010

106 19 4
                                    

"Ata, Zora belum bangun?" Tanya Adistia seraya menatap Ata yang kini sedang sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ata, Zora belum bangun?" Tanya Adistia seraya menatap Ata yang kini sedang sarapan.

"Nggak tahu mah," jawab Ata, tanpa menghentikan aktifitas makannya.

"Coba mamah samperin Zora ke kamarnya." pintah Artha

Adistia berjalan menaiki tangga, langkahnya terhenti saat melihat Zora yang akan turun dari tangga.

"Mau ngapain mah?" Tanya Zora.

Adistia menatap aneh Zora dari atas sampai bawah, pasalnya putrinya itu saat ini menggunakan jeans putih panjang, dan kaos oversize lengan pendek berwarna coklat "kamu mau kemana?"

"Oh ya, Zora hari ini nggak sekolah, soalnya Zora mau jenguk Rico,"

Adistia mengetahui musibah yang menimpa calon mantunya itu, tentu saja putrinya ini yang ngasih tahu. "Yaudah, tapi kamu sarapan dulu ya,"

Zora menggelengkan kepalanya. "Tadi Zora udah makan roti yang tadi malam Zora beli,"

Zora menyalami tangan Adistia. "Zora pamit!"


Zora menghampiri Artha. "Pah, Zora nggak sekolah, Zora mau ke rumah Rico," ia pun menyalami tangan Artha, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah.

"Gila deh," cibir Ata saat melihat Zora berlari.


Rico duduk di brankar nya, gara-gara kejadian semalam dirinya harus dirawat di rumah sakit, karena banyak luka yang dia dapatkan akibat kejadian semalam.

Rico mengambil ponselnya saat ponselnya berdering.

~my mine calling~

"Sayang!"

'ihh kamu kenapa kena musibah sih, padahal kan rencananya pulang sekolah aku mau nonton bareng kamu,'

"Kan aku nggak tahu sayang," Rico menghembuskan nafasnya pasrah.

'Yaudah deh semoga kamu cepat sembuh ya sayang'

"Kamu pulang sekolah kesini kan?"

'maaf sayang, aku nggak bisa soalnya mau nonton,'

"Owh yaudah,"

Rico berdecak kesal saat sambungan telponnya diputuskan oleh sang kekasih.

Sementara di balik pintu ruangan Rico, Zora tersenyum pedih, saat mendengar pembicaraan tunangan nya itu dengan sang pacar, ia pun mencoba menetralkan ekspresi nya, ia membuka pintu ruangan Rico. "Selamat pagi tunangan nya Zora," Zora berjalan menghampiri Rico.

Rico terkejut melihat Zora, namun dia dapat menutupi ekspresi terkejutnya. "Dari kapan disini?"

"Baru kok," jawab Zora dia kali ini kembali berpura-pura tidak mendengar apapun.

"Kamu belum makan kan?"

"Udah."

"Owh yaudah deh, padahal aku udah bawain nasi goreng spesial buatan bunda kamu," kali ini Zora tidak berbohong, tadi sebelum kesini dia memang mampir ke rumah Rico, dan bundanya pria itu menitipkan nasi goreng untuk Rico.

Bertahan atau pergi(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang