014

99 17 12
                                    

Jika biasanya saat jam istirahat tiba, Zora akan mengajak tunangannya itu ke kantin, namun kali ini dirinya langsung pergi berlalu meninggalkan kelas, saat bel istirahat berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika biasanya saat jam istirahat tiba, Zora akan mengajak tunangannya itu ke kantin, namun kali ini dirinya langsung pergi berlalu meninggalkan kelas, saat bel istirahat berbunyi.

Rico menatap kepergian Zora, tumben sekali gadis itu tidak mengajak dirinya, pikirnya.

Brak

Murid yang ada di kelas 12-1 menatap Nauval yang tadi menggebrak meja. "Itu beneran Zora tunangannya Rico kan?!" Tanya Nauval, karena dirinya merasa aneh dengan sikap Zora yang tidak menempeli Rico.

Bukannya mendapatkan jawaban, Nauval malah melihat satu persatu murid meninggalkan kelas. "Setan lo semua!" Teriaknya, karena dirinya merasa diabaikan.

Nauval menghampiri Rico yang saat ini masih duduk di tempat, sedangkan ketiga sahabatnya dan murid lainnya sudah pergi meninggalkan kelas, hanya tersisa dia dan Rico.

"Lo nggak ke kantin?" Tanya Nauval.

Rico berdiri, kemudian berjalan keluar kelas, tanpa memperdulikan sahabatnya itu.

"Lo juga setan! Rico!" Ia pun pergi meninggalkan kelas.


"Jadi.. sekarang lo mau nyerah?" Tanya Rea, saat ini dia sedang menemani Zora di perpustakaan, gadis itu sedari tadi hanya menatap kosong kedepan. Rea memutar bola matanya malas saat menatap Zora yang seperti tidak ada semangat-semangatnya.

Zora mengangguk lemah. "Entar kalau kecewa gue udah hilang, gue berjuang lagi,"

Rea berdecak kesal, dia sangat marah saat Zora menghampiri kelasnya dan mengajaknya untuk ke perpustakaan, dia tadinya ingin menghajar Rico saat Zora mengatakan kalau Rico selingkuh dari sahabatnya itu, namun Zora mencegahnya, dia bilang. 'biarin aja dulu, kalau waktunya udah tepat, gue sendiri yang akan hajar tuh cowok,' sebenarnya dia tidak percaya dengan sahabatnya itu, karena yang dia ketahui, sahabatnya itu sangat bucin sama tunangannya, mana mungkin kan ngehajar tunangannya itu, namun ia pura-pura percaya aja.

"Ngomong-ngomong lo kenal nggak sama selingkuhan cowok brengsek itu?" Tanya Rea dengan penasarannya.

"Nggak, karena posisinya dia menghadap belakang," jawab Zora.

Rea menghembuskan nafasnya legah. "Kantin yuk Ra," ajaknya.

Zora menggelengkan kepalanya. "Lo duluan aja,"

Rea menganggukkan kepalanya. "Gue pergi ya, soalnya perut gue laper banget," Zora hanya berdehem menanggapi ucapan sahabatnya itu. Rea pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari perpustakaan itu.


Setelah selesai membeli makanan yang akan dirinya makan, ia melangkahkan kakinya menghampiri meja Rico dan sahabat-sahabatnya.

Rea langsung mendudukkan tubuhnya di kursi yang biasanya diduduki oleh Zora, tepatnya di sebelah Rico.

"Zora mana?" Tanya Daniel.

"Perpustakaan," jawab Rea.

"Ngapain?" Kali ini Ata yang bertanya.

Bertahan atau pergi(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang