Sudah terbilang seminggu berlalu dan William sulit sekali di hubungi, bukan karena William sedang bermain dengan perempuan lain tapi ia tengah fokus dengan latihan basketnya. Raja dan juga Yurino pun sibuknya bukan main, Alma sampai marah-marah terus sepanjang hari karena Yurino sulit sekali di hubungi.
Ningtyas tau akan hal itu pun langsung menenangkan Alma, ia mengatakan bahwa Yurino memang sedang fokus latihan, pak Agung sendiri yang menyuruh para pemainnya untuk tidak membuka ponsel sampai pertandingan di mulai.
Kiara pun mengerti akan hal itu jadi dia tak seberapa rewel tapi di situasi tertentu ia akan seperti Alma dan Gaby lah yang bisa menenangkannya, Helen pun tengah sibuk mengurusi beberapa keperluan pensi karena memang setelah pertandingan akan ada pensi yang di adakan.
Helen bukanlah anak OSIS tapi dia emang suka di mintain bantuan begitu, OSIS yang sebagian anggotanya adalah kuyang jadi ia pun merasa kasian kepada ketua OSIS nya dan membantu mereka dengan imbalan.
Jangan mengira tidak ada imbalan karena jika tidak ada maka Helen lebih baik tidur di rumah dengan aman damai tentram.
"Ini kapan dimulai?"
"Katanya sih sebentar lagi."
"Itu apaan sih ceciwi pada bawa banner segede gaban mana mukanya, muka pacar gue!"
"Gue jejelin bakwan ya lo ngomel-ngomel sekali lagi."
"Ya kesel tau! Alma juga nih, mana sih tuh anak?!"
"Alma lagi sama Ningtyas."
"Kemana?"
"Ngurusin konsumsi OSIS tuh, mereka berdua ikutan bantuin gegara di suruh."
"Kok gak nolak sih?"
"Alma mana bisa nolak kalo Bu Aminah yang minta."
"Haduh, guru kesayangannya dia ternyata."
Kiara dan Gaby kini berada di podium, mereka berdua sudah berada di podium dari 15 menit yang lalu karena Kiara sendiri tidak mau ketinggalan sedikitpun, ia juga rela membatalkan semua pemotretan dan juga acara yang lainnya hanya untuk melihat ayangnya bertanding.
Seenggaknya dia harus mensupport kekasihnya, menurut Kiara sih begitu.
Beberapa menit kemudian dan pertandingan pun di mulai, perhatian kini tertuju pada William si anak emas pak Agung yang selalu mencetak point. Pak Agung sendiri yang mengatakan bahwa William berpotensi menjadi seorang atlet basket terkenal, tapi beberapa orang sering meremehkan hal ini, hingga akhirnya saat ini pun tiba, semua orang berkumpul dan fokus kepada William.
"LIONEL WILLIAM ANDERSON!!! SEMANGAT!!! KALO MENANG NANTI DI KASIH APAPUN YANG LO MAU SAMA KIARA!!!" Kiara langsung melotot saat Gaby berteriak seperti itu dan di balas dengan satu jempol yang mengacung ke arah mereka berdua.
"Lo gila apa?!!"
"Emang kenapa sih?"
"Kalo William minta yang aneh-aneh gimana?!"
"Ada gerak-gerik dari William yang udah mengarah ke sana?"
Kiara terdiam, sejauh ini sih tidak ada, lagian ia juga sudah beberapa kali menginap di apartemen milik William dan tidur satu ranjang tapi tak ada hal apapun yang terjadi, malah William terbilang sangat anteng saat sedang tidur, ia hanya memeluk Kiara lalu melepaskan Kiara begitu terus berulang sampai ia terbangun.
"Enggak sih, tapi lo percaya gak sih kalo dia gak bakalan ngapa-ngapain gue? Gue takut.."
"Dia gak bakalan berani! Lagian ya setau gue aja nih baru-baru ini, William itu sepolos itu kalo soal begituan, emang dia tau hal gitu tapi menurut dia kalo belom waktunya terus ngelakuin hal itu jatohnya dosa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream (Winrina ver) [END]
Fanfiction(bxg - gxg) (NASKAH AU) Ketika mimpi itu menjadi kenyataan apakah seorang bisa merubahnya? apakah dia berhasil melindungi seseorang yang paling berharga dihidupnya? { twt : @spiderpaw_ }