00:16

355 40 23
                                    

- 00:16 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 00:16 -

"Kenapa?" tanya Jack yang tengah fokus menyetir ketika mendengar decakan dari sang kekasih.

"Aku lupa bawa minum," ucap Zelin kesal pada dirinya sendiri. Sebenarnya tadi sudah ia siapkan, tapi ternyata lupa ia bawa.

Jack mengurangi kecepatan mobilnya sembari menatap sekeliling untuk mencari keberadaan minimarket terdekat.

"Selain minum mau apalagi?" tanya Jack yang kini sudah menepikan mobilnya di dekat minimarket.

"Minum aja, gak mau yang lain," ucap Zelin.

"Tunggu sebentar biar aku beli dulu," ucap Jack kemudian mengecup kening perempuan itu sebelum turun dari mobil.

Seorang pria yang mengikuti Jack dan Zelin sejak tadi tersenyum melihat Jack turun dari mobil dan mulai menyebrangi jalan raya. Lihat saja, akan ia lenyapkan Jacksen Northern itu karena sudah berani merebut Zelin-nya.

Tepat ketika Jack keluar dan hendak kembali ke mobilnya, pria yang sudah mengincarnya sejak tadi mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang.

"Jackie!" Zelin berteriak, perempuan itu segera membuka pintu mobil untuk memperingati kekasihnya.

Zelin telat. Dalam hitungan detik, tubuh Jack terpental jauh setelah ditabrak begitu kencang hingga membuat Zelin histeris begitupun juga orang-orang yang berada di minimarket tadi.

"JACKIE!" Zelin berlari kencang menghampiri sang calon suami yang telah tergeletak dengan darah mengalir deras di kepala lelaki itu.

Orang-orang mulai keluar dan memanggil ambulans dan juga polisi dikarenakan sang pelaku melarikan diri.

Zelin menangis histeris dengan terus memeluk lelakinya yang hampir kehilangan kesadaran. Jack terbatuk keras, lelaki itu memuntahkan darah yang langsung mengotori baju Zelin.

"Apa ada yang bisa mengendarai mobil? Terlalu lama jika kita menunggu ambulans datang!" ucap seorang wanita memberi saran.

"Ya, benar! Cepat kita bawa saja dia ke mobil sebelum terlambat!" seru yang lain menyetujui saran wanita tadi.

"Tetep sadar, okay? Please jangan tutup mata kamu," ucap Zelin ketika Jack hampir menutup matanya.

Jack tidak bisa berkata apapun, yang ia lakukan hanya terus menikmati wajah Zelin yang entah akan bisa ia tatap lagi atau tidak setelah ini.

Tuhan, tolong jagakan dia, batin Jack ketika tubuhnya diangkat oleh beberapa lelaki untuk dibawa ke dalam mobil.

Zelin lebih dulu masuk ke dalam mobil mereka dan memangku sang kekasih yang dibaringkan padanya. Mobil segera dilajukan setelah memastikan Zelin dan Jack aman di jok belakang.

"Jangan tutup mata kamu, Jackie ... aku mohon," lirih Zelin yang terus mengusap darah yang menutupi wajah tampan kekasihnya.

Mata Jack semakin berat, tetapi tetap ia paksakan untuk terbuka semampunya. Jack menangis, tangannya ingin sekali mengusap air mata yang terus jatuh ke pipi sang kekasih, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melakukan itu.

"Janji jangan tinggalin aku, Jackie ... ke mana aku harus pulang kalau rumah aku hancur?" ucap Zelin dengan tangis yang begitu pilu.

"S-sa-yang." Jack hanya mampu mengucapkan kata itu, matanya tak lepas dari wajah sang calon istri yang terlihat begitu cantik hari ini.

"Iya? Kamu janji gak bakalan ninggalin aku, kan? Iya, kan? Iya 'kan, Sayang?" tanya Zelin bertubi-tubi.

Melihat Jack mengedipkan matanya, seolah menjadi balasan bahwa lelaki itu akan berjanji tidak akan meninggalkannya. Zelin memeluk kepala Jack yang begitu amis tanpa rasa jijik sama sekali.

"Kamu jangan tinggalin aku, ya ... aku gak mau sendirian," bisik Zelin begitu kecil.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Kakak!"

Zelin langsung mengangkat kepalanya ketika melihat adiknya datang. Perempuan itu langsung menangis dalam dekapan sang adik tanpa peduli jika suaranya mengganggu orang lain.

"Zozo ... Jackie ... Jackie gak bakalan ninggalin Kakak, kan?" tanya Zelin membuat Zoya ikutan menangis.

"Kak—" Zoya memeluk perempuan itu kembali, ia tak mampu berkata-kata setelah melihat kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Kenapa Tuhan jahat banget sama Kakak?" tanya Zelin begitu pilu.

"Kak, jangan ngomong gitu ... Kakak harus yakin kalau Tuhan bakalan balikin Jack sama kita, okay?" ucap Zoya mencoba menenangkan perempuan itu.

"Zelin?" Gevano memanggilnya ketika mendapat kode dari sang istri.

Zelin yang telah mengurai pelukannya dengan sang adik, langsung memeluk Gevano yang sudah seperti sahabatnya.

"Vano ... Jackie bakalan baik-baik aja, kan? Tuhan gak bakalan ambil dia dari aku, kan?" tanya Zelin dengan tatapan sendu.

"Hey, Jack itu anak yang kuat. Kamu harus percaya sama Tuhan dan yakin kalau Jack pasti akan bertahan demi kamu," ucap Gevano tegas.

"I-ini semua karena aku ...," ucap Zelin kemudian menjauh dari Gevano.

Perempuan itu berjongkok di lantai dan berteriak sembari memukuli dirinya sendiri. Sakitnya kumat lagi. Zelin selalu menganggap dirinya paling bersalah ketika orang yang sangat ia sayangi terluka.

"Zelin! Hentikan!" Gevano menahan kedua tangan Zelin yang ingin terus memukuli dirinya sendiri. Sedangkan Zoya tidak mampu berbuat apapun karena syok akan tindakan yang kakaknya lakukan.

"Aku penyebabnya, Vano! Kalau bukan karena aku, Jackie gak mungkin begini!" ucap Zelin marah pada dirinya sendiri.

Zoya pelan-pelan mendekati sang kakak. Perempuan itu menatap kakaknya sejenak sebelum memeluknya begitu erat.

"Eyin gak boleh gini ... kalau Eyin begini, gimana Jackie di sana, hmm? Eyin harus kuat biar Jackie juga kuat di sana," bisik Zoya begitu kecil.

"Zozo ... gimana kalau Jackie ninggalin aku?"





to be continued

mari bersama sampai 9 hari kedepan baby boo💜

siap menaiki kapal #JackiEyin?

bacanya jekiyin manteman💜

yuk jangan lupa masukin perpus biar ga ketinggalan updatenya💜 kalau suka sama ceritanya jangan lupa follow, vote and comment juga, ya💜

1 vote and comment = semangat aku untuk update💜

1 silent readers and hate comment = kamu setan.

Love and Job [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang