00:08

387 50 21
                                    

- 00:08 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 00:08 -

Selama di perjalanan pulang, Zelin kembali diam. Perempuan itu hanya mengamati gedung-gedung yang mereka lalui dengan pikiran yang melayang jauh.

Sebagai seorang perempuan, tentu Zelin bisa merasakan sakit yang Syadza alami. Zelin tidak menyangka bahwa Jeffrey begitu jahat.

"Mikirin apa?" tanya Jack yang tiba-tiba sudah membuka pintu untuk sang kekasih.

Zelin terkesiap dan spontan menatap sekeliling dan baru menyadari bahwa mereka telah sampai. Perempuan itupun hanya memberikan senyum kecil sebagai respon dari pertanyaan sang lelaki.

"Kamu jangan terlalu banyak pikiran nanti sakit," ucap Jack yang khawatir karena Zelin gampang sakit bila terlalu banyak beban pikiran.

"Kasian Syadza," lirih Zelin ketika mereka sudah berada di lift.

"Muka-muka Jeffrey emang udah keliatan bukan cowok baik-baik," ucap Jack merasa bangga karena tebakannya benar.

"Padahal setauku Jeff itu baik banget, tau," ucap Zelin merasa bingung kenapa Jeffrey seperti ini.

"Dia baik cuma sama orang yang menurutnya memang harus dia baikin. Istilahnya, dia caper ke kamu," celetuk Jack dengan santai.

"Ada ya orang kayak gitu," ucap Zelin tidak menyangka.

"Kamu tau, Sayang? Sebenernya Syadza juga salah di sini. Harusnya dia paham, bahwa jangan pernah memulai hubungan sama seseorang yang bahkan belum bisa melepas masa lalunya," ucap Jack membuat Zelin mengangguk menyetujui pendapatnya.

"Beruntungnya aku sewaktu dulu kamu belum bener-bener melepas masa lalu kamu, kamu nolak aku. Gak kebayang gimana rasanya kalau seandainya kamu nerima aku tapi hati kamu masih untuk Tuan Muda," kekeh Jack.

Zelin merangkul lengan lelaki itu. "Karena lebih baik jujur daripada ngelukain perasaan orang," ucapnya tersenyum manis.

"Terima kasih untuk semuanya, Eyin," ucap Jack dengan tulus.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Syadza sampai ke rumah dengan perasaan cemas ketika menemukan suaminya sudah menunggu tepat di depan pintu dengan tatapan yang tak bersahabat.

Ya Tuhan, apa Jeff tau kalau aku ketemu sama Zelin? batin Syadza bertanya-tanya.

"Dari mana?" tanya Jeffrey dengan tatapannya yang kian menajam.

"A-aku keluar sebentar jalan-jalan," ucap Syadza sembari menundukkan kepalanya, takut menatap Jeffrey.

Seperti yang Syadza duga, lelaki itu kini menyeretnya tanpa peduli dengan kondisinya yang saat ini tengah mengandung. Beruntung langkah kaki Jeffrey masih bisa Syadza imbangi.

"Jeff, maaf," ucap Syadza yang hanya bisa mengatakan dua kalimat itu.

"Kalian semua bubar." Jeffrey memerintahkan para pelayan yang berada di dapur untuk segera meninggalkan area tersebut.

"Maaf, Tuan Muda-"

"Cepat!" Lelaki itu menaikan nada bicaranya, maka semua pelayan pergi sebelum dia murka.

Syadza sendiri masih diam di tempatnya setelah Jeffrey melepaskan lengannya yang kini terasa nyeri. Begitu Jeffrey menatapnya, Syadza menunduk lagi.

"Bikinin gue nasi goreng pake telur setengah matang," ucap Jeffrey pada Syadza yang kini mulai mengangkat wajahnya.

"Jeff, maaf ... tapi kamu gak bisa makan telur setengah matang," ujar Syadza mengingatkan lelaki itu.

"Gue ngidam! Cepet buatin apa yang gue suruh!" ucap Jeffrey marah-marah. Sebelumnya ia sudah menghubungi dokter pribadinya, dokter pun menyarankan agar dirinya tidak mengonsumsi makanan tersebut dengan porsi berlebih.

Syadza akhirnya mengangguk pelan dan mulai mengerjakan apa yang suaminya perintahkan. Memasak bukanlah hal yang sulit, Syadza justru menjadikan pekerjaan itu sebagai favoritnya.

Ketika Syadza terlihat begitu senang memasak, Jeffrey baru menyadari satu hal. Syadza begitu cantik ketika dia tersenyum dan tertawa.

"Mau pake sosis, gak?" tanya Syadza yang sekarang sudah berada di depan kulkas.

Jeffrey hanya membalasnya dengan dehaman singkat, lelaki itu tidak sadar masih menatap Syadza begitu lekat.

Di sisi lain, kini Jack sedang asyik chattingan bersama Gevano. Karena Zelin sedang beristirahat, jadi Jack memilih untuk menghubungi sang Tuan Muda yang kebetulan tadi pagi mengirim pesan padanya tapi masih berbentuk rahasia.

Jacksen Northern : Tuan Muda.. ayo jujur ada berita apa??

Jack benar-benar penasaran, tapi Gevano terus memancingnya tanpa memberi kepastian.

Tuan Muda : kapan kamu malamar zelin?

Waduh, Jack jadi panas dingin secara tiba-tiba.

Jacksen Northern : Secepatnya, Tuan Muda..

Tuan Muda : sudah benar-benar yakin?

Jacksen Northern : benar-benar-benar dan sangat benar-benar yakin, Tuan Muda

Tuan Muda : ada yang mau saya bicarakan, berdua. temui saya jika ada waktu.

Jack dagdigdug memikirkan apa sekiranya yang akan Tuan Muda-nya katakan. Apa jangan-jangan Tuan Muda-nya tidak setuju?

Jacksen Northern : Tuan Muda.. jangan tolak saya🥺

Tuan Muda : apa?

Jacksen Northern : hnggg🥺🥺

Tuan Muda : saya ga tau kamu sealay ini

Jack tiba-tiba tertawa sendiri ketika membayangkan ekspresi Gevano saat berbicara seperti itu. Ah, dia jadi merindukan lelaki itu.

Jacksen Northern : Tuan Muda, miss u pull😚

Pesannya hanya dibaca, ketika Jack mengirim pesan lain keterangannya hanya centang satu.

Jangan-jangan Gevano memblokir dirinya. Gawat.



to be continued

mari bersama sampai 18 hari kedepan baby boo💜

siap menaiki kapal #JackiEyin?

bacanya jekiyin manteman💜

yuk jangan lupa masukin perpus biar ga ketinggalan updatenya💜 kalau suka sama ceritanya jangan lupa follow, vote and comment juga, ya💜

1 vote and comment = semangat aku untuk update💜

1 silent readers and hate comment = kamu setan.

Love and Job [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang