Zora turun dari motor Harvest, Harvest pun turun sesudah dia membuka helm dirinya, kemudian dia membukakan helm yang Zora pakai.Zora tersenyum menatap Harvest, perlakuan pria itu membuat hatinya merasa senang. "Makasih," ujar Zora setelah Harvest membukakan helm dirinya.
"Sama-sama, ngomong-ngomong jalan sama aku suka nggak?" Tanya Harvest.
Zora menganggukkan kepalanya semangat. "Suka banget," jawabnya antusias.
Harvest pun gemas dengan tingkah Zora, ia pun mengusap kepala Zora. "Lucu banget," ujarnya.
Keduanya sama-sama terdiam saat melihat motor yang mereka kenali menghampiri mereka.
Pria di motor tersebut membuka helmnya, kemudian turun dari motor dan berlari menghampiri Zora. "Zora!" Pria tersebut langsung memeluk Zora.
Zora masih diam mematung, tanpa ada niatan membalas pelukan mantan tunangannya itu, yang tak lain adalah Rico.
Sementara Harvest langsung membuang mukanya, dan tidak menatap mereka berdua.
Rico melepaskan pelukannya, kemudian dia memegang kedua tangan Zora. "Kamu nggak kangen sama aku?" Tanya Rico, saat merasakan gadis itu tidak membalas pelukannya.
Sedangkan Zora masih dilanda kebingungan, apalagi saat Rico memanggilnya kamu, bukan elo lagi.
"Ra?"
Zora langsung melepaskan kedua tangan Rico yang tadi memegang tangannya.
"Kenapa kamu berubah? Kamu nggak senang aku kembali?"
Zora menggelengkan kepalanya. "Aku senang, tapi kita udah beda Rico,"
"Apanya?" Tanya Rico bingung, kemudian dia baru menyadari jika disampingnya Zora ada sahabatnya.
"Lo kenapa bisa sedekat ini sama Zora?" Tanya Rico seraya menatap Harvest dengan tatapan bingung.
Zora langsung menggandeng tangan Harvest. "Hubungan kita berdua lebih dari teman," ujar Zora.
Rico terkejut saat mendengar ucapan Zora. "Nggak mungkin,"
"Bunda kamu sendiri yang mengakhiri pertunangan kita Rico, nggak mungkin kamu nggak tahu," ujar Zora berusaha meyakinkan.
"Kamu nyerah begitu saja?" Tanya Rico.
"Stop Rico, aku capek jika harus kembali berjuang," jawab Zora.
Rico melepaskan tangan Zora yang tadi menggandeng tangan Harvest, kemudian dia memegang tangan gadis itu. "Ayok berjuang sama-sama Ra, nyatanya aku benar-benar mencintaimu," ujarnya.
Zora bingung harus menanggapi ucapan Rico dengan apa, jika ditanya apakah dirinya masih mencintai pria itu? Tentu saja jawabannya 'iya' namun kali ini dia tidak boleh egois, bagaimanapun juga dirinya telah memilih Harvest sebagai masa depannya. "Maaf," lirih Zora, dan melepaskan genggaman tangan Rico.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan atau pergi(END)
Novela JuvenilTentang sebuah paksaan yang berakhir duka. Sebanyak apapun berjuang, jika tidak dihargai semuanya akan sia-sia. Skenario Tuhan jauh lebih indah dari apapun! Jangan mencoba untuk merubah takdir yang belum tentu itu yang terbaik untuk kita. Sejatinya...