76. not this time

752 86 6
                                    

Sudah hampir 4 bulan lamanya William dan Kiara berpacaran tanpa adanya masalah sama sekali, hubungan mereka terbilang sangat adem ayem sejauh ini. Kiara kini tengah sibuk dengan beberapa kegiatan seperti biasanya dan William yang juga sibuk dengan urusan olimpiade matematika, entah kenapa sejak semakin dekat dengan Kiara, ia bisa tertidur dengan pulas karena nightmare tidak lagi menjadi tema dalam mimpinya.

Sebenernya inilah yang membuatnya takut karena terkadang ada sesuatu hal yang tak terduga, datang tiba-tiba dan ia takut saat itu juga ia belum bersiap. Tapi bagaimanapun ia mencoba untuk menyiapkan dirinya, terlebih lagi ia harus menjaga Kiara dan teman-temannya.

William berjalan di koridor sambil matanya memandang lurus kedepan dan tak lama ia berpapasan dengan Jevano, sebenernya mereka bukanlah rival, hubungan mereka berdua terbilang sangat akur tadinya, namun entah kenapa Jevano sangat emosi jika melihat William.

Keduanya hampir di panggil ke ruang BK karena Jevano tiba-tiba menerjang William yang lagi adem ayem makan cilok bersama dengan Ningtyas. Sekarang mereka bertemu, tak ada yang saling menyapa, lewat begitu saja seperti hembusan angin.

"Lo kalo niatnya cuman nyakitin Kiara, mendingan gak usah jadi pacarnya dia, lo putusin dia.

William menghentikan langkahnya."kenapa? Lo mau deketin dia demi menangin taruhan? Apa rewardnya kalo menang?"

Jevano dengan geram langsung berjalan menuju William dan menarik kerak seragamnya, amarah mencuat tak terkendali, bisa saja ia menghajar William habis-habisan.

Kenapa dia seemosi itu?

"Apa? Bener? Lo taruhan sama Khairul kan?"

"Jaga mulut lo!"

"Gue tau Jev, lo semarah ini bukan tanpa karena, ya kan? Lagian, kedok doank mau ngejagain, sebenernya mah takut kalah taruhan karena waktunya cuman sampe 2 bulan."

"Lo!"

"Apa? Gue kasih tau sesuatu ya, Kiara punya gue dan apapun yang berpotensi ngebahayain dia bakalan berurusan sama gue, termasuk elo." William menghempas tangan Jevano dari kerahnya dan langsung pergi, ia tak takut dengan Jevano, meskipun dulu ia sangat menghormati Jevano tapi tidak dengan sekarang. Bukan tanpa karena juga, ia mendengar sendiri kalau Jevano sangat kesal karena bisa dibilang tak ada peluang untuk memenangkan taruhannya dengan Khairul kakak kelasnya.

Jevano menetap kepergian William lalu smirknya muncul, tatapan seperti sedang merencanakan sesuatu itu bisa menjadi bombardir untuk William.

"Bukan sekarang, tapi nanti, liat aja Wil. Lo yang bakalan terima akibatnya."

Dream (Winrina ver) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang