"udahlah Nauval, Bianca juga nggak bakalan mau sama buaya kayak lo, ya kan Bi?"
Bianca mendengus kesal menatap kedua pria di depannya ini, dia hanya ingin menghabiskan waktu istirahat nya dengan makan di kantin, namun kedua pria itu terus saja mengganggunya. "Lo berdua diem deh! Gue lagi makan juga,"
Dia adalah Bianca Arabella Sky siswi baru di sekolah sma pelita bangsa, dan dia pun berada di kelas 12-1.
"Daniel, lo nggak tau aja kalau gue itu punya seribu satu jurus buat naklukin cewek," Nauval bersedekap dada dengan sombongnya.
"Eh dua pria yang duduk di samping meja kalian tuh siapa?"
Nauval melirik sebelah mejanya. "Owh dia kasmat sama Jarwo," jawabnya.
Bianca berdecak kesal. "Maksud gue yang di kelas 12-1 bukan yang di kantin,"
Daniel terkekeh. "Harvest sama Ata,"
Bianca menganggukkan kepalanya.
Srett
Ata yang baru saja datang, menatap mereka bertiga, setelah itu ia mendudukkan dirinya di sebelah Bianca.
"Ngapa muka lo di tekuk gitu?" Tanya Nauval.
"Kesel gue sama Zora dan Rico bolos kok berbarengan,"
"Ya kan mereka nggak masuk karena kejebak hujan, lo berisik anjirt," Daniel mendengus kesal menatap Ata.
Ekhem
Bianca menatap Ata, ia pun mengulurkan tangannya. "Gue Bianca Arabella Sky, panggil aja Bianca,"
"Tau, kan lo sekelas sama gue," Ata menatap Bianca tanpa minat.
Bianca tersenyum canggung.
"Eh Harvest kemana?" Tanya Nauval.
"Perpustakaan," jawab Ata.
"Zora!!"
Rea datang dan langsung menepuk pundak Bianca yang dia kira Zora.
"Siapa?" Tanya Bianca bingung.
Rea sedikit terkejut dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gue kira lo Zora sahabat gue," jawabnya kikuk.
"Zora nggak masuk hari ini, lebih tepatnya bolos," ujar Ata.
Nauval menggelengkan kepalanya. "Makannya jangan ceroboh,"
"Eh kenalin nama gue Bianca, murid baru di kelas 12-1," Bianca mengulurkan tangannya.
Rea tersenyum tipis. "Gue Rea, eh gue duluan ya, nggak ada Zora juga disini," dia pun pergi berlalu tanpa menanggapi tangan Bianca.
Bianca menarik kembali tangannya.
"Udah nggak usah dipikirin, Rea emang gitu, nggak mudah akrab sama orang baru," Nauval peka saat melihat ekspresi Bianca, Bianca hanya menganggukkan kepalanya paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan atau pergi(END)
Teen FictionTentang sebuah paksaan yang berakhir duka. Sebanyak apapun berjuang, jika tidak dihargai semuanya akan sia-sia. Skenario Tuhan jauh lebih indah dari apapun! Jangan mencoba untuk merubah takdir yang belum tentu itu yang terbaik untuk kita. Sejatinya...