XXVI. Our Honeymoon

366 51 30
                                    

28 September 2024

Siang ini, seperti biasa aku hanya makan siang di cafe langganan. Yah.. sambil mengulas materi kuliah dan nilai nilai mahasiswa. Rasanya membosankan melakukan semuanya secara berkala. Pinggangku juga terasa nyeri karena duduk terlalu lama.

Rekan kerjaku, Bu Dahlia, tadi sempat bercerita mengenai anak nya yang akan pergi berbulan madu ke luar negara. Bahkan beliau juga sedikit bercerita mengenai pengalaman bulan madunya.

Aku dan Halilintar sendiri pasca menikah tidak pergi berbulan madu. Ia sedang sibuk saat itu, dan akupun tidak masalah.

Hmn..

B̸a̸g̸a̸i̸m̸a̸n̸a̸ ̸j̸i̸k̸a̸ ̸t̸i̸b̸a̸ ̸t̸i̸b̸a̸ ̸i̸a̸ ̸m̸e̸n̸g̸a̸j̸a̸k̸k̸u̸ ̸b̸e̸r̸b̸u̸l̸a̸n̸ ̸m̸a̸d̸u̸?̸

✧.*

Halilintar meregangkan tubuhnya. Ditariknya nafasnya panjang, meraup oksigen sebanyak banyaknya. Pria itu berdiri dari kursinya. Beranjak keluar dari ruangan kerjanya menuju kantin. Hendak memesan makan siang.

Biasanya siang siang, Taufan sudah datang keruangannya untuk makan siang bersama. Entah makanan dari kantin kantor maupun makanan dari luar.

Meski pria yang lebih tua tidak pernah meminta. Taufan sudah lebih dahulu berinisiatif makang siang dengan sang figur kakaknya.

Tapi saat ini—menjelang hari pernikahannya, Taufan tidak akan ada dikantor dalam waktu tertentu. Tentu saja untuk mengurus pernikahannya. Dan waktunya tinggal sebulan lagi. Berbeda dengan pernikahan Halilintar dan Solar yang dulunya diurus orang tua. Taufan dan Thorn memilih untuk mengurusnya berdua.

Ngomong ngomong, setelah menikah. Taufan akan mengambil cuti bulan madu sekiranga seminggu. Pihak atasan membolehkan saja mengingat Taufan adalah pekerja yang rajin dan sangat bisa diandalkan. Apalagi yang Taufan nikahi adalah kerabat dari pimpinan perusahaan.

Ah.. apa aku lupa mengatakan detail pekerjaan Halilintar?

Halilintar bekerja disebuah perusahaan yang dimiliki oleh kerabatnya sendiri. Perusahaan teknologi yang memproduksi perangkat lunak dan perangkat keras untuk mempermudah kehidupan. Perusahaan itu bernama Arez Co. Pria itu sendiri bekerja sebagai direktur keuangan, sementara Taufan berada didivisi pemasaran.

Menjadi seorang pria yang bertalenta, pintar, dan teliti menjadi alasan utama kerabatnya, Ranto Voltarez—pimpinan perusahaan—mempercayai Halilintar menjadi direktur keuangan. Apalagi sama sama menyandang nama Voltarez. Ranto sendiri sesungguhnya sudah menilai Halilintar sedari pria itu masih kecil. Oleh sebab itu Ranto tidak keberatan menawari jabatan tinggi kepada dirinya.

Sebenarnya Ramsey juga mencoba untuk melamar kerja di Arez Co. namun gagal karena suatu alasan. Oleh sebab itu dia malah bekerja diperusahaan saingannya Arez Co.

//Apa ga semakin terusik aja hati para oknum keluarga besar yang iri irian? Melihat betapa mudahnya Halilintar memiliki pekerjaan dan mendapatkan jabatan?//

Ok, back to the story.

Pria itu sedikit bosan ketika tidak ada sang pria berisik yang selalu energik itu. Bahkan saat menyuap makanannya saja ia tidak semangat. Meski ada beberapa pegawai lain yang menyapanya dengan penuh hormat. Jarang jarang mereka bisa melihat seorang C-level ikut makan dikantin kantor bersama mereka.

Setelah makan dan kembali keruangannya—masih jam istirahat—Halilintar memainkan ponselnya menunggu balasan balik dari sang istri. Untung saja wanita itu juga sedang istirahat siang, dan akan masuk kelas jam dua nanti.

𝐉𝐮𝐬𝐪𝐮' 𝐚𝐮 𝐁𝐨𝐮𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang