017

96 18 19
                                    

"lagian lo ngapain sih punya banyak cewek?" Tanya Daniel seraya menatap Nauval yang saat ini sedang menghisap vape nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"lagian lo ngapain sih punya banyak cewek?" Tanya Daniel seraya menatap Nauval yang saat ini sedang menghisap vape nya.

"Selagi belum ada ikatan sama satu cewek, jadi gue bebas buat punya pacar lebih dari satu,"

"Nyindir gue lo?" Rico menatap tajam Nauval.

Nauval tersenyum smirk. "Emang gue ada nyebutin nama lo?"

"Bangsat," setelah itu Rico memilih untuk meninggalkan basecamp.

"Ngapa tuh anak?" Tanya Ata, saat ini dirinya baru saja memasuki tempat basecamp.

"Siapa?" Tanya Daniel.

"Rico, tadi gue lihat dia keluar dari basecamp, misuh-misuh nggak jelas," jawabnya.

"Tadi salah beli pembalut dia, harusnya yang ada sayapnya, eh sih Daniel beli nya yang kaga ada sayapnya, jadinya gagal deh dia terbang ke luar angkasa," jawab Nauval panjang lebar.

Ata menggelengkan kepalanya, setelah itu ia mendudukkan tubuhnya di sofa. "Nyesel gue nanya sama lo," ujarnya.

Brak

"Bangsat siah!" Daniel terlonjak kaget saat seseorang menendang pintu.

"Oh kaget ya?" Orang tersebut tersenyum kikuk seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Lo siapa?" Tanya Ata menatap pria yang baru saja masuk kedalam basecamp.

"Abang gue," jawab Harvest yang baru saja datang.

Daniel menatap keduanya secara bergantian. "Satu dingin kayak utub Utara, satu lagi panas kayak gurun pasir,"

"Bacot," cibir Harvest.

"Nama lo siapa bang, asik juga nih kayaknya lo," Nauval menatap Vernan dengan bertanya-tanya.

"Vernan nih bos, ganteng kan gue?" Vernan menaik turunkan alisnya.

"Kayaknya lo lebih cocok jadi Abang Daniel deh," ujar Ata.

"Iya ya, sama-sama ganteng kita," Daniel berdiri dan merangkul pundak Vernan. "Mirip kan?"

Harvest menganggukkan kepalanya. "Sama-sama mirip monyet," ujarnya.

Vernan melepaskan tangan Daniel. "Lo mirip babi," dia menoyor pelan kepala Harvest.


Zora menatap berbinar kue coklat yang sudah siap di meja makan.

"Selamat malam, ada yang bisa Zora bantu?" Tanya Zora saat melihat Rico menghampirinya.

Rico berdecak kesal. "Lo ngapain di rumah gue?"

Zora mengangkat kue tersebut, ia menyodorkan kue tersebut ke hadapan Rico. "Buatan Chef Zora nih, buat mas tunangan,"

"Halah bacot!"

Brak

Rico menepis kue tersebut, sehingga kue tersebut jatuh dilantai begitu saja, Zora menatap nanar kue tersebut.

Bertahan atau pergi(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang