15 { Retak }

455 50 13
                                    

"Entah aku saja yang merasa, atau memang dirimu yang terlalu memperhatikan dia"

[The Fate : 30-07-2023]

•••••

"Mau kemana lagi?" tanyanya ketika ia sadar kalau Jungkook hendak pergi menuju pintu.
"Makanannya akan datang sebentar lagi." Taehyung berbalik, menatap punggung tubuh Jungkook yang kini terhenti di tempat.

"Aku akan ke tempat Ibu, sebentar." Jungkook mulai membuka pintu kamarnya untuk keluar.
"Jangan berani untuk melangkahkan kakimu dari sana, Jeon Jungkook." Taehyung menatap Jungkook datar.

Jungkook berbalik, memandang pasrah ke arah Taehyung.
"Aku ingin bertemu Ibu," ucapnya.
"Sehabis makan, dan kau harus pergi denganku." Taehyung mendekat dan menyuruh dirinya untuk duduk.

Selang beberapa menit kemudian, makanan mereka sampai.
"Maaf menunggu lama, Yang Mulia." Dayang Shin menundukkan kepalanya pada Taehyung.

"Tidak apa-apa, oh ya kenapa Datang Shin di sini. Siapa yang akan melayani Nenek jika kau di sini?" tanya Taehyung.
"Pemuda yang datang semalam yang menggantikan posisiku, Yang Mulia. Mulai hari ini dia yang akan melayani Ibu Suri."

Dayang Eunbi yang hanya diam sejak tadi pun akhirnya berbicara, "Yoongi juga sepertinya akan berhenti menjadi Dayang pribadi Ibu Suri, Yang Mulia."

Taehyung mengernyit, kemudian bertanya,
"Nenek yang bilang begitu?"
"Ya, Yang Mulia." Kedua Dayang itu menjawab dengan serempak.

"Kali ini apa lagi yang Nenek rencanakan?" Ia memijat pangkal hidungnya dengan frustasi.

"Kami permisi, Yang Mulia."

Taehyung mengangguk dan dua Dayang itu pun pergi.

Jungkook hanya mengerjapkan matanya ketika Taehyung masih saja memijat-mijat pangkal hidungnya.
"Kenapa hanya menatapku, makanlah makananmu." Taehyung terkekeh.

Sementara Jungkook gelagapan sendiri.

Di tengah-tengah acara makan pagi ini.
Taehyung mengajukan pertanyaan yang membuat Jungkook sedikit sulit untuk menjawabnya.
"Jika pemuda itu benar akan menjadi selir ku, apakah kau tak marah?"

Suara berat itu teralun begitu lembut kali ini.
Jungkook terdiam, meremat sendok yang dipegangnya dengan gugup.
Takut salah menjawab dan malah membuat Taehyung bingung sendiri.

Hingga akhirnya, ia memilih mengangguk.

"Bicara, Jungkook. Jangan hanya mengangguk." Taehyung menatap Jungkook begitu dalam.
"Aku tak akan marah," ucapnya.

"Kau serius?"
"Ya!" Jungkook mengangguk lagi.

"Sungguh, Jungkook. Aku pun tak ingin mempunyai seorang selir, tapi ini satu-satunya cara agar Nenek mengizinkan aku untuk menikah denganmu."
Taehyung menunduk.
Jungkook tahu betul Taehyung sangat berat hati untuk menerima pemuda yang akan menjadi selirnya itu.

Sebab Jungkook pun sebenarnya tak ingin.
Ia tak ingin membagi Taehyung pada orang lain.
Tapi apa yang bisa ia lakukan selain menurut?

Ia letakkan sendok yang ia remat kuat di atas meja.
Kemudian mendekat pada Taehyung dan memeluknya tanpa ragu.
"Aku tak apa-apa jika kau mempunyai seorang selir." Jungkook berkata lirih.

Tenggorokannya terasa begitu berat untuk mengeluarkan kalimat itu, sebenarnya.

Taehyung mengangkat wajahnya, menatap Jungkook yang kini tengah memeluknya.
"Aku yang tak rela, Jungkook. Aku yang tak bisa melihatmu sakit hati jika nantinya perlakuanku pada selir itu terlalu berlebihan di matamu."

THE FAFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang