Rea mendengus kesal, dia menatap Zora yang saat ini sedang duduk di kasurnya. "Lo ngapain kesini?" Tanyanya sinis.
"Gue mau lo putusin Rico,"
Rea berdecih. "Enteng bener mulut lo, sadar Zora! Rico tuh nggak cinta sama lo,"
Zora menatap dingin Rea. "Itu karena kehadiran lo,"
"Terserah lo mau bilang apa, gue nggak perduli, karena gue cinta sama Rico," desisnya.
"Gue mohon Re, lo tahu kan gimana sayang nya gue sama Rico?"
"Mending lo pergi dari sini!" Rea menarik paksa tangan Zora.
"Gue nggak akan pergi sebelum lo putusin Rico,"
"Oke! Jangan nyesel setelah ini,"
Rea mengacak-acak rambutnya, kemudian ia menampar-nampar pipinya berkali-kali.
Zora menatap Rea. "Lo ngapain Rea?!" Sentaknya.
Setelah membuat penampilan nya yang acak-acakan, Rea pun mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Hiks aku takut Rico! Ampun Zora!"
Zora sadar kalau saat ini Rea sedang menelpon tunangannya itu. "Lo gila Rea!"
Plak
Bukan tangan Zora yang menampar pipi Rea, namun Rea sendirilah yang menampar pipinya itu.
'aku segera kesana sekarang!'
Putus Rico dari seberang sana, setelah itu sambungan telepon langsung dimatikan oleh Rea.
"Brengsek lo Rea!"
Rea tersenyum smirk. "Makannya nggak usah macam-macam lo sama gue,"
Rico turun dari motornya, ia langsung masuk ke rumah Rea, kebetulan gadis itu hanya tinggal dengan pembantunya, kedua orang tua gadis itu bekerja diluar negeri.
"Langsung keatas aja den," Rico langsung naik keatas untuk menuju kamar Rea.
Cklek
Rea langsung menjatuhkan dirinya saat melihat knop pintu yang bergerak.
"Rea!"
Rico berlari masuk kamar Rea dan langsung memeluk gadis itu.
"Lo sandiwara banget sialan!" Zora menatap tajam mereka, lebih tepatnya kearah Rea.
Rico melerai pelukannya, ia berdiri dan menatap tajam Zora. "Lo kasar banget Zora!"
"Lo cuman mendengar, tapi tidak melihat, jadi jangan berasumsi sendiri,"
Rea pun bangkit dan memeluk lengan Rico. "Tadi Zora kesini, terus dia nyuruh aku putusin kamu, aku nggak mau, eh dia malah nyiksa aku, aku sebenarnya mau balas, tapi aku nggak bisa, bagaimana pun juga Zora itu sahabat aku," Rico mengelus rambut panjang Rea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan atau pergi(END)
Teen FictionTentang sebuah paksaan yang berakhir duka. Sebanyak apapun berjuang, jika tidak dihargai semuanya akan sia-sia. Skenario Tuhan jauh lebih indah dari apapun! Jangan mencoba untuk merubah takdir yang belum tentu itu yang terbaik untuk kita. Sejatinya...