3. Yeonjun

188 32 3
                                    

Yeonjun menghela nafasnya lelah, menatap lekat kearah semua dosen yang hadir di rapat kali ini. Dia gak tau harus nanggepin kaya gimana lagi setelah dapet keluhan dari beberapa mahasiswa sejak dua hari yang lalu

"Apa ada pertanyaan?" suara lembut itu kembali terdengar diruangan rapat yang dipenuhi oleh dosen dan beberapa staff universitas milik si sulung kim, dibalas dengan gelengan kepala dari peserta rapat disana

Mengangguk sebentar sebelum melirik kearah yeonjun yang sudah menyenderkan tubuhnya di kursi, terlalu lelah dengan permasalahan kali ini yang membuat laki-laki itu tak habis pikir

"Baik jika tidak ada pertanyaan lagi, saya harap permasalahan kali ini tidak terulang dimasa yang akan datang" ujarnya lagi seraya membereskan beberapa barang miliknya, kemudian menatap yeonjun yang sudah berdiri dari duduknya

"Saya harap ini adalah terakhir kalinya untuk pihak universitas mendapat keluhan dari mahasiswa karena kinerja dosen yang tidak sesuai, kalian disini sebagai pendidik, jangan memanfaatkan jabatan kalian untuk mendapat keuntungan pribadi" dan setelahnya yeonjun langsung saja pergi meninggalkan ruangan rapat, tidak ingin semakin memperlihatkan emosinya kepada para dosen yang belum tentu bersalah disana

Yeonjun tau yang bersalah adalah oknum yang tidak bertanggung jawab, tidak semua dosen seperti itu. Tapi tetap saja yeonjun kesal setengah mati karena kelakuannya yang tidak mendidik

Mengambil kesempatan dari para mahasiswa yang sedang memerlukan bantuan untuk tugas kuliahnya, membantu dan meminta bayaran yang tidak bisa dibilang sedikit

"Yeonjun, gila nih anak WOI TUNGGUIN ANJING" kesal asistennya yang berlari mengejar yeonjun yang sudah berada diujung koridor, berjalan ke ruangan pribadinya di universitas miliknya

"Bahasa lo dijaga" tegur yeonjun setelah asisten terpercaya nya itu sudah berada didekatnya, lalu dibalas dengan ledekan menyebalkan setelahnya

"Halah lo kalau udah diruangan juga pasti bakal ngumpat sepuas hati, gausah munafik pren" balas laki-laki itu tidak mau kalah, melirik kearah teman sekaligus atasannya

"Untung sepi loh, ren"

"Iya iya maaf dah iya" mengalah, males debat sama yeonjun yang kadang pake argumen penuh logika dan penafsiran yang dia gak ngerti

"Oiya renjun, gue ada jadwal lagi gak nanti siang?" tanya yeonjun menatap asistennya menuntut jawaban, dia gak lupa sama janjinya buat jemput si kembar nanti pas pulang sekolah

"Gak ada, paling ngerjain berkas doangan" jawab renjun seraya menyimpan barang-barangnya di meja kerjanya, ruangan dia tepat didepan ruangan yeonjun. Makanya bisa nyimpen barangnya dulu sebelum ngikutin yeonjun buat ngasih beberapa berkas yang harus ditandatangani

"Lo mau pergi?" tanya renjun memberikan berkas kearah yeonjun, lalu diterima dengan baik oleh si sulung kim. Mulai membaca dan menandatangani berkas-berkas yang berkaitan sama universitas

"Iya, jemput buntut gue sama si kembar" jawab yeonjun yang langsung saja membuat renjun mengangguk-anggukkan kepalanya paham

"Balik lagi kesini kan?"

"Engga"

"Gue ambil aja posisi lo deh ya, muak gue jadi asisten berasa yang punya nih universitas" sewot renjun membanting kertas yang dia pegang, kesal juga lama-lama sama yeonjun yang suka lupa punya kerjaan berakhir dia yang ngerjain

"Lah? lo kerja disini jadi apa?"

"Asisten lo"

"Yaudah, tugas lo meringankan tugas gue" balas yeonjun yang setelahnya langsung saja terjungkal ke belakang karena mendapat lemparan pulpen di dahi mulusnya, meringis kecil karena melihat renjun sudah menatapnya kesal

BLUE & GREY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang