XIV. Birthday Gift

342 58 24
                                    

23 September 2022

Ulang tahunku yang 32 tahun. Hari ini berjalan seperti biasanya. Beberapa rekan kerjaku berserta keluarga mengucapkan ku selamat ulang tahun. Meski ucapan yang paling aku tunggu adalah dari dia..

Tapi tidak apa, lagipula hari ini masih panjang, kan?

Update: dia memberi ucapan selamat hari ulang tahun! Aku senang sekali!!

✧.*

Halilintar sedang memutar mutarkan sebuah pena dengan jari jemarinya. pandangannya masih berfokus kepada layar laptop yang ada didepan matanya. Sedang memikirkan strategi keuangan yang bagus untuk perusahaan.

Tapi entah kenapa matanya meilirik kearah tanggal yang ada dipojok kanan bawah laptopnya. Hari itu adalah hari Jumat tanggal 22 September 2022. Halilintar teringat jika besok adalah hari ulang tahun Solar, istrinya.

Ia lalu kilas balik dimemorinya bahwa dirinya direalita lain terlupa akan hari ulang tahun Solar, malah yang mengingatkan adalah Taufan. Meski begitu, Halilintar tetap mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya saat jam sebelas malam. Dimana satu jam lagi, hari ulang tahun Solar akan berakhir.

Tahun lalu juga begitu,

tahun depan,

dan tahun berikutnya.

Namun untuk sekarang, Halilintar akan memberikan Solar kejutan ulang tahun untuknya. Ia akan membuat besok adalah hari yang bahagia untuk istrinya.

'Besokkan Jumat, aku masih masuk kantor.." Halilintar berpikir. Besok hari kerja, dan masih ada pekerjaan yang harus ia lakukan. Berarti untuk besok ia tidak daoat menghabiskan waktu bersama Solar.

Ia awalnya beniat untuk bertanya Taufan lagi. 'Tapi masa nanya Taufan lagi?' Halilintar menggaruk garuk kepalanya, menjauhkan pandangannya dari ponsel yang ada dimeja.

Ia berpikir, apa yang akan ia lakukan besok hari. Benar benar H-1. Jadi mau mengadakan pesta pun tak mungkin. Halilintar kemudian menghelakan napasnya panjang. Bisa bisanya ia punya tabiat lupa ulang tahun istrinya.

Mengingat tentang Solar. Ia jadi teringat seminggu yang lalu saat mereka untuk pertama kalinya berkencan. Hari itu sangat menyenangkan. Ia tersenyum saat mengingat Solar dihari itu. Wanita itu benar benar cantik, membuat mata Halilintar—tidak! Semua orang—akan tertuju padanya. Ia jadi berpikir apakah Solar sadar bahwa beberapa pria lain menatapnya.

Itu sedikit membuat Halilintar kesal. Ia saat itu langsung melayangkan tatapan tajam saat pria pria itu mencoba mendekat. Namun disisi lain bangga karena bergandengan dengan wanita yang diidamkan pria pria itu.

"Dasar bajingan! Bisa bisanya melihat wanitaku seperti itu!" Ia bergumam sendiri. Lalu diam.

"..."

"..wanitaku.."

"..."

"Wanita.."

"..ku"

"..."

Ia malu sendiri dibuatnya tentang perasaan aneh yang terus ia rasakan semenjak tiga bukan terakhir.

Ia terus memikirkan Solar, khawatir akan wanita itu saat Solar tidak berada disekitarnya. Halilintar pikir mungkin ini adalah bibit rasa sayangnya kepada Solar. Hingga perlahan rasa sayang itu berubah menjadi bunga yang lebih indah.

Tapi untuk sekarang, ia tidak pasti jika bunga itu sudah tumbuh sepenuhnya atau belum. Pria itu masih belum merasa pantas untuk menyatakan rasa cintanya Solar dalam waktu secepat itu.

𝐉𝐮𝐬𝐪𝐮' 𝐚𝐮 𝐁𝐨𝐮𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang