Gaby tersenyum cerah untuk hari ini, ia legah karena apa yang selama ini ia sembunyikan akhirnya di ketahui oleh teman-temannya, terlebih lagi mereka semua menerima Gaby yang bisa di bilang tak normal itu dengan senang hati.
Sekarang ia tengah menemani Kiara yang sedang sibuk berpose, semua ini untuk majalah sekolah, iya benar sekolah ini sering sekali mendapatkan semacam endrose untuk pakaian sporty untuk anak muda. Gaby yang sudah sejak lama berteman dengan Kiara sangat mengerti temannya itu, ia tau bahwa Kiara sangat suka menjadi pusat perhatian apa lagi kecantikannya yang bisa di katakan sangat unreal untuk manusia.
Banyak lelaki yang menaruh hati padanya bahkan tak jarang ada yang terang-terangan mendekati Kiara, tapi Gaby selalu melihat kalau mereka semua hanya ingin panjat saja atau bisa di bilang numpang nama saja, ada yang lebih parah lagi mereka hanya menginginkan tubuhnya saja.
Jika sudah seperti itu Gaby rasanya ingin menjauhkan Kiara dari pada lelaki predator seperti itu, tapi sekarang ia legah karena ada William yang terlihat sangat tulus menjaga dan mencintai Kiara. Beruntung Kiara bertemu dengan William di waktu yang secepat ini, ia berharap William tidak akan menyakiti sahabatnya itu, jika hal yang tidak di inginkan terjadi dan itu karena ulah William bisa di pastikan Gaby akan merusak wajah lelaki tampan itu.
"Hh.... Capek gue!" Kiara berteriak sekencang mungkin, untung saja di ruangan ini hanya ada dirinya dan juga Gaby.
"Istirahat kalo capek, lu sih apa-apa di ambil, udah kaya masih aja cari duit, heran."
"Lu tau kan dulu gue terima bukan karena mau duitnya? Emang gue suka."
"Terus kenapa sekarang capek?"
"Sekarang udah punya William, jadi capek banget nahan kangen! Gue kangen William!"
"Idieh bucin, dulu juga ada William ya anjir."
"Ya dianya dulu gak ada deketin gue ya! Gue juga baru tau ada anak kelas kita yang namanya William dan terlebih lagi dia itu famous di kalangan kakel! Aaaa!! Gue frustasi banget! Ntar kalo pacar gue di colek-colek kakel gimana?"
"Kagak bakalan."
"Kok kagak bakalan?"
"Ya pacar lu bukan sambel anjir, tenang aja."
"Iiish! Gaby mah!"
"Lagian lu aneh-aneh aja, punya pacar kok takut di colek kakel."
"Emang salah gue takut???"
"Salah!"
"Kok salah sih?!"
"Kalo cuman di colek mah biarin anjir, lu kudu takut kalo pacar lu di pelet sama kakel!"
"Anjing! Iya juga!! Huuuaaaa pacar gue Gab!! Begimane!!"
"Ra, asal lu tau ye suara lu tuh menyebar ke seluruh ruangan bahkan sampai ke luar."
"Terus kenapa? Serah gue lah!"
Plak!
"Ntar gue di kata kdrtin elu anjir!"
"Ini lu barusan kdrtin gue.."
"Gue tonjok mau?"
"Hehehe.."
"Ra?"
"Apa?"
"Are you happy, Kiara?"
Kiara langsung melemparkan pandangannya ke Gaby, pertanyaan itu akhirnya ia dengar kembali setelah sekian lama tak pernah ia dengar. Terakhir kali ia mendengar perkataan itu adalah Gaby, tepatnya saat semua teman mengejeknya karena tak punya ayah, lalu Gaby akan selalu menemaninya dan bertanya 'are you happy, Kiara?' pertanyaan itu akan terus di ucapkan Gaby untuk mendapatkan jawaban apakah sahabatnya ini bahagia atau tidak.
"I'm happy, happy because i have you, Alma, Helen, and William! Oh! And William friends too! Gue gak dulu emang bahagia dengan bersama kalian tapi sekarang kebahagiaan itu bertambah ketika gue bertemu William dan jatuh cinta ke dia, dunia gue ada di dia dan gue gak mau ngecewain atau pun ngebuat dia sakit. Sesayang itu gue sama dia, kasih sayang yang gak pernah gue dapetin dari seorang laki-laki akhirnya gue dapetin dari William."
"What if.. William nyakitin lo?"
Kiara tersenyum."dia gak bakalan nyakitin gue, kalo pun iya pasti ada alasan di balik semua itu. Selama ini dia ngelindungin gue, bahkan dia hampir rela nuker nyawa dia dengan nyawa gue, cuma buat gue hidup. Gab, gue gak tau kedepannya bakalan kayak gimana tapi tolong jangan pergi ya?"
"I stay Kiara, gue gak bakalan pergi kecuali lo yang nyuruh buat gue pergi. Dulu lo yang selalu ada buat gue, sekarang gue yang ada buat lo dan bakalan selalu begitu sampai kapanpun, gue sayang sama lo udah apa ya gue nganggep lu tuh kek saudara gue sendiri."
"Hiks.. duh anjir kelilipan."
"Lu jan ngadi-ngadi ya, disini kagak ada debu, bilang aja mewek."
"Apa sih, kagak mewek."
"Nih gue cepuin Alma sama Helen ya, biar mereka tau kalo lu cengeng!"
"Anjir, jangan donk wak."
"Gue cepuin."
"Gab? Thanks for everything ya."
"Yang harusnya hilang kayak gitu tuh gue sih, Ra. Liat dulu gue sehancur apa? Liat gak di saat semua orang ngejauhin gue tapi elu kekeuh stay dan selalu ngehibur gue? Gue yang harusnya hilang gitu, sumpah gue bersyukur banget di pertemukan sama elu walaupun gegara gue hampir ketuker sama elu pas masih bayi, tapi gak papa, gue beruntung banget! Karena dari situ orang tua kita jadi kenal dan kita juga jadi kenal!" Gaby reflek memeluk erat Kiara dan itu membuat Kiara menangis tersedu-sedu, ingatan masa lalu yang sukses membuat Kiara selalu menangis, iya ingatan di mana Gaby saat itu benar-benar dunianya hancur, semua orang menjauhinya dan memandangnya rendah tapi Kiara tetap ada di samping Gaby dengan alasan bahwa Kiara sudah janji kepada mendiang nenek Gaby untuk selalu ada bersama dengan Gaby.
"Ra, kalo ada apa-apa jangan lupa cerita ya? Jangan di Pendem sendiri ya? Jangan ada yang di tutup-tutupin ya?"
Kiara mengangguk."gue janji, gak bakalan ada yang di tutup-tutupin, lo juga ya? Please gue takut kehilangan lo banget Gab."
"Gue janji Ra."
"Hngg!! Pokoknya jangan kek dulu!"
"Iya-iya bawel!"
"Dih! Emang gue bawel?"
"Baru nyadar?"
"Anjing?"
"Iya elu bawel, kenapa?"
"William juga manggil gue bawel terus kontak gue di dia juga di kasih nama 'si bawel' Gus se bawel itu kah?"
"Kiara, gue kasih tau ya kalo pacar lu yang ngasih nama kek gitu ya itu nama kesayangan buat elu, nih ya elu emang bawel tapi bawel lu tuh bisa bikin orang lain ketawa bahagia, udah jangan terlalu di pikirin."
"Beneran? Gue takut William kayak keganggu sama ke bawelan gue ini."
"Beneran, lagia William gak ada sambat apapun kan?"
"Gak ada, tapi siapa tau dia sambat sama temen-temennya kan?"
Gaby menggeleng."William orangnya se to the point itu, Ra. Dia bakalan bilang kalo emang terganggu dan gak suka, gak bakalan dia simpen, dikata dia cewek apa. Kalo suka nyimpen mah elu!"
"Dih kok jadi nyindir gue sih!"
"Ya elu kebiasaan."
"Hehehe ya gimana ya."
"Haha hehe haha hehe sekali lagi gue colok idung lu."
"Jangan donk!"
"Lagian elu sih di bilangin kok malah gitu, awas lu ye kalo ada rahasia di antara kita, gue jambak pacar lu yang tersayang itu."
"Gak asik mainnya ngejambakin kesayangan! Jangan jambak William ntar dia botak."
"Gak papa jadi tuyul."
Kiara dan Gaby langsung terdiam, mereka saling bertatapan lalu tertawa terbahak-bahak membayangkan William botak seperti tuyul, inilah sahabat sefrekuensi dan satu pemikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream (Winrina ver) [END]
Fanfiction(bxg - gxg) (NASKAH AU) Ketika mimpi itu menjadi kenyataan apakah seorang bisa merubahnya? apakah dia berhasil melindungi seseorang yang paling berharga dihidupnya? { twt : @spiderpaw_ }