08 { Sebuah larangan }

363 41 1
                                    

"Dan ternyata, aku memang akan merindukanmu untuk waktu yang cukup lama"

[The Fate : 12-05-2023]

•••••

Sepulangnya Taehyung, Jungkook masih tak bergeming di tempatnya.
Duduk di tempat duduk itu dalam keadaan melamun.
Memandangi Koin milik Putra Mahkota yang di berikan kepadanya.

"S-sebaiknya, aku pergi ke sungai." Monolognya dengan kaku kemudian menghela napas sebelum bangkit dari duduknya.
Ia berjalan menuju rumahnya, mengambil pakaian kotor yang akan ia cuci di Sungai.

"Kau jangan sampai hilang, ya." Jungkook menaruh Koin itu di salah satu nakas kecil yang ada di kamarnya.
"Aku harap, kau tak di temukan oleh Ibu di sini." Ia menutupnya tak lupa ia kunci juga.

Ya, Jungkook harap Ibunya tak tahu.

Ia segera membawa pakaian kotornya dan keluar.
"Astaga!" Jungkook berjengit ketika mendapati Wonwoo duduk di depan rumahnya.

"Kau akan ke Sungai?"
Jungkook mengangguk.
"Aku ikut!"

•••••

"Yang Mulia, seluruh penghuni Istana mencari anda sejak pagi. Anda pergi kemana?" Jimin datang dengan tergesa-gesa ke Gerbang Utama untuk menghampiri Taehyung.

"Itu tidak penting, hari ini aku tak mau diganggu siapapun." Taehyung menepuk pundak Jimin kemudian melangkah melewati pemuda itu.

"Ibu Suri juga mencari anda, Yang Mulia."
Taehyung menghentikan langkahnya setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Jimin.

Ia terkekeh sinis.
"Mencariku? untuk apa Nenek mencariku? harusnya ia tahu dan sadar, bahwa aku pergi tanpa pamit karena ulahnya."

Jimin berbalik menatap punggung Taehyung.
Kemudian menelan ludahnya kasar.
"Tapi, sepertinya Ibu Suri ingin bertemu dengan anda saat ini."

"Sayangnya, aku tak berkenan untuk bertemu dengannya."
Taehyung tahu, Neneknya hanya akan membuat ia semakin marah.
Sifat Neneknya selalu seperti itu dan Taehyung tak suka.

"Tolong katakan pada siapapun, jangan ada yang menemuiku hari ini jika bukan aku yang memerintah."

"Baik, Yang Mulia." Jimin sedikit membungkukkan tubuhnya ketika Taehyung mulai berjalan kembali.

Taehyung tak langsung menuju ke Istana Tidurnya.
Ia pergi ke tempat Ayahnya terlebih dahulu.
Hanya ingin menampakkan batang hidungnya dan membahas sesuatu, sekaligus memberi tahu kalau ia sudah pulang.

Taehyung tahu orang tuanya pasti khawatir juga.
Apalagi ia pergi tanpa Jimin yang menemani seperti biasa.

"Putra Mahkota di sini, Baginda Raja!"
Pintu singgasana di buka, dapat Taehyung lihat wajah khawatir Ayah dan Ibunya yang tengah duduk berdampingan.

Taehyung menundukkan kepalanya memberi hormat kecil.
"Kau tahu kami khawatir? kenapa pergi tanpa pengawasan? kau bahkan tak pamit."
Taehyung mendongak menatap Ayahnya yang berada cukup jauh dari tempat ia berdiri.

"Pikiranku sangat kacau untuk sekadar memberi salam pamit kepada kalian."
Taehyung berjalan menaiki tangga untuk dapat lebih dekat dengan orang tuanya.

"Nenek lagi?" Ratu Inhwa menuangkan teh ke dalam gelas untuk Taehyung.
Taehyung tak menjawab.
Ia sedikit menyeruput teh tersebut.

"Kau ingin kami melakukan sesuatu, nak?" Taehyung menatap Ibunya.
Kemudian ia menggeleng.
"Tidak, tidak perlu. Kali ini bukan tentang pernikahan ku dengan Yoongi."
Taehyung tak mau Ibu maupun Ayahnya terlibat dalam masalah yang tak berujung ini.

THE FAFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang