Part 5

1.5K 126 3
                                    

Saat ini ketujuh saudara itu tengah sarapan bersama, oh tentu saja tidak ada kata damai di dalam kamus hidup mereka.

"Woy! Lu bisa nggak sih kalo makan itu diem?!" ucap Rendy karena Hanan terus saja bergerak kesana-kemari hingga menyenggol badannya.

"Bisa," balas Hanan, tapi tetap saja badannya tidak bisa diam dan terus bergerak.

Sarapan pagi ini selesai, mereka semua melanjutkan aktivitas mereka masing-masing seperti sekolah dan pergi bekerja.

Saat ini Rendy tengah berada di koridor sekolah, dirinya berangkat lebih awal daripada ketiga saudaranya yang lain karena ada hal yang perlu ia kerjakan dan tidak bisa di tunda.

Sesampainya di kelas sudah ada teman-temannya yang tengah mengobrol. "Kenapa tuh muka kusut amat?" tanya Rendy.

"Gua lagi berantem sama nyokap," jawab Yudha.

"Lu masih mending bisa berantem sama nyokap, lah gua malah ngeliat bonyok yang berantem kaya anak kecil," ucap Cakra.

"Lah nyokap gua udah jadi ubi, mana bokap gua ilang-ilangan terus," sahut Bima.

"Bokap lu lagi nyari janda pirang kali," balas Cakra.

"Mana ada yang mau sama dia, dia kan udah bau tanah."

"Kalo ada duit semua aman."

"Bonyok gua yang udah di tanah aja gua diem," ujar Rendy santai sambil meletakkan tas nya keatas meja.

"Loh kok pada adu orang tua sih? Kan gua lagi curhat," ucap Yudha.

"Masih pagi kok udah bahas yang gelap-gelap anjir," ucap Bima.

"Lah, kan yang mulai bukan gua."

Tak lama setelah itu Hanan, Kelvin dan Justin masuk kedalam kelas. "Rame amat lagi bahas apaan sih?" tanya Hanan.

"Bubar bubar!" ucap Rendy.

Hanan mempoutkan bibir sok imut dengan tangan yang di lipat di depan dada, "Rendy mah gitu, aku nggak suka!" ucap Hanan.

"Bodoamat."

"Eh, ini bentar lagi bulan Agustus kan ya?" tanya Cakra.

"Iya, terus?" jawab Kelvin.

"Berarti bakal ada lomba-lomba gitu dong. Kan ada lomba paduan suara tuh, pasti Energen nya cantik."

"Hah? Energen? Baru tau gua Energen ikut lomba paduan suara," tanya Justin.

"Iya, Energen. Ck, masa lu nggak tau sih, itu loh yang kalo nyanyi bakal di iringi pake tangan itu."

"Itu dirigen anjing bukan energen! Nggak sekalian aja jadi detergen?" ucap Rendy.

"Lu punya duit, lu punya kerjaan," ucap Hanan. Semua orang di sana langsung menatap Hanan heran, "tapi bagi gua enggak nyet," lanjutnya.

"Ya terus?" tanya Kelvin.

"Lu punya orang dalem, lu punya kerjaan."

"Tertimpa luapan fakta," ucap Yudha.

"Coba tebak."

"Apaan?" tanya Rendy.

"Kopi, kopi apa yang suka ngelawak?"

"Nggak tau, emang ada?" ucap Yudha.

"Ada, jawabannya lawak white coffee."

Hanan tertawa dengan lelucon yang ia buat sendiri, sedangkan teman-temannya hanya menatap datar kearah Hanan, merasa lelucon yang di lontarkan Hanan tidak ada yang lucu.

"Stress," ucap Rendy.

"Jokes bapak-bapak gini amat anjir," ucap Yudha dengan wajah datar.

"Semangat, dikit lagi lucu nan," ucap Cakra.

La Casa || 7 Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang