Suara aluna musik itu terdengar sangat kencang sampai Raja pun jika ingin berbicara harus mengeluarkan suara yang lebih tinggi, William terlihat tengah menyesap segelas wine yang ada di tangannya.
Sejenak ia berfikir untuk tidak kembali maju menuruti egonya untuk mengejar Kiara kembali, wanita itu sudah mengatakan bahwa semuanya sudah selesai dan rasanya kepada William sudah sepenuhnya menghilang jadi untuk apa William terus memaksakan dirinya untuk tetap stay? Stay pada orang yang bahkan perasaannya telah menghilang, ia kini berfikir ternyata selama ini yang menjaga agar cinta ini tetap ada hanya dia, sedikit kecewa tapi tak apa karena kekecewaan sebenarnya ada pada malam dimana ia tak bisa menyelamatkan Kiara.
"Bro?" Abin menepuk pelan pundak William yang tadi melamun dan pandangannya tertuju pada segelas wine, saat sadar ternyata Raja dan Yurino sudah tidak ada, kemana mereka?
"Yurino sama Raja kemana?"
"Biasalah mereka mah." Abin mengatakan hal biasa yang kedua sahabatnya itu lakukan adalah ikut menari bersama para wanita di bawah sana.
William hanya mengangguk.
"Kiara lagi?" Ternyata Abin sudah hafal betul bahwa yang membuat sahabatnya ini perlahan mulai berubah lagi adalah wanita itu, Abin memang bukan teman lama William tapi setidaknya ia sedikit mengerti William.
William terkekeh sambil menggeleng."ngapain?"
"Itu yang mau gue tanyain ke lo, ngapain? Ngapain masih di fikirin sedangkan dia bilang kalo rasa dia ke lo udah gak ada? Tapi emang iya beneran udah gak ada? Atau dia mutusin lo karena hal lain? Mendingan tanya deh, siapa tau lo udah ngelakuin kesalahan dan dia tau."
"Gue ngelakuin apa?"
"Ya gak tau, makanya nanya bro. Malu bertanya sesat di kamar."
"Pribahasa lo emang selalu jelek."
"Kejer dia bro, kalo emang belom ada janur kuning mah gas ae lah, ya kali kagak."
"Haruskah? Maksud gue kayak, bukannya seharusnya gue move on?"
"Gue tanya deh, udah 2 tahun dan kenapa lo masih gini-gini aja? Kenapa gak coba nerima orang baru? Emang gak mau sembuh?"
"I try."
"No no no, bukan masalah lo lagi mencoba ye, lo gak mau. Hati lo gak mau tapi fikiran lo berkata untuk move on, gak ada kekompakan di antara hati dan fikiran lo jadinya kayak sekarang gini, lo mau maju tapi hati lo masih stuck di dia. Sekarang lo lebih kayak ngikutin aku dan gak ada niatan untuk move on."
"Lo jadi dokter cinta kayaknya bagus tuh, joinan sama Raja."
"Yeuw, gue bilangin malah bercanda lu."
"Iye sorry sorry."
"Maju bro, gue bantuin kalo lu butuh apa-apa."
"Nanti gue fikirin lagi."
"Udah umur segini masih mikir-mikir, keburu di lamar itu si Kiara sama bule sono."
"Dia gak suka bule."
"Lah? Sukanya yang lokal punya?"
"Sukanya Dino."
"Dino? Dino apaan?"
"Dinosaurus."
Abin terdiam mencerna perkataan William lalu setelah itu terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya."cakep-cakep tapi random banget."
"Ya itu, itu yang gue suka. Dia itu beda dari cewek yang lain, ya emang kalo di publik dia sama aja kayak cewek yang lain tapi kalo udah berdua sama gue tuh beda banget. Pokoknya dia moodboster banget deh."
"Se excited itu lo pas cerita tentang dia, gue tau dia sumber kebahagiaan lo maka dari itu ikutin apa kata hati lo, coba tutup telinga untuk orang yang nyuruh lo move on. Mereka gak tau kalo kebahagiaan lo cuman dia, kalo pun dia udah punya pacar, tabrak aja anjir hantam!"
"Gue mau mastiin dulu dia udah ada gandengan apa belom, kalo udah ya tugas gue cuman untuk jaga dia."
"Ok, untuk sekarang kalo misalnya gak ada maju aja."
"Gue aneh deh sama lo, kenapa gitu? Maksud gue kenapa ngebahas ini?"
"Mau bantuin lo aja, sekertaris lo bilang kalo lo kek mayat idup. Gue mau bantuin lo biar idup lagi, hati lo maksudnya jadi gak usah khawatir ntar gue bantuin kalo pun mau."
"Ok, thanks ya."
"Yoi bro."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream (Winrina ver) [END]
Fanfic(bxg - gxg) (NASKAH AU) Ketika mimpi itu menjadi kenyataan apakah seorang bisa merubahnya? apakah dia berhasil melindungi seseorang yang paling berharga dihidupnya? { twt : @spiderpaw_ }