009

84 18 1
                                    

"AHH B*NGS*T!" Rico mengacak rambutnya frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AHH B*NGS*T!" Rico mengacak rambutnya frustasi.

"Gimana caranya gue akhirin pertunangan gue sama dia, sialan!"

Rico kembali mengingat perkataan gadis yang tadi baru saja menemuinya di rooftop sekolah. 'tinggalin dia atau aku yang pergi ninggalin kamu,' seperti itulah yang gadis itu ucapkan pada dirinya.

Cklek

Pintu rooftop terbuka, dan menampilkan sosok Harvest yang masuk ke rooftop tersebut sambil menghisap rokoknya, ia pun berjalan dan langsung mendudukkan dirinya di sofa.

Rico menghampiri Harvest. "Lo mau bantuin gue buat akhirin pertunangan gue?"

Harvest membuang puntung rokoknya yang tersisa separuh, ke asbak yang ada di meja depannya, dia menatap Rico yang berdiri di sampingnya. "Nggak,"

Rico berdecak kesal. "Gue tahu lo suka sama Zora,"

"Terus?"

"Gue relain Zora buat lo, dan lo bebas ambil dia,"

Harvest berdiri dan..

Bugh

Harvest menonjok wajah Rico. "Zora bukan barang! Yang bisa lo kasih begitu saja!"

"Gue nggak perduli, intinya gue nggak suka sama dia!" Rico menatap tajam Harvest.

"Ingat Ric, suatu saat lo akan nyesel udah sia-siakan dia," setelah itu Harvest berjalan meninggalkan Rico.

Zora segera berlari saat melihat knop pintu yang bergerak, Harvest keluar dari rooftop tersebut, ia tidak melihat keberadaan Zora, karena gadis tersebut lebih dulu berlari.


Zora duduk di kursi taman belakang sekolah, sebenarnya tadi dia di kantin dan ikut bergabung dengan Ata, Nauval, dan Daniel, dia pergi ke toilet saat makanannya sudah habis, namun di koridor dia melihat Harvest yang berjalan menuju rooftop, Zora pun berinisiatif untuk mengikuti langkah Harvest, ternyata dia melihat Harvest yang akan merokok di rooftop, ia hendak meninggalkan rooftop tersebut, namun ia urungkan saat mendengar suara pria yang sangat ia hapal.

"Gue bisa aja tinggalin lo, tapi gue nggak tahu gimana nanti sakitnya gue tanpa lo," lirih Zora.

"Zora!" Zora langsung berdiri dan memeluk Rea, yang baru saja menghampirinya.

Rea membalas pelukan Zora. "Gue khawatir saat lo nelpon gue dan nyuruh gue ke taman, ada apa?"

Zora melepaskan pelukannya, ia kembali duduk, Rea pun duduk di sebelahnya.

"Gue nggak mau ngelepas Rico," lirih Zora.

Rea memutar bola matanya malas, lagi-lagi Rico yang membuat sahabatnya ini menangis. "Tenangin dulu diri lo Ra,"

"Gue cinta sama Rico Rea,"

"Gue tahu, tapi.. apakah Rico juga cinta sama lo?"

Zora menggelengkan kepalanya, dia sendiri juga tidak tahu gimana perasaan tunangan nya itu terhadapnya. "Gue mau buat dia nerima gue,"

Bertahan atau pergi(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang