38. Fail

882 96 1
                                    

Sinar matahari bersinar terang di pagi hari ini, Senin adalah hari dimana tidak akan adanya awan hitam dan hujan yang turun. Menyebalkan, itulah yang biasa dirasakan para siswa karena mereka harus berdiri lama sampai upacara selesai, tapi tidak hari ini karena beberapa guru akan menghadiri rapat penting dengan ketua yayasan sekolah.

Hanya beberapa guru penting saja, sisanya tetap mengajar jadi ada beberapa kelas yang mendapatkan jam kosong. Untuk kelasku tidak mendapatkan jam kosong di jam pertama, kebetulan jam pertama ada mata pelajaran penjas, itu artinya semua siswa harus siap berkeringat.

Aku berjalan keluar ruangan ganti, ku lihat Kiara dengan baju olahraganya yang sedikit ketat itu membuatku risih, aku menghela nafas dan langsung berjalan menuju loker milikku sambil tanganku menarik tangannya.

Ia pasti terkejut.

"Anjir! Lo ngapain?!" Suaranya di rendahkan agar hanya aku saja yang bisa mendengar semua umpatannya, aku terkekeh pelan.

Aku membuka lokerku dan memberikan baju olahraga milikku, aku memiliki 2 seragam olahraga, ya bisa di bilang buat jaga-jaga jikalau baju yang satunya sobek atau hilang begitu.

Ia terlihat mengangkat satu alisnya, bingung pasti."ganti Ra, lekuk tubuh lo keliatan. Hari ini yang ngajar pak Dimas."

Pak Dimas adalah guru olahraga untuk kelas 12, tapi karena guru olahraga kami adalah salah satu guru penting jadi ia tidak bisa mengajar dan berakhir pak Dimas yang entah kenapa ia tiba-tiba mengajar kelas kami menggantikan pak Agung. Semua siswa pun tau jika pak Dimas ini terlihat obsesi sekali dengan Kiara, tidak. Bukan cuman Kiara tapi ke semua siswi yang berhasil menarik hawa nafsunya, dalam list yang mungkin ia buat, Ningtyas masuk dalam list itu karena sudah beberapa kali aku memergoki pak Dimas tengah menggoda Ningtyas.

"Lo merhatiin gue?"

Aku mengangguk karena memang aku memperhatikannya, lebih tepatnya aku memperhatikan teman-temanku yang berpotensi menarik perhatian si guru mesum itu.

"Lo suka ya sama gue?"

Ctak!

"Aduh!" Aku menyentil keningnya, ada apa dengan dirinya itu? Dia terlihat sangat percaya diri sekali mengatakan hal semacam itu dengan lantang.

"Ganti sekarang Kiara.."

"Ogah!"

Aku menghela nafas."terserah."

Kenapa dia begitu keras kepala? Hais, anak ini.

Ia mengembalikan baju olahraga itu kepadaku, aku hanya bisa menghela nafas dan mengembalikan kedalam koridorku.

Jika ada sesuatu yang terjadi kepadanya, aku tidak akan peduli.

Aku tidak akan peduli.

Dia membuatku kesal.

Sangat!

_______________________________________________

Jam pulang sekolah pun tiba, aku sedari tadi tak melihat Kiara padahal ia berjanji akan pulang bersamaku dan melanjutkan kerkom tapi dirinya saja sudah menghilang entah kemana sejak 1 jam sebelum jam pulang tiba. Ada firasat tidak enak tapi semua itu aku tepis, kali ini sepertinya aku hanya sedang lapar saja makanya seperti itu.

Aku berjalan keluar kelas tapi sebelum itu langkahku terhenti karena melihat Gaby masuk kedalam dengan nafas yang terengah-engah, ia seperti orang yang habis di kejar satpol PP. Masuk kedalam dan memeriksa meja Kiara, apakah dia sedang mencari tas milih sahabatnya itu?

"Kenapa?"

Ia langsung menatapku, sorot matanya mengartikan bahwa dirinya tengah di landa kekhawatiran."gue nyari tas Kiara."

Dream (Winrina ver) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang