1. Black Mamba

198 8 1
                                    

Isi kepala mereka pun dipenuhi oleh pertanyaan sekaligus ketakutan yang menghantui mereka. Rasanya ingin menyerah dengan realita hidup. Tetapi jika mereka menyerah tempat tinggal mereka akan hancur! Dan semua orang yang mereka sayangi akan mati sia-sia dan mereka akan hidup dalam penyesalan. Satu-satunya jalan agar kota itu tetap aman dengan cara menyelesaikannya. Hanya itulah satu-satunya jalan yang muncul pertama kali dalam pikiran mereka. Walau mereka tahu itu adalah jalan satu-satunya, tetap saja rasa takut, gelisah dan cemas memenuhi hati mereka dan jantung mereka yang tiba-tiba saja berdebar begitu cepat.

"AKH!!! KENAPA HARUS DIA YANG KEMBALI?! BUKANKAH KITA SUDAH PERNAH MEMBUNUHNYA?! MENGAPA IA BISA HIDUP KEMBALI?!" Agen Clover mengatakannya dengan penuh emosi. Ia ingat betul  jika mereka sudah membunuhnya dan Black Mamba menghilang menjadi serpihan abu dan abu tersebut pun terbawa jauh akibat udara di kota tersebut yang amat kencang. Saat itu keadaan kota menjadi kota mati. Tidak ada satupun manusia yang dapat hidup dengan udara yang sudah tercemar. Bahkan para agen harus mengeluarkan banyak uang untuk mensterilkan udara kota tersebut.

"Benar juga apa katamu. Mengapa dia bisa kembali? Bukankah dia sudah menjadi abu?" Agen Spade adalah seseorang yang dapat mengatur emosinya. Tidak seperti ketiga orang lainnya. Jika ditanya siapa orang yang paling bisa menghadapi situasi genting dengan tenang tentu saja jawabannya adalah agen Spade.

"Tidak. Dia tidak mati sepenuhnya. Seingatku ada seseorang yang tiba-tiba saja mengirimkan pesan kepadaku dan mengatakan bahwa dia akan membangkitkan Black Mamba," agen Heart mengatakannya begitu tenang. Mendengar hal itu, ketiga agen lainnya yang mendengar itu tentu terkejut. Bagaimana bisa hal seperti itu tidak dilaporkan kepada mereka?

"Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?" Agen Clover benar-benar sebal dengan temannya yang satu ini. Lagi-lagi semua orang yang berada di dalam ruang meeting terdiam. Tenggelam di dalam lautan pikiran mereka. Mereka berempat harus memikirikan strategi sedemikian rupa agar tidak membuat masyarakat panik dan tujuan utamanya adalah membuat Black Mamba tidak mengetahui rencana mereka sama sekali.

"Baiklah! Karena ini adalah situasi genting kuperintahkan kalian untuk mencari identitas Black Mama sedalam mungkin! Jangan sampai ada yang terlewatkan. Dan rapat akan kembali diadakan minggu depan,"  agen Diamond kali ini angkat biacara dan memecahkan keheningan. Semuanya setuju dengan ide agen Diamond. Dikarenakan mereka sudah melupakan identitas Black Mamba sepenuhnya.

"Baiklah, aku hari ini akan lembur saja," agen Spade pun keluar dari ruang rapat diikuti dengan temannya yang lain. Mereka masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi oleh layar-layar proyeksi yang ditayangkan untuk memantau situasi pusat kota. Semuanya terlihat baik-baik saja. Belum ada yang mengalami kerusakan.

"Shield yang kita buat 2 tahun lalu masih aman, bukan?" Tanya agen Heart kepada agen Spade. Terlihat jelas jika perlindung yang mereka pasang masih mengurung kota itu di dalam bola besarnya. Siapapun yang ingin masuk ke dalam kota Overheims harus memiliki gen Overheims. Atau bisa dibilang memiliki keluarga di kota Overheims.

Mereka melakukan semua ini agar kota tersebut dapat aman tanpa ada musuh yamg menginginkan kota itu hancur. Apalagi secara ekonomi dan kemajuan teknologi mereka adalah salah satu kota paling maju dan damai. Pasti akan banyak kota lain yang iri dengan kedamaian kota Overheims.

"Jey! Kau menemukan sesuatu?" Agen  Diamond pun menghubungi sahabatnya yang merupakan mantan agen yang amat andal dalam bidang meretas dan mencari informasi. Para agen memutuskan untuk bekerja sama dengan seniornya yang sudah pensiun muda.

"Ya! Aku baru saja meneliti shield yang kalian buat. Shield itu tidak terlalu kuat untuk menahan serangan Black Mamba. Apalagi kalian kalah jumlah," jawab Jey begitu panik namun masih dalam keadaan tenang. Ia percaya jika adik-adiknya itu dapat mengurus hal ini dengan baik.

"Kalah jumlah? Apa maksudmu?" Tanya Diamond kepada Jey.

"Black Mamba memiliki pasukan sebanyak... 10 KALI LIPAT DARIPADA WARGA OVERHEIMS!" Kejutan barupun kembali menghampiri mereka. Mereka semua kebingungan dengan segala kejutan pada hari ini.

"TUNGGU... BAGAIMANA BISA BLACK MAMBA MEMILIKI PASUKAN SEBANYAK ITU, JEY?" Agen Heart yang dikenal sebagai orang yang humoris pun dapat berubah menjadi se-menyeramkan ini. Justru orang ramah seperti agen Heart yang harus dihindari ketika ia sedang marah.

"A-aku pun tidak tahu apa sebabnya. Tapi yang jelas kita membutuhkan bantuan dari kota lain," Jey pun memberikan saran yang menurutnya terbaik. Namun tidak semudah itu untuk meminta bantuan kepada kota lain. Apalagi kota mereka adalah kota yang paling damai dan maju di dunia ini. Akan sulit untuk meminta bantuan.

"Baiklah... Terima kasih atas saranmu," kontak itu pun terputuskan secara sepihak. Agen Diamond pun bersandar ke tembok dan melipat tangannya tepat di dadanya. Semuanya terdiam. Memikirkan baik-baik saran dari senior mereka itu.

"Sepertinya meminta bantuan kota lain adalah yang terbaik. Aku tahu jika ini sulit. Tapi mengapa kita tidak mencobanya dahulu?" Spade pun angkat bicara. Pikirannya sudah terlampau dewasa dibandingkan Clover yang bahkan lebih tua darinya

"Tapi kau tahu bukan? Selama ini kita bersusah payah untuk mencegah agar kota lain tidak menyerang kita! Tapi sekarang? Kita justru meminta bantuan mereka," Clover protes kepada teman-temannya itu. Sikap egoisnya itu terkadang menjadi malapetaka bagi mereka. Walau begitu mereka sama sekali tidak lelah untuk menasehatinya.

"HENTIKAN SIKAP EGO MU, CLOVER!!! DISAAT GENTING SEPERTI INI KAU MASIH MEMENTINGKAN EGOMU?! HAH?!" Heart yang sudah emosi pun berusaha memberikan pukulan kepada Clover. Namun hal itu dihentikan oleh Spade dan Diamond yang menahan Heart agar tidak terjadi keributan antara Tom and Jerry ini.

"Heart! Kendalikan emosimu. Jika kau ingin membuat keributan, kau sama saja seperti dia," Spade menasehati Heart yang sedang menatap tajam ke arah Clover. Nafas kasar terdengar dari Heart. Suasananya dingin tidak ada satupun yang ingin berbicara atau bahkan membuka topik pembicaraan.

"Heart, kau harus bisa mengendalikan emosimu. Kali ini aku memohon kepadamu," Spade pun keluar dari ruangan itu. Diamond yang melihat kepergian sahabatnya itupun segera mengikutinya dan menyisakan kedua orang ini.

"Aku tidak sudi untuk meminta bantuan orang lain," Clover pun segera pergi dari ruangan. Namun terhenti ketika Heart tiba-tiba saja menghampirinya dan menepuk bahunya untuk menghentikan langkah Clover.

"Jika kau memang siap dengan kehancuran, siap-siap saja kota  ini lenyap. Aku sangat heran mengapa kau sangat egois dengan kota ini. Sungguh aku tidak tahan," Heart pun menjeda perkataanya.

"Aku akan memberikanmu pilihan. Meminta bantuan kota lain atau mati sia-sia disini. Aku tunggu jawabanmu malam ini," Heart pun pergi dari ruangan tersebut. Clover yang mendengar pilihan itu hanya diam sembari mengepalkan tangannya dengan erat. Rahang tegasnya menegang. Sungguh sulit untuk menentukan ini sebagai orang yang amat menjunjung tinggi harga dirinya.

'Sikap ego dapat membawa malapetaka.' Kalimat itu ada dan terjadi kepada Clover. Ia adalah pahlawan. Namun sangat menjunjung tinggi harga dirinya.

[]

AITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang