21 { sapu tangan }

369 60 25
                                    

"Egois itu tak baik, tapi memilih untuk egois di tengah-tengah situasi yang tak baik mungkin bukan masalah"

[The Fate : 13-11-2023]

•••••

"Tapi kenapa Seonghwa tak mengatakan apapun padaku setelah aku mandi?"

/Flashback/

Setelah Jimin pergi, Seonghwa hanya terdiam.
Bimbang antara memberi tahu atau tidak.
"Aku jahat sekali jika tidak memberitahunya, Yang Mulia pasti sudah menanti-nanti kabar ini."

"Tapi...."

Akhirnya, Seonghwa memilih bungkam lalu melipat kedua tangannya ke atas meja dan menaruh kepalanya di sana.
Hingga Taehyung kembali masuk ke dalam dan melihat ia yang tak sengaja tertidur.

"Kau tertidur?" Taehyung berucap dengan pelan.
"Yang Mulia, maaf—"
"Ya, tidak apa-apa. Apakah kau masih ingin di sini atau ingin ke kamarmu dan melanjutkan tidur?"

Seonghwa menggeleng, "tidak, Yang Mulia. Hamba akan di sini saja, di kamar sepi sekali."
Taehyung mengulum senyum kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Mereka berbincang cukup lama, hingga membuat Seonghwa lupa akan apa yang Jimin sampaikan.
"Seonghwa, bisakah kau gerus tinta itu. Aku akan menulis sesuatu," ucap Taehyung.
"Baik, Yang Mulia.

"Wakil Perdana Menteri Min lalai sekali sampai bisa melewatkan masalah ini, para bandit itu harus disingkirkan. Kenapa dia malah menaruh masalah ini di urutan terakhir catatannya?"
Taehyung memijat pangkal hidungnya.

"Alasan anda ingin bertemu Wakil Perdana Menteri Min adalah membicarakan ini, Yang Mulia?" Seonghwa menatap Taehyung, sementara tangannya sibuk menggerus tinta yang akan Taehyung gunakan.

"Ya, mungkin sehabis aku menemui Jungkook nanti malam."

Pergerakan Seonghwa terhenti, ah benar ia melupakan amanat yang Jimin sampaikan.
"Melihatmu membantuku menggerus tinta seperti ini, membuatku teringat Jungkook. Aku jadi semakin rindu padanya," timpal Taehyung.

"Hamba dan Jungkook tak sama, Yang Mulia."
Entah mengapa nada bicara Seonghwa sedikit ketus.
Dia hanya tak suka, selalu dijadikan bahan untuk memulai perbincangan tentang Jungkook oleh Taehyung.

"Aku tak mengatakan kau dan Jungkook sama." Taehyung membalas.

"Karena tak akan ada yang bisa menyamai Jungkook ku," sambungnya dalam hati.

"Apakah tadi tak ada yang datang saat aku mandi?" tanya Taehyung.
"E-eumm, sebenarnya Jim–"

"Maaf mengganggu, Yang Mulia. Hamba kemari untuk memanggil Seonghwa, Nenek memintanya untuk menemui dia."
Ujar Dayang Park, Dayang pribadi Seonghwa.

"Ya, pergilah."

Seonghwa terdiam, haruskah ia tetap memberitahu Taehyung.

"Sepertinya tidak usah, toh nanti malam Yang Mulia memang akan ke kamarnya." Seonghwa membatin.

Kemudian bangkit dan pergi setelah membungkuk kepada Taehyung.
Sekali lagi, Seonghwa telah melakukan kesalahan bodoh yang dapat membuatnya menjadi salah satu orang yang tak dipercaya oleh Taehyung lagi jika Taehyung mengetahuinya.

Sementara itu, di kamar Jungkook.
Jungkook masih menanti Taehyung hadir.
Banyak pertanyaan yang hinggap di kepalanya.
Taehyung sedang apa? Sedang bersama siapa? Kenapa tak kunjung menemuinya? Apakah dia sibuk dengan urusan pekerjaannya?

"Jimin," dengan lirih ia memanggil Jimin yang masih sigap berdiri di dekat pintu kamarnya.
"Ada apa?"
"Yang Mulia..." Jungkook tak melanjutkan ucapannya.

THE FAFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang