5. Spade

71 3 2
                                    

Mereka berempat pun sampai disebuah kamar, Hiperion pun menutup pintu portal dan melihat ke arah teman-temannya untuk memastikan keadaan ketiga sahabatnya itu. Ketiga temannya menunduk sembari tersenyum miring. Perasaan mereka kecewa bagaimana bisa rahasia sebesar ini ditutupi oleh pemimpin sekaligus sahabat mereka.

"Kalian tidak apa-apa?" Hiperion pun bertanya dengan nada penuh kekhawatiran. Namun tidak ada satupun temannya yang menjawab. Mereka masih kecewa dengan Diamond atau sekarang bisa dibilang dewa Hiperion. 

"Mengapa... Kau menyembunyikan rahasia sebesar ini? Lu nganggap kita selama ini apa?" Heart pun menatap wajah temannya dengan penuh kekecewaan. Irisnya pun menggenang air mata yang sebentar lagi siap untuk terjun. Hiperion pun berlutut dan tersenyum menatap Heart ia tahu jika teman-temannya itu kecewa dengannya tapi bagaimana lagi?

"Maafin gw karena selama ini gw nyimpen rahasia sebesar ini dengan kalian. Gw gak mau kalian dalam bahaya karena gue. Tapi gw mohon maafin gw," ini pertama kalinya dalam sejarah mitologi Yunani seorang dewa meminta maaf dengan manusia. Meminta maaf? Hal murahan!

"Tapi gak gini juga, Diamond! Lu nganggap kita selama ini bukan keluarga lu?!" Clover tersulut emosi, amarahnya berkobar di dalam jiwanya yang semestinya tenang. Spade pun menenangkan Clover dengan cara merangkul bahunya itu. 

"Maafin gw," hanya kata 'maaf' lah yang terus menerus keluar dari mulut Diamond. Sungguh hatinya seperti disambar petir berkali-kali. 

Sampai mereka berempat pun mendengar suara langkah kaki. Refleks Diamond pun menjadi siaga dan membuat pelindung yang cukup kuat untuk melindungi ketiga temannya itu. Netra mereka pun menangkap keempat wanita yang tadinya mengusir mereka dihutan Parádisa.

"Kalian ingin apa disini? Ingin menyakiti teman-teman gw? Jika begitu langkahin dulu mayat gw," Hiperion pun siap memberikan serangan. Namun terhenti ketika salah seorang wanita membalas perkataan Hiperion.

"Maafin kami sebelumnya yang sudah mengancam kalian. Kami ini hanyalah disuruh untuk menjaga hutan Parádisa dan disuruh untuk mengusir orang-orang yang berada di wilayah Parádisa," seorang diantaranya pun menjelaskan dengan nada memelas. Mereka berempat siap untuk mendengarkan penjelasan selanjutnya dari wanita itu.

"Ah iya, gw lupa memperkenalkan diri. Gw Karin biasa dipanggil Theia disini, gw dewi cahaya terang," wanita itupun berubah menjadi sesosok wanita yang penuh cahaya. Tentu cahaya amat mengerubungi dewinya begitu juga dengan dewa Hiperion sang pembuat sihir cahaya. Ia baru ingat jika ia memiliki saudara bernama Theia.

"Owh Theia. Senang bertemu kembali, saudariku." Hiperion pun membungkukan tubuhnya 90 derajat. Walau ia adalah dewa, ia tetap menghormati sekalipun wanita itu merupakan rakyatnya. Baginya wanita adalah seseorang yang patut dihargai dan tidak boleh diremehkan sama sekali.

"Dan kau pasti Aphrodite, kan? Dan kalian berdua sepertinya adalah Thetis dan Themis," tepat sasaran! Hiperion masih mengingat semua saudari yang paling dia sayangi. Keempat saudarinya pun tertawa senang dikarenakan saudara yang sudah mereka rindukan bertahun-tahun lamanya masih mengingat mereka.

"Kak, kau ingin mengalahkan Kronos dan istrinya Rea, bukan? Bagaimana jika kami bantu?" Theia pun tersenyum licik. Cahaya yang mengerubungi sang dewi semakin bersinar terang. Hiperion pun tersenyum miring dan membalas mereka dengan jawaban amat mengejutkan.

"Tentu. Tapi bagaimana caranya kita mengalahkan sok penguasa itu? Kau tahu jika istrinya itu melakukan kontrak jiwa dengan Belial?" Semuanya pun memutar otaknya untuk menemukan satu-satunya jalan keluar. Teman-temannya juga ikut berpikir walau mereka sempat kesal dengan temannya itu mereka tetap memiliki niat ingin membantu.

"Kau bilang jika istrinya melakukan kontrak jiwa dengan Belial. Seingatku Belial salah satu iblis dibawah perintah dewi Ereshkigal bukan?" Spade pun memutar kembali memorinya mengenai kejadian apa saja yang sudah terjadi. Seingatnya ia pernah membaca suatu buku tua yang berisi sejarah mitologi Yunani.

AITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang