Bel pulang sekolah sudah berbunyi semua murid sudah meninggakan kelas kecuali Zora dan Rico. Zora masih duduk di kursinya seraya menatap Rico.
Rico yang sadar jika sedari tadi Zora menatapnya, ia pun berdiri dan berjalan meninggalkan Zora.
"Aku nunggu kamu Rico! Massa di tinggalin sih!" Zora pun berlari mengikuti langkah Rico.
Dugh
Zora tersungkur kebawah saat tubuhnya menabrak punggung Rico yang tiba-tiba saja berhenti, Rico membalikkan badannya dan menatap kesal Zora yang terjatuh, bukannya membantu, Rico malah pergi keluar dari kelas dan meninggalkan Zora.
"Jahat banget sih," cibir Zora, menatap kepergian Rico.
Agaknya Zora nyaman duduk di lantai, hingga tiga menit berlalu dirinya masih terdiam seraya menatap kosong kedepan, entah apa yang dipikirkan gadis tersebut, hingga sebuah tangan terulur di depannya.
Zora menatap pria yang mengulurkan tangannya, bukannya menerima uluran tangan tersebut, Zora menepisnya dan langsung berdiri. "Gue bisa sendiri,"
"Hmm," pria tersebut menuju ke mejanya dan mengambil buku yang ketinggalan.
"Harvest?" Zora menatap Harvest yang sedang memasukkan bukunya ke tas pria itu.
"Rico masih disana?" Jujur saja entah kenapa, Zora merasa canggung dengan pria itu, mungkin karena pria itu dingin dan sangat irit ketika berbicara.
"Pulang," Harvest berjalan begitu saja melewati Zora.
Zora menatap kepergian Harvest, ia menghembuskan nafasnya pasrah. "Ditinggal lagi kan sama Rico," ia pun keluar dari kelasnya.
Saat Zora sudah berada di parkiran, Zora tidak melihat ada motor Rico maupun Ata, disana dia hanya melihat Harvest yang sudah duduk anteng di motor gedenya.
"Pak Safir kenapa ponselnya nggak aktif sih," Zora terus menggerutu kesal, karena sudah panggilan ketiga namun supir pribadinya itu belum juga aktif.
Brum
CitZora agak terkejut ketika melihat motor Harvest yang sudah ada di depannya, dengan pria itu yang sudah memakai helm full face nya.
"Bareng gue,"
Zora paham maksud Harvest. "Ini beneran nggak repotin kan?"
"Iya,"
Harvest menurunkan pinjakan kaki motornya untuk Zora, Zora yang melihatnya pun merasa haru, karena Rico yang tunangannya pun tidak seperti itu kepada dirinya.
Zora pun menaiki motor Harvest, tidak hanya itu, Harvest melepaskan jaketnya, Zora sempat agak terkejut melihat tingkah Harvest, namun ia kembali dibuat haru saat Harvest menyerahkan jaket tersebut ke Zora.
"Tutupin kaki lo,"
Zora mengambil jaket tersebut, dan menutupi kakinya, karena dia memakai rok pendek, dan duduk manyamping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan atau pergi(END)
Teen FictionTentang sebuah paksaan yang berakhir duka. Sebanyak apapun berjuang, jika tidak dihargai semuanya akan sia-sia. Skenario Tuhan jauh lebih indah dari apapun! Jangan mencoba untuk merubah takdir yang belum tentu itu yang terbaik untuk kita. Sejatinya...