gua juga," timpal Tian.

"Iya lah, siapa dulu yang ngerjain? tapi lain kali kalo ada tugas kaya gitu kerjain sendiri kalo gak bisa baru minta tolong."

"Iyaa."

"Sebagai imbalannya, beliin gua nasi kucing di depan sana."

"Tapi kan kita baru pulang," protes Tian.

"Ya terserah, pokoknya beliin nasi kucing di depan."

Zidan mengulurkan tangannya ke arah Hanan bermaksud untuk meminta uang kepada Hanan, Hanan yang tidak paham mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Ngapain?" tanya Hanan.

"Mana duitnya?"

"Pake duit kalian lah."

"Gak bisa gitu dong!"

"Ck, nanti gua ganti."

"Yaudah, tapi kita ganti baju dulu."

La Casa || 7 Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang