18 { Racun }

569 68 18
                                    

"Aku merasa sangat bodoh karena terlalu sering membuatmu terluka"

[The Fate : 26-09-2023]

•••••

"Tapi, bolehkah aku tahu tentang koin yang kau berikan hari itu, Yang Mulia?" tanya Jungkook sembari tersenyum kikuk sebab Taehyung menggandeng tangannya.
"Kau harus mencari tahunya sendiri, Jung." Taehyung menjawab tanpa menatap Jungkook.

"Terlalu sulit rasanya," ucap Jungkook begitu pelan.
Namun Taehyung tersenyum mendengarnya.
"Itu tidak sulit." Ia elus punggung tangan Jungkook dengan perlahan.

"Tapi, kita akan kemana sekarang?"
Jungkook mulai mengamati sekitar, merasa asing dengan tempat yang mereka lewati.
Ia memang belum menjelajahi Kerajaan ini secara keseluruhan.
Lagipula Kerajaan ini memang sangat besar.

"Mengunjungi Pangeran kecil Hajun," jawab Taehyung.
"Sudah beberapa hari ini aku tak melihat dia," lanjutnya.
Jungkook mengangguk, ah dirinya juga akan berusaha menjadi dekat dengan Pangeran kecil itu.

"Ibu, aku ingin pedang seperti itu."

"Pangeran, Ibu sudah bilang padamu kan kalau itu berbahaya?"

Taehyung terkekeh melihat seorang bocah yang akan ia temui sedang merengek dalam gendongan sang Ibu.

"Tapi kenapa Kak Baejin bisa memiliki pedang itu, aku juga mau, Ibu."
Ia meronta-ronta membuat Seokjin kewalahan.
"Pangeran, kau mau terluka? kau mau perutmu tertusuk secara tidak sengaja?"

Rontaan Hajun terhenti, wajahnya tampak sedang berpikir dua kali.
"Kak Baejin akan mengajari aku, Ibu tolong bilang pada Ayah."

Seokjin menghela napas berat, Putranya yang sudah rewel seperti ini akan susah untuk ditentang.

"Pangeran, kau tak rindu dengan Paman hmm?"
Taehyung bersuara dari kejauhan, membuat Hajun dan Seokjin menoleh.
"Paman Raja!" pekiknya.

Seokjin menggelengkan kepalanya, Hajun ternyata sudah mengetahui panggilan baru yang akan ia gunakan untuk memanggil Taehyung mulai saat ini.

"Lihatlah Paman membawa siapa kemari? Kau tak ingin memeluknya? Saat itu kau bilang kau sedih tak sempat memeluk calon Bibi Ratu mu ini."

Hajun merosot dari gendongan Seokjin, berlari menghampiri Taehyung dan Jungkook.
Ia memeluk kaki Jungkook sembari mendongak menatap calon Bibi barunya.

"Bibi semakin cantik." Ia tersenyum pada Jungkook.
"Itu adalah alasan dia memanggilmu dengan panggilan Bibi, dia bilang kau cantik." Taehyung berbisik pada Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk dan tersenyum maklum.
Sebenarnya agak sulit untuk membiasakan diri dengan panggilan itu.
Bagaimanapun juga dia masih seorang laki-laki, tapi akan Jungkook usahakan untuk terbiasa.

"Kau tidak keberatan kan?" tanya Taehyung.
"Ya, tidak apa-apa."

Jungkook pun menunduk untuk mengangkat tubuh Hajun.
"Pangeran suka memanggilku dengan panggilan itu?" tanya Jungkook.
Hajun mengangguk, "Bibi cantik," jawabnya sembari menepuk-nepuk pipi Jungkook.

Seokjin berjalan menghampiri sang Putra.
"Jungkook, pagi tadi aku benar-benar senang kau mau pulang lagi kemari." Seokjin tersenyum.
"Ah begitu kah? Terima kasih dan maaf telah membuat kalian semua khawatir." Jungkook sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Tidak apa-apa, tapi tolong jangan pernah pergi lagi. Kau tak tahu seberapa frustasinya Raja kita ini saat kau tak kunjung pulang." Seokjin melirik Taehyung yang tampak acuh.

Sementara Jungkook hanya tersenyum meringis, merasa bersalah telah membuat Taehyung kalang kabut karena dirinya.

"Ah aku lupa, aku harus ke tempat Ibu. Mari Pangeran, Nenek membuat sesuatu untukmu," ucapnya dan hendak menggendong Hajun.

THE FAFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang