Jeno dengan cepat turun dari mobilnya, berlari dengan kecepatan penuh tanpa mempedulikan pintu mobil miliknya yang masih terbuka karena tak sempat ia tutup karena terburu-buru
Membuka pintu rumah yeonjun dengan kasar dan menuju ruang tengah, ruangan tempat semuanya berkumpul dan berdiskusi harus mengambil jalan apa untuk menemukan si kembar kim
Jeno terengah-engah, menatap semua orang yang ada disini dengan bergantian. Ketujuh sahabatnya sudah ada disana, duduk bersebelahan dengan soobin memegang tangan yeonjun erat. Ada juga beomgyu, taehyung, dan yang jeno tau teman dari taehyung sejak masa menjadi idol dulu
"Gimana? lo punya apa?" san yang sudah sampai lebih dulu ketika mendengar kabar buruk tentang si kembar langsung menarik jeno mendekat, lalu menatap sahabat laki-laki yang ia kenal karena datang sebagai penonton di olimpiade waktu itu
"Rim... laptop lo?" serim mengangguk, mengambil laptop yang jeno maksud dan menaruhnya diatas meja. Membuat jeno langsung terpontang-panting mendekat ke serim karena kakinya yang lemas
"Lo baru banget sampe, jen?" yohan yang memang menyempatkan diri untuk datang mencari sampai mana pencarian dilakukan bertanya kepada jeno, menatap temannya itu yang bahkan masih rapih dengan setelan jas kantorannya
"Iya, gue gak ada waktu buat istirahat" ujar jeno yang langsung saja merogoh saku jas nya, lalu mengeluarkan kertas kecil yang sudah lecek itu kearah serim yang menatapnya heran
"Itu apa?" wooyoung ikut terheran, mengapa jeno memberikan serim nomor telepon? hubungannya dengan si kembar apa?
"Nomor telepon? milik siapa?" suara taehyung ikut terdengar disana, membuat jeno yang masih saja terengah-engah itu menatapnya lekat
"Saya gatau, om. Tapi dihari sunoo sama jiheon hampir diculik pertama kalinya, penculik itu malah lemparin kertas ini ke saya" balas jeno dengan rasa bersalah, jika saja dia langsung memberitahu tentang ini mungkin semua yang terjadi sekarang tidak akan ada
"Dan lo baru kasih tau sekarang, jen?"
Soobin menahan tubuh yeonjun yang hampir saja berdiri dan menghampiri jeno, menatapnya penuh dengan amarah karena sang sahabat yang tidak memberitahu apapun tentang ini
"Sumpah demi apapun gue takut itu jebakan, jun. Gue rencana mau cari tau dulu sebelum kasih tau ke lo karena gue gak mau lo makin stress setelah kejadian itu, tapi ternyata perusahaan gue malah ada masalah yang harus gue beresin dulu, maaf" jelas jeno seraya menundukkan kepalanya dalam, dia tentu sangat menyesal dengan semua yang terjadi
"Udah, sekarang gak ada waktu buat kita emosi atau saling menyalahkan satu sama lain. Masih untung jeno masih simpen kertas itu dan dateng kesini buat bantu, kita fokus ke si kembar" sahut seokjin yang langsung diangguki setuju oleh semua orang, selain karena segan karena seokjin adalah yang paling tua, mereka juga setuju dengan ucapannya tadi
"Jen, lo telepon nomor ini sekarang, biar gue lacak posisinya pas lo lagi telepon" titah serim menatap jeno lekat, dibalas oleh anggukan cepat dari jeno yang langsung mengeluarkan ponselnya
Mengetik nomor telepon yang tertulis disana dan menelponnya, tak lupa juga menyalakan mode loudspeaker agar semua orang bisa mendengar percakapannya nanti
Mereka semua kompak menatap satu sama lain saat suara telepon jeno menandakan tersambung, saling menggenggam tangan satu sama lain untuk menguatkan. Terutama yeonjun, beomgyu dan juga taehyung yang sudah merapalkan doa
"Siapa?"
Semuanya membulatkan matanya sempurna, jeno sendiri langsung menatap serim dengan terkejut dan mendapatkan anggukan kepala dari teman satu kelasnya dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE & GREY 2
FanfictionSebuah keluarga yang diinginkan yeonjun sudah ia dapatkan, kebahagiaan benar-benar menepati janjinya untuk menghampiri anak itu dengan segala hal yang ia berikan kepada yeonjun. Takdir membayar semua kesendirian dan kesakitan yeonjun di masa lalu. ...