06 { Lancang )

429 48 0
                                    

"Kau baik, kau sangat baik, dan aku suka dengan semua yang ada pada dirimu"

[The Fate : 26-04-2023]

•••••

"Wonwoo," Jungkook memanggil dengan pelan.
Entah kenapa rumah Wonwoo terasa begitu sepi.

Hingga Jungkook terkejut ketika pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang.
"Kau harus bercerita," itu Wonwoo.
Dengan wajah dingin dan galak ciri khasnya ia menatap Jungkook.

"A-apanya?" Jungkook gugup.
Ia kira Wonwoo tak akan bertanya-tanya soal itu.
"Jangan berpura-pura bodoh Jeon," ucap Wonwoo.
"Aku tidak berpura-pura bodoh Jeon," balas Jungkook.

Sekedar mengingatkan Wonwoo jika marga mereka sama.
"Kenapa Putra Mahkota melakukan itu padamu? Dia menyatukan keningnya dengan keningmu, lalu menggesekkan hidungnya juga,"

"Apakah tebakanku benar? Putra Mahkota tertarik padamu? Aku pikir aku benar Jung, selamat!" Timpalnya antusias.
Jungkook heran, sejak kapan temannya ini jadi cerewet?

"Tidak mungkin, tidak mungkin dia tertarik padaku, sudahlah kau ingin ku bantu mencari tanaman herbal kan? Kalau begitu ayo pergi," Jungkook hendak melangkah.
Namun Wonwoo kembali menahannya.

"Apa?! Apanya yang tidak mungkin, aku sangat yakin jika dia menyukaimu, berkacalah Jung, wajahmu lebih dari kata lumayan, itu tak menutup kemungkinan jika ia memang menyukaimu,"
Wonwoo menangkup pipi Jungkook.

"Jangan membuat aku besar kepala," ucap Jungkook sembari menjauhkan tangan Wonwoo dari wajahnya.
"Silahkan! Silahkan jika kau ingin menyombongkan diri, karena yang ku ucapkan benar adanya," Wonwoo yakin.

Jungkook mengabaikan ucapan Wonwoo.
Ia malah melirik tas jerami milik Wonwoo dan segera mengambilnya.
"Cepat sebelum aku berubah pikiran dan memilih pulang, kau tak mau mencari tanaman itu sendirian kan?" Ucapnya mengalihkan.

Ia berjalan mendahului Wonwoo.
Wonwoo yang menyadari itu segera berlari menyusul dan menyambar tasnya yang dibawa oleh Jungkook.
"Ayah dan Ibumu kemana?" Tanya Jungkook.

"Entahlah, sepertinya pergi ke Ibu Kota, menemui Paman dan Bibiku," jawab Wonwoo.
"Eumm Jung, tolong aku mencari Ginseng juga ya," timpalnya.

"Harus ada biayanya," canda Jungkook.
"Jung, kita sudah berapa lama berteman, sudah 20 tahun Jung, bayangkan itu! tidakkah kau berkenan untuk membantuku secara cuma-cuma, harga teman," ucap Wonwoo.

"Jika cuma-cuma bukan harga teman namanya, harga teman itu kau harus tetap membayar padaku meski kurang dari seperempat Yen," ucap Jungkook.

"Kau akan menjadi Istri dari Putra Mahkota, kau akan mempunyai banyak uang, kenapa masih memoroti aku?" Balas Wonwoo.
"Dia tidak menyukaiku, jangan berbicara hal aneh dan jangan bahas itu lagi," kesal Jungkook.

"Baiklah, kalau begitu aku akan membantumu, asalkan kau diam" jawabnya membuat Wonwoo tersenyum.
"Cuma-cuma kan?" Tanya Wonwoo memastikan.

"Apakah kau pikir aku benar-benar akan meminta upah darimu?" Tanya Jungkook pada temannya itu.
"Jadi kau bercanda? Sumpah Jung, kau tak bisa ditebak, candaanmu bahkan tak seperti sebuah candaan," ucap Wonwoo.

"Begitukah? Baiklah, lain kali aku akan belajar bergurau dengan Minggu," ucapnya.
"Aku tak akan mengizinkanmu bergaul dengannya," bantah Wonwoo.
"Kita sejak kecil bahkan sudah bergaul dengan Mingyu," balas Jungkook.

"Tidak Jung, jangan pernah sekalipun belajar ini itu darinya, aku tak mau kau jadi berisik seperti dia, ah memikirkannya saja sudah membuatku kepala ku pening," Wonwoo memijat pelipisnya.

Jungkook terkekeh.
Namun tak dapat dielak jika ia masih memikirkan perkataan Wonwoo di awal.
"Apakah Putra Mahkota......ah tidak tidak," batinnya.

THE FAFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang