Setelah percakapannya tadi bersama Justin di dapur, Kelvin langsung mengurung diri di kamar hingga malam tanpa mengisi perutnya. Hal itu membuat saudara-saudaranya khawatir dengan kondisi Kelvin.
Mereka sendari tadi terus membujuk Kelvin untuk keluar dan makan, namun hal itu diabaikan oleh Kelvin. Dia tak menjawab satu pun panggilan dari saudara-saudaranya.
Di depan pintu kamar Kelvin sudah ada Hanan, Melvin, Rendy, Tian dan Zidan, kecuali Justin yang pergi entah kemana. Mereka terus berusaha membujuk Kelvin untuk keluar.
Mereka semua juga tidak tau dimana Justin berada, mereka sudah berulang kali menghubungi Justin namun selalu gagal.
Mereka heran, biasanya walaupun sering bertengkar dengan yang lain tidak akan sampai separah ini.
"Biar gua yang bujuk Kelvin, siapa tau kali ini dia bakal nurut. Kalian lanjutin aja makan malamnya," ucap Hanan.
Mereka menganggukkan kepalanya setuju. "Yaudah, coba lu bujuk dia buat makan. Dan gua bakal coba lagi buat hubungin Justin," ucap Melvin.
Setelah yang lainnya pergi, Hanan kembali mengetuk pintu kamar Kelvin dan membujuk agar anak itu keluar atau setidaknya makan sedikit saja.
Tok tok tok.
"Vin, ini gua Hanan. Buka pintunya ya, dari tadi siang lu belum makan loh."
"Kalo lu nggak mau cerita ke yang lain, lu bisa cerita ke gua. Gua itu abang lu, saudara kembar lu jadi lu nggak perlu sungkan buat cerita apapun ke gua."
Kelvin yang berada di kamar sebenarnya mendengar apa yang diucapkan saudara-saudaranya namun ia memilih untuk diam. Namun saat mendengar ucapan Hanan, Kelvin pun langsung beranjak dan membukakan pintu untuk Hanan.
"Akhirnya lu mau keluar juga," ujar Hanan begitu pintu kamar milik Kelvin terbuka.
Hanan langsung masuk kedalam kamar milik Kelvin dengan tangan yang membawa nampan berisi makanan untuk Kelvin. Hanan menaruh nampan yang ia bawa di atas meja yang berada tidak jauh dari kasur milik Kelvin, lalu ia berjalan menghampiri Kelvin yang duduk di ranjang.
Hanan mengelus rambut saudara kembarnya itu, "lu bisa cerita apapun ke gua, Vin. Gua siap buat dengerin apapun cerita lu."
Kelvin membuka mulutnya dan menceritakan semua yang terjadi tadi siang di dapur bersama Justin.
"Apa menurut lu gua menjijikan dan aneh, nan?" tanya Kelvin.
"Enggak, lu nggak menjijikan dan aneh. Lu itu unik Vin, semua yang ada di dalam diri lu itu unik. Lu bayi kelinci kesayangan gua, nggak usah terlalu dipikirin ya omongan Justin mungkin dia cuma lagi emosi aja," ujar Hanan menenangkan Kelvin. Kelvin menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Hanan.
"Nah, ayo makan. Dari tadi siang lu belum makan." Hanan mengambil nampan yang berisi makanan tadi, "ayo gua suapin, hari ini gua mau manjain bayi kelinci kesayangan gua ini," lanjutnya.
Kelvin terkekeh kecil mendengar ucapan Hanan namun tak urung ia membuka mulutnya saat Hanan menyuapi nya.
"Makasih," ucap Kelvin pelan.
Hanan menganggukkan kepalanya, "sama-sama, apapun bakal gua lakuin buat lu, buat kembaran gua, buat saudara gua walaupun itu hal yang mustahil sekalipun, akan gua lakuin. Sekarang lu istirahat gih."
Setelah selesai menyuapi Kelvin, kini Hanan menuyuruh Kelvin untuk beristirahat. Setelah memastikan Kelvin nyaman, Hanan mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu tidur yang berada di nakas samping ranjang Kelvin.
Hanan mengecup kening Kelvin sebelum keluar dari kamar milik Kelvin, "selamat istirahat bayi kelinci, semoga tidur lu nyenyak. Nggak perlu mimpi apapun asal lu bisa tidur nyenyak." Setelah mengucapkan itu Hanan pun beranjak keluar dari kamar milik Kelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Casa || 7 Dream [END]
FanfictionJangan lupa tambahkan ke perpustakaan!! Jangan lupa follow sebelum membaca!! La Casa dalam bahasa Italia berarti rumah. Menurut kalian definisi dari rumah itu seperti apa? Tempat kita pulang ketika merasa lelah akan semuanya atau tempat dimana orang...